32

7.4K 230 3
                                    

Selamat membaca BMW teman2...

Maaf jika ada typo dan maaf kalau GaJe.

& & & & & & & & & & & & & & &

32. Be My Wife

Menemani.

Terlihat Pak Warto mondar-mandir di ruang pegawai kebersihan. Deby mengarahkan bola matanya mengikuti langkah Pak Warto. Deby berusaha untuk tidak peduli pada apa yang dilakukan Pak Warto, kepala bagian.

Deby menurunkan tangannya yang memegang handphone, berdehem sebentar "Pak...Pak Warto itu lagi bisulan ya pantatnya?" tanya Deby asal dengan raut wajah jengah.

Pak Warto menghentikan langkahnya dan menoleh pada Deby, dahinya berkerut.

"Duduk kenapa sih Pak? Enggak capek apa?" ujar Deby kembali mengangkat tangan dan kembali memainkan handphone-nya.

Pak Warto menurut, berjalan lemas kearah Deby dan duduk berseberangan dengannya.

"Pak Warto ada apa?" tanya Deby menatap Pak Warto, setelah Pak Warto duduk.

Pak Warto menghela nafas. "Aku masih kepikiran nih sama Yohana." Jawab Pak Warto tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir diraut wajahnya. "Sudah tiga hari ini Yohana tidak masuk kerja. Apa jangan-jangan benar ya kalau Yohana dipecat?"

Deby mengambil nafas sedikit lebih panjang dan menghembuskannya "Pak...bukannya kemarin Pak Warto sudah bertemu sama Pak Nugroho dan menanyakan nasib Yohana?" ujar Deby mengingatkan tindakan Pak Warto dan dibalas anggukan.

Kemarin Pak Warto yang sedang mengawasi kinerja anak-anak di divisi-nya bertemu dengan Pak Nugroho. Hal itu tak disia-siakan oleh Pak Warto untuk langsung menyamai langkah Pak Nugroho dan dengan berani menanyakan nasib salah satu anak buahnya.

"Pak, Pak permisi Pak Nug." Ucap Pak Warto menyamai langkah Pak Nugroho. Pak Nugroho berhenti dan tersenyum ramah. Dengan senyum canggung, takut dan bingung Pak Warto membalas tatapan atasan-nya kemudian dengan keberanian mulai bersuara "Pak Nug, saya mohon jangan pecat Yohana ya Pak..." ucap Pak Warto to the point karena ia tahu kalau berbasa-basi waktunya tidak ada "Yohana itu anak baik Pak, dia anaknya juga rajin. Jadi jangan pecat ya Pak...dia juga sendirian Pak...Neneknya sudah meninggal."

Pak Nug tetap tersenyum ramah "Kenapa kamu peduli pada Nona Yohana?"

Sebuah pertanyaan yang membuat mata Pak Warto membulat dan Pak Warto mencoba mencari jawaban "Ya...karena dia ada di divisi saya Pak...saya tahu, kejadian yang menimpa Pak Nuel itu bukan kesalahan Yohana. Jadi saya harap perusahaan ini bijak. Jangan pecat Yohana ya Pak..." mohon Pak Warto pada Pak Nugroho.

Pak Nugroho lebih mengembangkan senyumnya "Kami akan mengurusnya." Jawab Pak Nug kemudian meninggalkan Pak Warto, melanjutkan langkahnya.

Pak Warto menghela nafas "Jawaban kemarin enggak memuasakan Deb."

Deby berdecak pelan "Pak Warto tenang saja, anak buah kesayangan Pak Warto itu...aku yakin tidak bakal kenapa-kenapa. Dan Pak Warto bisa lagi tuh...usilin dia kalau dia masuk nanti."

Kening Pak Warto berkerut matanya menyipit menyorotkan tanya "Kamu itu ya Deb...orang yang paling santai sendiri lho..."

Mendegar hal itu Deby menegakan punggungnya, membanggakan diri.

"Aku jadi berfikir...jangan-jangan kamu musuh dalam selimut." Ujar Pak Warto matanya menelisik curiga pada sikap Deby.

Deby memutar wajahnya memandang Pak Warto dengan datar karena ucapan yang begitu menohok tapi tak masuk akal. "Terserahlah..." ucap Deby menanggapi, mengedikan bahunya tak acuh.

Be My Wife (Complete)Where stories live. Discover now