[ENDING] Part 32. Goodbye isn't About Painful

3.9K 215 99
                                    

Merawat anak yang sakit adalah kesibukan tetapku.

Tentu, kami masih menikmati kebahagiaan dari sebuah kehidupan keluarga. Rumah besar, anak-anak yang hebat, dan istri yang cantik.

Tapi di dalam itu, ada sebuah kecacatan. Rasa kalut tak berujung berpadu mengancam keutuhan fondasi dari hidup kami.

Setiap momen dari dunia kami bisa runtuh kapan saja.


---- Dream: So Far Away ----

Rintik embun menghiasi jendela setelah hujan berhenti mengguyur beberapa waktu lalu. Taehyung mengamati titik-titik air itu dari balik mobil. Setetes, dua tetes, tiga tetes perlahan melunturkan tiap bulir yang menempel, menyisakan bekas aliran memanjang. Netranya terus menatap lamat tak berkedip, meski harus sedikit meneguhkan pandangannya yang buram.

Dari balik kursi mobil yang memberikan kenyamanan sepenuhnya untuk ia bersandar, Taehyung berharap masih bisa menikmati potret luar yang ia lewati. Namun apa daya, pandangannya terhalang oleh embun yang sejak pertama sudah memenuhi kaca.

Dia begitu beruntung ketika sang ibu dengan tingkat kepekaan yang luar biasa beralih mengusap jendela yang sejak tadi menjadi objek tetapnya, hingga tak lama seluruh potret luar tergapai dalam pandangannya. Tanpa kata, tanpa suara, tanpa tanya. Usapan lembut yang menyalukan kehangatan sejenak ia dapatkan dari sang ibu membuatnya mengulas sudut bibir membentuk sudut melengkung. Ibu adalah sumber kehangatan.

"Terima-kasih, bu."

Sepanjang jalan, tak henti-hentinya matanya menelisik tiap jengkal yang terlihat. Meski penglihatannya memburam, tapi ia masih cukup mengenali beberapa objek yang terlewati. Ia hanya ingin merekam semua yang bisa ia jangkau dengan kedua matanya, seolah ingin ia simpan dengan baik di dalam ingatan. Taehyung hanya ingin menyimpan memori ini dengan sempurna, tanpa satupun terlewat.

Sampai di rumah, sang ayah mengambil kursi roda yang ada di bagasi, lantas mengangkat tubuh Taehyung dengan hati-hati ke atas kursi roda. Perlahan mereka membawanya masuk menuju tempat yang sangat Taehyung rindukan. Rumah, dengan segala kenyamanan dan kehangatannya. Senyuman tidak pernah absen dari celah bibirnya, seolah memang inilah yang ia dambakan dan tunggu-tunggu sekian lama.

Hingga sampai ruang tengah, ayahnya kembali mengangkatnya dengan lembut, seolah dia adalah harta paling berharga yang ayahnya miliki. Taehyung dipindahkan ke sofa yang lebih nyaman. Perlakuan ayah dan ibu selalu membuatnya tersentuh. Meski ia hanya bisa pasrah dengan perlakuan manis ayahnya mengingat tubuhnya yang tidak bisa lagi ia andalkan.

Perlahan tangan ayah dengan penuh kehati-hatian meletakkan kepalanya pada sandaran sofa lalu disusul dengan tubuhnya. Tak lupa sang ayah juga menempatkan kedua tangan Taehyung tepat di samping tubuhnya, serta merapatkan kedua kakinya sejajar. Selesai, ia telah sempurna berada di sofa nyaman yang ada di dalam rumah.

"Ibu ke dapur dulu untuk membuat teh, ya."

Sohyun mengelus lengan anaknya lembut sebelum beranjak ke arah dapur. Sementara sang ayah masih membawa tas serta barang-barang lain ke dalam rumah.

Taehyung mengamati tiap jengkal sudut rumah. Hangat, nyaman, Tenang. Rumah memang tempat terbaik baginya. Taehyung akui dia bisa bernapas dengan lebih ringan begitu sampai di rumah. Seperti bebannya melayang entah kemana. Hatinya bahagia. Sangat bahagia.

Matanya lalu menyorot ke arah meja yang berada tak jauh dari jangkauan matanya. Beberapa figura yang menyimpan kenangan indah keluarganya terpajang apik di atas meja. Dia hafal betul foto-foto itu dengan segala memori yang ada. Bagaimana mereka berempat tertawa bersama, mencoba berpose sesempurna mungkin.

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now