Part 28. Aku dan Jalanku

1.9K 161 26
                                    

Dilupakan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.

Dan jika itu membuatmu takut, maka aku sarankan kau untuk mengabaikannya.

Kau harus peduli bahwa akan ada dirimu di dalam ingatan beberapa orang.

Diingat atau terlupakan. Itu hanyalah masalah angka.

.

Aku dan Jalanku
.

Taehyung menjadi selalu berandai-andai dengan kata 'jika' acapkali berpikir tentang hidup. Detik ini pun, ia masih berpikir mengenai jika waktu semakin singkat, jika apa yang terjadi saat ini adalah akhir baginya, dan masih ada jika selanjutnya bergumul memenuhi isi kepala.

Tubuhnya terbujur di atas dinginnya lantai terkulai tak berdaya. Seluruh tubuhnya terasa mati rasa. Ia berperang dengan kesakitan yang menikamnya. Napas terengah-engah akibat dari skema pertahanan rasa sakit yang ia bangun. Ia bahkan tidak tahu sampai titik mana kesadarannya akan terjaga.

Di tengah rasa pasrahnya, sorot mata yang memburam menyadari pantulan cahaya dari balik jendela. Mata sayunya bergerak pelan mencari asal pancaran itu berasal. Rembulan terang yang menggantung di langit memendarkan cahaya oranye merasuk mata. Hangat. Taehyung bisa merasakan setitik ketenangan begitu mengunci matanya. Indah. Rembulan itu mampu menjaga kesadarannya selama beberapa waktu.

Perlahan dengan sisa tenaga, tangan yang terkulai di sisi tubuhnya perlahan terangkat, seolah siap untuk menggenggam rembulan dalam batas penglihatannya. Satu tetes air mata lolos begitu saja dari celah mata, mengalir melewati pipi kemudian menetes di lantai. Taehyung ingin menggapai rembulan berharap dapat memberinya kekuatan lebih.

Berjibaku dengan waktu dan kesendirian, entah dari mana kekuatan itu datang. Taehyung perlahan kembali merasakan kendali atas tubuhnya. Tangannya dengan bergetar meraih pinggir ranjang, berusaha untuk menumpu tubuhnya agar membantunya untuk berdiri.

Perlahan tubuh Taehyung bangkit. Ia masih berlutut saat manik matanya menatap sebuah figura dimana terdapat fotonya bersama dengan orang tua dan adiknya sedang tersenyum lebar. Taehyung ingat kapan foto itu diambil. Itu adalah saat ia baru saja pulang dari rumah sakit satu tahun yang lalu.

Perlahan bibirnya melebar, melengkung membentuk sebuah senyuman meski siapapun yang melihatnya pasti akan merasa pilu. Ia kemudian beralih menumpu tubuhnya dengan telapak kaki berusaha untuk segera berdiri. Ia lalu menyeret tubuhnya dengan langkah terseok naik ke atas ranjang kemudian menghempaskan tubuhnya yang terasa begitu berat dalam sekali pasrahan. Tangannya yang bergetar lantas menarik selimut yang sayangnya tertindih oleh tubuhnya, hingga daya tangannya yang tersisa tak kuat untuk sekadar menariknya agar bisa menutupi tubuhnya yang terasa menggigil akibat beberapa jam terjebak di atas lantai tanpa bisa bangkit.

Taehyung hanya pasrah, tak mengindahkan tubuhnya tanpa balutan selimut. Ia kemudian hanya meringkuk memposisikan tubuh miring, berharap dapat menghalau rasa dingin dengan hawa panas yang menguar dari tubuhnya. Dalam gemeletuk gigi yang saling beradu, matanya hanya menatap pada satu arah pandang yang tak lain adalah foto keluarganya - yang memberinya suntikan kekuatan untuk bisa melalui setidaknya satu malam ini.

"Kau harus bertahan untuk keluargamu, Kim Taehyung." Kalimat yang terus-terusan ia katakan berulang dalam hati.

---- Dream: So Far Away ----


Seorang dokter ditemani dengan asistennya baru saja memasuki sebuah bangsal rumah sakit untuk melakukan kunjungan rutinnya. Kehadirannya disambut hangat oleh sebuah keluarga. Sang dokter melambaikan tangannya pada anak muda yang ada di atas ranjang sambil memamerkan senyumannya.

DREAM - So far Away [End]✔Where stories live. Discover now