4

17.4K 491 29
                                    

Maaf jika ada typo ya... Selamat membaca. ^_<

Jia Yo!

& & & & & & & & & & & & & & &

4. Be My Wife

Pembicaraan.

Yohana dan neneknya diantar pulang oleh teman karibnya sampai di depan rumah kecil milik mereka. Untung saja jalan di depan rumah mereka muat untuk dilalui mobil, karena jalan di depan rumah mereka lumayan lebar.

Cucu dari teman karib nenek dengan sopan membukakan pintu untuk Yohana dan neneknya. Bahkan Mira ikut turun hanya untuk memeluk teman karibnya, dan juga memeluk Yohana serta mengucapkan terima kasih karena Yohana menyetujui pembicaraan sewaktu di restoran.

Mira harus rela kembali kedalam mobil dan pergi meninggalkan Rini dan cucu-nya. Yohana masih mengamati wajah neneknya yang berseri-seri. Setelah dilihat mobil itu sudah tidak terjangkau pandangan mereka, Yohana dan nenek masuk ke dalam rumah.

Yohana sudah mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Pelan Yohana menyisir rambutnya didepan sebuah cermin kecil yang ada diatas meja, dimana meja itu dulu berfungsi untuk meja belajar, sekarang beralih fungsi menjadi meja rias. Yohana menatap nyalang pada pantulan dirinya didalam cermin.

Yohana menarik nafas kemudian menghembuskannya sebelum ia beranjak dari duduknya.

"Nek...." Panggil Yohana pelan, saat ini ia sudah membuka pintu kamar sang Nenek.

"Ya." Sahut nenek dengan senyuman yang mengetahui kepala Yohana menyembul dari balik pintu kamarnya. Nenek masih duduk diatas kasurnya, belum tidur.

Yohana segera masuk berjalan menghampiri neneknya, kemudian memeluk erat sang nenek. Nenek tersenyum atas tindakan cucu satu-satunya ini. Ia tahu saat ini cucu-nya sedang gelisah dan pasti banyak pertanyaan yang berkelebat di kepalanya yang ditumbuhi rambut indah dan panjang.

Nenek meraih jemari Yohana menggenggamnya erat untuk menyalurkan kekuatan pada cucu-nya, kemudian mengelus lembut punggung tangan Yohana. Mereka terdiam. Bisa dirasakan Yohana tubuh sang nenek memberikan ketenangan pada fikirannya.

Kini tangan nenek terulur untuk membelai lembut kepala Yohana. "Mau dengar cerita nenek?" Tanya nenek memecah keheningan mereka. Yohana mendongak menatap sang nenek dengan alis yang menyatu, kemudian mengangguk.

&

&

&

Senyum terus terhias pada wajah seseorang yang saat ini duduk di sofa ruang kerja pribadinya berhadapan dengan sang cucu. Waktu masih menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Setelah mereka berdua mengantar pulang Rini dan Yohana. Tapi seakan waktu belum bisa membuat wanita paruh baya itu mengantuk.

"Apakah nenek sebahagia itu?" Tanya Nuel yang sudah tidak tahan melihat senyum nenek-nya yang sudah dianggapnya tidak wajar.

Nenek menggeleng dan tetap tersenyum. "Andai kamu tahu Nuel, cucu ku. Nenek belum sepenuhnya bahagia."

Kening Nuel berkerut tak mengerti, ia tahu betul bahwa nenek-nya bahagia sangat bahagia. Tapi kenapa masih belum bahagia?

Nenek tersenyum lebih lebar kearah Nuel, mengerti bahwa cucu-nya tidak paham maksud perkataannya. "Nenek akan lebih bahagia, kalau pernikahan kamu dan Yohana segera dilaksanakan." Ujar Mira menjelaskan pada cucu-nya.

Air muka Nuel berubah datar, ia mengalihkan pandangannya dari sang nenek. Membuat nenek terkekeh pelan.

"Dan juga setelah kalian menikah. Jangan lupa segera berikan kabar baik." goda Mira pada cucu-nya.

Be My Wife (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang