Part 10. Feel, Sorry, and Disappointment

1.5K 176 4
                                    

------ Dream: So Far Away ------


Siang itu Eunbi dan Mina sedang berjalan berdua sambil berangkulan menuju kantin sekolah. Rasa lapar memang mengalahkan segalanya. Kalau sudah urusan perut, Eunbi sangat tidak toleran. Kalau lapar ya makan. Untuk apa menahan rasa yang menurutnya akan menyiksanya. Daripada nanti sakit, lebih baik meninggalkan sejenak aktivitas belajarnya dan mengisi perut sehingga energi pun terisi kembali.

Saat itu mereka berdua sedang membahas mengenai guru sejarah mereka yang sangat membosankan. Begitu tiba di lorong lantai satu, mata Eunbi tak sengaja mendapati sesuatu yang membuatnya curiga.  Eunbi menarik tangan Mina untuk berhenti.

Eunbi memicingkan matanya masih dengan mode penasaran. Bagaimana tidak? jauh di depannya kepala sekolah sedang mengusap rambut murid terbodoh di kelasnya - sebut saja inisialnya Kim Taehyung.

"Apakah aku tidak sedang salah lihat, min?"

Eunbi masih dengan mode penasarannya. Sementara Mina mengikuti arah pandang Eunbi dan terpaku pada apa yang sedang menjadi objek pandang temannya.

"Bukankah itu Taehyung dan kepala sekolah? Apakah mereka saling mengenal? Kenapa terlihat akrab sekali."

"Aneh sekali, bukan? Bahkan kepala sekolah mengajak mereka berbincang. Bukankah ini memang aneh?"

Mina sedikit mengernyit menanggapi pernyataan Eunbi.

"Maksudku. Oke mungkin obrolan antara kepala sekolah dengan muridnya itu sudah biasa. Tapi sampai mengusap kepalanya - bukankah itu terlihat terlalu berlebihan? Apalagi dengan murid baru seperti kita?"

Eunbi memutar otaknya.

Sudah kuduga. Tidak mungkin si Kim Taehyung itu bisa masuk ke sekolah ini dengan otak bodohnya kalau tidak mengandalkan koneksi. Sedikit banyak aku sudah sangat paham bagaimana orang-orang menggunakan kekuasaannya untuk melakukan hal apa saja.

Kebencian semakin tertanam untuk seorang Kim Taehyung. Pasalnya Eunbi rela belajar dan berusaha sangat keras bahkan nyaris mengorbankan seluruh waktunya hanya untuk belajar supaya bisa masuk ke sekolah ini, karena dia sadar bahwa dia bukan berasal dari golongan keluarga yang kaya.

Tapi ada seseorang yang dengan mudahnya mencapai hal yang sama dengan apa yang telah diraihnya dengan susah payah hanya dengan mengandalkan koneksi keluarganya. Sungguh ironi.

Dan Eunbi sangat benci kenyataan itu. Sangat tidak adil. Ada dua tipe manusia, yaitu manusia yang beruntung dengan manusia tidak beruntung. Eunbi membenci fakta bahwa dia termasuk dalam kategori yang kedua.

. . .

Bel dimulainya pembelajaran telah berbunyi semenjak 30 menit yang lalu.

Saat ini kelas 1-2 begitu ramai karena guru matematika tengah membagi kelompok belajar. Satu kelas dibagi menjadi 10 kelompok belajar. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing murid. Satu kelompok terdiri dari murid yang berotak encer sampai dengan yang kurang. Naas bagi Eunbi karena dia ternyata dikumpulkan dengan Taehyung dalam satu kelompok.

Mau tidak mau Eunbi pun pasrah dengan situasi ini. Masih dengan tatapan sebalnya Eunbi melihat Taehyung yang tersenyum dengan bodohnya menyeret bangku dan membawanya tepat di depan meja Eunbi.

Atensi Eunbi sepenuhnya pada Taehyung yang ada di hadapannya.

"Dari semua manusia yang ada di kelas ini, kenapa harus dengannya? Aish menyebalkan!"

Eunbi meronta dalam hati. Eunbi harus bisa menahan kesabarannya.

"Hai, Mina. Hai, Eunbi." Taehyung menyapa kedua perempuan yang sekelompok dengannya. Mina tersenyum menjawab sapaan Taehyung sementara Eunbi hanya berdehem singkat.

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now