3

19K 618 23
                                    

3. Be My Wife

Pertemuan.

Malam ini Yohana dan nenek telah menyelesaikan makan malam mereka, dan seperti biasa Yohana akan segera membereskan semua peralatan yang mereka pakai. Yohana masih belum berniat untuk tidur setelah beberapa menit yang lalu berbincang-bincang bersama sang nenek, walaupun nyatanya ia sudah berada di dalam kamar.

"Ya...Ya..." nenek mengangguk-angguk "Baiklah. Ya, kita bertemu lusa ya... aku tahu walau aku sudah tua tapi aku tidak akan melupakan tempat kesukaan mu." Nenek terkekeh, nenek tetap mendengarkan dengan baik sambil tersenyum "Aku tahu kamu sudah sangat merindukan aku. Baiklah. Lusa. Ya. Sampai bertemu. Dah..." nenek memutuskan sambungan telepon.

"Siapa Nek?" Tanya Yohana yang melongok dari balik pintu penghubung ruang tamu dan ruangan bagian dalam.

"Teman lama nenek. Dia ingin bertemu dengan nenek dan...menagih janji." Jawab nenek dengan senyum yang belum luntur setelah percakapannya ditelepon.

"Sepertinya teman dekat nenek." Yohana berjalan mendekati nenek yang saat ini duduk di ruang tamu, segera Yohana mendaratkan pantatnya disebelah sang nenek kemudian menyandarkan kepalanya dibahu sang nenek.

"Kita sudah seperti saudara." Ucap Nenek sambil mengelus lembut kepala Yohana dan menimbulkan rasa kantuk padanya.

Hening. Yohana menikmati elusan lembut yang ada dikepalanya, merasakan betapa nenek sangat menyayangi dirinya. Walau tubuh Nenek tidak gemuk, tapi tetap nyaman untuk menjadi sandaran bagi Yohana. Bahkan aroma tubuh khas orang tua yang melekat pada nenek menjadi wangi favorit tersendiri untuk Yohana.

"Apakah kamu belum mau tidur?" Tanya Nenek lembut.

Yohana mengeliat, ia sudah memejamkan matanya saat Nenek mulai mengelus-elus kepalanya. "Aku mulai ngantuk Nek.."

Jawaban itu membuat Nenek tersenyum "Baiklah...kalau sudah mengantuk...kita harus segera ke kamar dan tidur.." ucap Nenek sambil beranjak dari duduknya dan mau tidak mau Yohana ikut beranjak.

"Selamat tidur Nenek." Ucap Yohana kemudian mengecup pipi Nenek, begitu pula dengan Nenek yang mengecup kening Yohana, lalu melangkah ke kamarnya.

Nenek menghela nafas sambil tersenyum memandangi cucu-nya yang sekarang sudah menjadi wanita dewasa berusia dua puluh tiga tahun. Tak disangka waktu cepat berlalu. Perlahan Nenek mengangkat tangan kanannya dan meletakannya telapak tangannya didada sebelah kiri dan menekannya pelan disana.

&

&

&

"Fendy!"

Yohana menghampiri seorang laki-laki di dekat gedung kantor tempat ia bekerja. Laki-laki dengan perawakan tinggi, kurus dengan warna kulit putih bersih.

"Oh...my angel..." ucap laki-laki itu pada Yohana ketika Yohana sudah dekat dan tanpa permisi memeluk Yohana.

"Fendy, ini tempat umum." Yohana memperingatkan, walaupun Yohana sendiri tersipu malu dengan tindakan tersebut.

Fendy melepas pelukannya dan beralih memegang bahu Yohana. "Yohana, my angel. Aku ingin bicara sesuatu padamu." Fendy menatap Yohana, tatapan yang dalam dan serius.

Yohana menaikan kedua alisnya menunggu hal penting apa yang ingin Fendy bicarakan padanya dengan semburat senyum penuh penantian.

Fendy terlihat menarik nafas "Aku pinjam uang mu." Pada akhirnya Fendy mengeluarkan kata-katanya.

Bahu Yohana luruh perlahan, Yohana terlihat lesu setelah mendengarnya. Wajahnya pias menatap Fendy.

"Yohana please....aku butuh Tolong pinjami uang mu." Ucap Fendy terlihat putus asa.

Be My Wife (Complete)Where stories live. Discover now