Prolog

1.3M 52.9K 4.1K
                                    

Holaaa 😶😶

Aku Indah, selamat datang di dunia Rajendra. Tentang hiruk pikuk cerita Caramel Starla.

Follow ig @indahmuladiatin

Selamat membaca 🤗❤

🍬🍬🍬

Hari ini langit yang awalnya berwarna biru cerah berubah menjadi kelabu pekat. Gumpalan awan hitam itu terbawa oleh hembusan angin dan saat ini sedang betah menutupi sinar matahari di tempat aku berdiri.

Tik, satu rintik air menerpa wajahku. Tik, satu rintik lagi menerpa lenganku, dan begitu seterusnya hingga satu titik air itu menjadi semakin banyak. Hawa dingin berhembus menemani jutaan air yang jatuh dari langit.

Senyumku terbit, aku suka hujan dengan sejuta kenangan yang tersimpan di dalamnya.

Hujan, satu kata magis bagi beberapa orang termasuk diriku. Kata magis yang selalu berikatan dengan kata kenangan dan sendu, tapi tidak semua hujan itu sedih. Banyak orang berkata, hati-hati jika hujan karena akan banyak kenangan yang terkumpul dijalanan, kupikir dia salah mungkin maksudnya adalah genangan tapi ternyata tidak. Dia benar, dalam genangan juga ada banyak kenangan.

Kenanganku dengan hujan selalu baik, seperti saat aku bermain di bawah rintiknya dengan ayah dan abang-abang tersayangku atau yang lebih sederhana adalah saat hujan turun dengan lebat disaat aku malas pergi ke sekolah.  Hujan menyelamatkanku.

Bukan hanya tentang kenangan yang kusuka disaat hujan, aku juga suka irama dan aroma hujan. Irama yang membentuk melodi nan indah disaat jutaan air rela jatuh ke bumi untuk menghidupi makhluk lain dan aroma antara air hujan yang bertemu dengan tanah seolah mereka merindu, tentu saja setelah usahanya untuk berkumpul menjadi satu dalam waktu lama mereka akhirnya berhasil jatuh dan bertemu dengan tanah meski rasanya mungkin sakit.

Ahh otakku sepertinya sedang bermasalah karena berpikir panjang lebar tentang hujan. Kepalaku kembali mendongak untuk melihat betapa pekatnya langit siang ini. Aku ingat, di siang yang sama seperti hari ini aku masih tersenyum bahagia dengan laki-laki yang menyakitiku.

Saat itu aku sedang menunggu bang Arkan, salah satu kakak laki-laki yang aku miliki. Yaa aku anak ke empat dari empat bersaudara yang artinya aku adalah si bungsu dan aku adalah satu-satunya anak perempuan. Yahh tidak juga, anak pertama dari wanita tercantik di muka bumi yang aku panggil dengan sebutan bunda ini memiliki dua anak perempuan. Aku dan kak Irish, dia adalah kakak pertamaku yang disayang Tuhan hingga harus pergi sebelum menatap dunia.

"Kenapa belum pulang?" tanya suara itu. Mendengar suara yang aku rindukan itu mataku langsung berbinar, aku berbalik dan tersenyum lebar padanya.

Laki-laki ini adalah Bayu Ardan Pratama. Pacarku yang tersayang, ohh lebih tepatnya dia pacarku satu-satunya, dia yang pertama untukku.

"Lagi nunggu Bang Arkan nih," jawabku.

"Ohh, sebentar lagi aku pulang, bareng aku aja gimana?" tanya Bayu.

Mataku semakin bersinar, Bayu ini murid laki-laki super sibuk. Dia adalah wakil sekolah kami dalam perlombaan sains jadi wajar saja waktu kami itu terbatas.

Saat itu aku memikirkan reaksi ayah nantinya. Ayah itu bukan orang tua kuno yang suka mengekang anaknya. Ayah hanyalah seorang pria yang protektif pada putrinya berdasarkan pengalaman yang dialami adiknya. Tanteku tewas dengan cara yang tidak menyenangkan karena ulah orang tidak bertanggung jawab.

"Aku nunggu Bang Arkan aja, nanti dia ngamuk kalau aku nggak ada," tolakku dengan halus. Kami sudah berpacaran selama hampir satu tahun. Aku mengenalnya sebelum masuk di SMA ini. Dia satu tingkat di atasku sama dengan Bang Rafan dan Bang Arkan.

"Ohh yaudah, aku temenin ya," ucapnya. Mendengar itu aku langsung mengangguk dengan antusias.

Lumayan meskipun hanya beberapa menit, sudah berminggu-minggu dia sibuk dengan jam tambahan yang menurutku sangat membosankan.
Dia menemaniku, seperti biasa saat kami bersama. Aku akan banyak bicara sedangkan dia terkadang tersenyum menanggapinya dan mengusap kepalaku. Aku nyaman dengannya. Jelas saja, dia cinta pertamaku. Kata orang cinta pertama memiliki efek yang kuat dan kurasa aku setuju.

Aku berusaha berubah untuknya, aku mencoba untuk menyukai fisika, kimia dan pelajaran-pelajaran lain yang sebenarnya tidak aku suka. Yaa tidak apa, untuknya aku akan berusaha untuk nyaman di zona nyamannya.

Aku tidak pernah menebak hari itu akan tiba, hari dimana aku mengetahui semuanya. Bayu tidak sebaik dan selugu kelihatannya. Dia laki-laki yang paling aku benci setelah hari itu.

Bayu mengenalkan aku akan rasanya sakit hati, dibohongi dan dikecewakan. Dia bukan hanya menghancurkan hubungan yang kami jalani selama hampir satu tahun ini tapi dia juga menghancurkan hubungan persahabatanku dengan Dera.

Dua orang itu membuatku terlihat seperti orang yang menyedihkan dihadapan murid lainnya.

Tapi karena semua hal yang aku dapatkan itu, aku bertemu dengan dia. Laki-laki misterius dengan mata biru yang bersinar di bawah senja matahari. Laki-laki dengan mata yang meredup saat dibawah sinar bulan. Semua tentang laki-laki itu terlihat misterius dan serba gelap.

Dengan helm yang menutupi sebagian wajahnya saat pertemuan pertama kali saja dia sudah membuatku jatuh cinta. Rasanya aneh tapi itu faktanya, aku tidak mengenal dia tapi dia memiliki daya tarik yang tidak kumengerti. Dia memiliki kekuatan magis seperti layaknya air hujan yang turun dari langit untukku. Iyaa hanya untukku.

🍬🍬🍬

SIAPA YANG NUNGGU INI?

The Boy With A Fake SmileWhere stories live. Discover now