Part 31. Semakin Dekat

2.2K 169 23
                                    

Semenjak hari itu, kamar Taehyung selalu ramai. Kerap kali Taehyung kedatangan kunjungan dari teman-teman sekolahnya. Berita Taehyung yang berada di rumah sakit cepat sekali tersebar, sehingga teman-temannya berbondong-bondong untuk membesuknya, memberikan dukungan serta doa untuk kesembuhan Taehyung.

Bagaimana perasaan Taehyung? Tentu Taehyung begitu bahagia. Siapa yang tidak bahagia ketika mendapatkan banyak limpahan kalimat penyemangat untuknya. Meski tak bisa dipungkiri juga di satu sisi ia merasa malu saat teman-temannya akhirnya mengetahui kondisinya yang sekarang.

Tapi, segala pemikiran buruk yang sebelumnya memenuhi otaknya sama sekali tidak terbukti. Anggapan bahwa teman-temannya akan berbelas kasih saat menatapnya tertepis. Justru mereka sama sekali tidak pernah mengungkit atau menanyakan perihal kecacatan Taehyung atau penyakitnya. Mereka bahkan memberikan kalimat penyemangat seperti ayo cepat sembuh agar kita bisa mengerjai guru kang lagi. Itu menjadi kebahagiaan tersendiri di hari-hari yang terus mengikis waktu.

Donghwan maupun Sohyun tentu begitu bahagia melihat kilatan senyuman di wajah putera sulungnya. Lihatlah sekarang. Wajah puteranya begitu berseri saat berkumpul bersama dengan teman-temannya. Taehyung yang tersenyum sembari melihat teman-temannya yang sedang asyik memperebutkan siapa yang mendapatkan potongan ayam terakhir di meja. Senyum itu adalah harapan bagi mereka. Meski bayang-bayang vonis Dokter Nam selalu menghantui Donghwan setiap waktu.

..... Dream: So Far Away .....

Taehyung sedang berbaring kelelahan di atas ranjang rawatnya usai menyambut kedatangan temannya. Tadi sore, ada sekitar 4 teman sekelasnya yang datang menjenguk. Taehyung masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran mereka berempat. Bisa-bisanya memberikan hadiah padanya berupa kaset video game terbaru. Bisa dimarahi habis-habisan oleh ibu dan ayanya kalau sampai dia ketahuan memainkan game seperti itu. Taehyung menggelengkan kepalanya. Terkadang teman-temannya itu tidak tahu diri dan tidak paham kondisi.

Taehyung yang mulai bosan karena tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan selain berbaring akhirnya berkeinginan untuk merubah posisi tubuhnya menjadi bersandar. Namun karena keterbatasan yang semakin membelenggu tubuhnya, ia tentu kesulitan bahkan hanya untuk meraih tombol yang ada di sisi ranjang.

Matanya lalu melirik ke arah sofa dimana adiknya tengah mengerjakan tugas dengan begitu serius. Sejenak memikirkan apakah meminta bantuan Jungkook yang sedang sangat serius adalah ide yang baik atau tidak. Rasa tidak enak untuk menginterupsi adiknya yang sedang mengerjakan tugas menjadikan Taehyung hanya menatap Jungkook ragu. Namun tidak ada pilihan lain. Siapa lagi yang bisa dimintai tolong kalau bukan Jungkook karena hanya mereka berdua yang ada di dalam ruangan. Ibunya saat ini sedang pulang ke rumah sebentar untuk mengambil baju ganti sementara ayahnya masih berkutat dengan urusan kantor.

Mengamati Jungkook dalam diam membuatnya memikirkan sikap adiknya yang akhir-akhir ini begitu diam. Apakah hanya firasatnya saja atau memang Jungkook sepertinya benar-benar mendiamkannya. Tidak seperti biasanya.

Setelah ia sadar dari kondisi kritisnya waktu itu, Ia merasa adiknya seolah menjaga jarak dengannya. Taehyung teringat dengan kejadian sebelum dia collapse pada hari ulang tahun ibu. Ibu pasti memarahi Jungkook ketika dia pergi mengikuti kontes biola. Taehyung jadi tidak enak hati karena telah menempatkan Jungkook dalam kesulitan waktu itu.

"Jung, apakah aku boleh bertanya?" Tanya Taehyung agak ragu, takut mengganggu konsentrasi Jungkook. Jungkook masih mencoret jawaban pada bukunya saat menjawab pertanyaan Taehyung.

"Sejak kapan kau meminta izin untuk bertanya padaku, kak?"

"Siapa tahu kau sedang tidak ingin diganggu." Taehyung terkekeh pelan bermaksud mencairkan suasana. Jungkook hanya tersenyum tipis, masih berkutat dengan tugasnya tanpa sekalipun mengalihkan pandangan pada sang kakak.

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now