Part 1. Perjuangan dan Awal yang Baru

4.6K 358 11
                                    





Terimakasih yang telah mengapresiasi karya ini

Happy Reading



---- Dream: So Far Away ----





Kim Taehyung

Dulu dan sekarang, rasaku masih sama. Bahagia begitu sederhana. Ialah menatap lengkung manis di bibir ayah, ibu, dan adik kesayanganku – Jungkook.

Aku tidak pernah menolak saat adikku merajuk memintaku untuk menemaninya bermain game. Tak sampai hati rasanya. Bahkan aku sangat senang saat melihatnya cekikikan dan bertingkah konyol begitu menonton kartun yang digemarinya ada dalam layar televisi. Justru aku patut bersyukur pada Tuhan karena dia satu-satunya teman yang begitu setia menemaniku di ruangan yang ibu dan ayah sebut sebagai 'kamar tidurku untuk sementara' ini.

Kalian tahu mengapa? Jujur ribuan kali aku pernah berkata bahwa aku sudah tidak tahan berada di sini. Hanya bau antiseptik, obat yang menyelimuti. Dan itu sudah berlangsung lama. Sepertinya kalau aku tidak salah hitung sudah hampir 5 tahun aku terpenjara disini. Selama itu pula semua hal dibatasi. Apa yang kulakukan, dengan siapa aku berinteraksi, semuanya. Aku hanya punya satu teman dan itu adalah Jungkook, adikku. Sekarang tahu kan?

Aku tidak menangis ketika menyadari bahwa rambut kerenku rontok, aku tidak apa-apa ketika seluruh tubuhku sangat lemas sehingga aku tidak bisa bermain bola lagi. Sungguh aku tidak apa-apa. Yang jelas, selama masih ada adikku yang menemaniku disini, aku yakin aku sanggup. Karena aku benci sendiri. Kim Taehyung kan anak yang kuat!

Pernah suatu hari aku benar-benar ingin keluar dari ruangan ini. Aku rindu rumah, sungguh. Aku rindu koleksi robotku. Aku rindu sup daging di rumah. Aku rindu halaman rumahku. Aku rindu biola. Aku rindu sekolah. Ah aku rindu semuanya!

Aku merajuk pada ibu, tapi ibu hanya menggelengkan kepalanya saja sambil mengelus kepalaku lembut. Aku ingin menangis, tapi Jungkook selalu datang padaku, dan memelukku erat seraya bergumam di dekat telingaku.

"Kak, jangan menangis. Ingat perjanjian kita. Aku pahlawan kakak. Kalau kakak ingin menangis, katakan saja padaku. Aku yakin, dalam hitungan kelima, kau akan kembali tersenyum dan melupakan keinginanmu untuk menangis. Karena air mata kakakku ini sangat berharga untuk diteteskan. Hehe.."

Meski adikku itu masih kecil, tapi entah kenapa aku selalu percaya pada perkataannya. Sungguh magis! Senyuman Jungkook selalu membuatku tenang kembali. Sungguh aku sangat bersyukur memiliki adik seperti Jungkook. Ayah dan Ibu sangat beruntung memiliki anak seperti Jungkook. Tidak sepertiku.

. . .

Kim Jungkook

Kim Taehyung. Dia kakakku. Kalau ada yang bertanya seberapa besar aku menyayangi kakakku. Dengan aku menceritakannya kau akan tahu betapa aku sangat menyayanginya.

Kakak sangat suka bermain bola. Kakak juga pintar bermain biola. Dulu saat kita pulang sekolah, kita berdua akan berlatih bersama di ruang musik yang berada di rumah. Yaa ayah mendesain salah satu ruangan khusus untuk kita bermain musik. Banyak sekali alat musik yang ayah sediakan. Karena ayahku juga memiliki hobi memainkan gitar. Ibu juga sama, Ibu sangat mahir memainkan piano dan alat musik tradisional saat masih remaja. Musiklah yang menumbuhkan rasa sayang ayah dan ibu, kata mereka.

Kakak bermain biola, dan aku bermain piano. Jangan tanya padaku apa aku bisa bermain biola karena aku sama sekali tidak bisa. Seberapa keras kakak mengajariku bermain biola, tapi aku tidak bisa juga. Sampai kakak kesal karena mengajariku dan aku hanya membalasnya dengan senyuman yang selalu bisa membuat kakak luluh. Hebat bukan?

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now