Part 14. Effort and Sacrifice

1.4K 150 5
                                    

Even hard stone will be broken when attacked by the water droplets continuously

------ Dream: So Far Away ----


"Jim, apa kau sedang melamun?"

Sentuhan pada pundak Jimin berhasil membangunkan Jimin dari lamunannya. Pemuda itu sedikit tersentak saat tiba-tiba Eunwoo menepuk pundaknya.

Jimin menoleh pada Eunwoo yang sedari tadi memperhatikan tingkahnya.

"Kuperhatikan dari tadi kau sama sekali tidak memperhatikan Guru Jung. Apa yang sedang kau pikirkan?" Eunwoo berbisik pada Jimin yang saat ini berada di sampingnya.

"Tidak ada apa-apa." Jimin menjawab dengan bisikan juga. Eunwoo yang mendengar jawaban dari Jimin tersenyum lega.

Ia lalu kembali menghadap ke depan memperhatikan sang guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas. Sementara Jimin masih saja kembali berkutat dengan pikirannya sendiri.

"Anakku, ingatlah untuk terus bermimpi. Karena masa depan adalah milik mereka yang percaya akan keindahan mimpinya. Bermimpilah tentang apa yang kau inginkan. Pergilah ke tempat yang ingin kau pergi. Jadilah seperti apa yang kau inginkan. Karena kau hanya punya satu kehidupan dan satu kesempatan untuk mewujudkannya. Jadi terus ingatlah. Jangan pernah salahkan orang lain atas ketidakmampuan kita, namun fokuslah pada memperbaiki usaha tanpa henti, karena jalan untuk meraih impian adalah ada pada diri kita sendiri, bukan orang lain."

Jimin teringat akan nasihat ibunya sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Entah mengapa, kata-kata itu terus terngiang dalam kepalanya belakangan ini membuat pikiran Jimin juga terlintas pada Kim Taehyung.

Jimin pun terus terang merasa ini begitu aneh. Dalam hati Jimin begitu membenci Kim Taehyung sampai melihat anak itu saja sudah membuat emosinya memuncak.

Namun entah jauh dalam lubuk hatinya lebih dalam, nasihat ibunya memberinya keraguan apakah membenci seorang Kim Taehyung itu adalah sesuatu yang benar?

Jimin menggelengkan kepalanya. Bergelut dengan pikiran sendiri membuatnya lelah.

- - -

"Kak, apa kau baik-baik saja?"

Jungkook yang sedang duduk di sebelah Taehyung memandang cemas kearah sang kakak. Sementara Taehyung hanya membalasnya dengan senyuman tipis, meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Taehyung kemudian mengusap peluh yang mengalir di pelipisnya dengan punggung tangannya.

Tak bisa dipungkiri saat ini Taehyung tengah merasa gelisah. Semua yang dirasakannya belakangan ini membuatnya takut. Meski Taehyung menyembunyikannya dari Jungkook dengan sangat baik, tapi Taehyung tidak dapat membohongi dirinya sendiri.

Ini memang sudah waktunya pulang.

Taehyung dan Jungkook sedang duduk bersama di bangku koridor lantai 1 menunggu supir mereka yang sedang melaju menjemput mereka berdua.

Tak ingin terus melihat wajah khawatir adiknya, Taehyung lantas sesekali melayangkan candaan pada Jungkook yang kemudian berhasil membuat sang adik tertawa.

Saat Taehyung melayangkan satu pertanyaan teka-teki pada Jungkook, perhatiannya teralihkan pada sosok familiar yang saat ini sudah ada di belakang Jungkook.

"Kakek?"

Baik Taehyung maupun Jungkook lantas berdiri dari duduknya kemudian membungkuk hormat pada sang kakek.

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now