23

7.5K 215 9
                                    

Typo? Ikhlas kan lah karena aku ngantuk...besok2 diperbaiki. Hehe

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca...

BMW akan diprivate. Jeng...Jeng...! Private sesuai selera aku.

& & & & & & & & & & &

23. Be My Wife

Langkah.

Flashback On.

"Pemberkatan akan dilaksanakan pukul sepuluh. Jadi masih ada waktu untuk persiapan." Ucap staf dari bridal and salon. Memang waktu masih menunjukan kurang dari jam delapan.

Kini Deby meminta penjelasan kepada teman karibnya yang sudah berdandan cantik dengan polesan make up sederhana dan gaun pengantin yang melekat di tubuh mungilnya. Mumpung pemilik perusahaan tempatnya bekerja sudah meninggalkan ruangan mereka untuk mengurus hal-hal lain.

"Sekarang ceritakan." Tuntut Deby yang kembali duduk dihadapan Yohana.

Yohana menatap teman karibnya kemudian menghela nafas pelan sebelum memulai ceritanya. Saat Yohana menceritakan kronologi ia bisa sampai menikah dengan Direktur baru perusahaan mereka. Deby tidak menyela, bukan tidak menyela tapi berusaha untuk tidak menyela karena ia tahu waktu yang ada bahkan tidak akan cukup untuk menceritakan seluruh kejadian secara rinci. Bermodal mendengarkan dengan baik, walau kadang bingung dengan alur cerita yang kadang terpencar, selama kurang lebih satu jam Yohana bisa menceritakan garis besarnya.

Deby tersenyum penuh arti "Jadi...selama ini kamu sudah lama kencan sama Pak Nuel?" selidik Deby.

Yohana mengerucutkan bibirnya. "Emang kayak gitu bisa disebut kencan?" tanya balik Yohana.

Deby mendengus, memutar bola matanya. "Hhheeeehhhh..." mendorong pelan kepala Yohana dengan jari telunjuknya. "Kencanlah...lagi pula Pak Nuel pria yang bertanggung jawab."

Pria yang bertanggung jawab adalah idaman semua wanita. Tapi bagi Yohana menjalin hubungan dengan tidak ada rasa sama juga berbohong.

Yohana menunduk "Dia enggak cinta." Lirih ucapannya.

Deby mengamati teman karibnya dengan pandangan maklum. Deby memeluk Yohana dari samping, ia sudah duduk tepat disamping Yohana memanfaatkan space yang ada tanpa menindih gaun Yohana. "Yoh...mungkin sekarang kalian tidak ada rasa satu sama lain. Tapi bukan berarti rasa itu tidak bisa ditumbuhkan bukan?"

Deby mengelus lengan kanan Yohana "Aku yakin Pak Nuel mengambil keputusan ini bukan dengan tergesa-gesa Yoh...apa lagi ini permintaan Nenek-nya. Sama halnya dengan kamu bukan? Aku juga yakin dengan Nenek Rini, enggak mungkin Nenek Rini akan memilihkan lelaki sembarangan untuk menjadi pendamping cucu-nya bahkan cucu satu-satunya."

Yohana terdiam.

"Aku juga yakin kalau Ibu Mira sangat sayang sama kamu. Lihat saja, beliau tadi sungguh berbahagia, wajahnya berseri-seri. Ayo! Kamu yang menjadi pusat perhatian kamu enggak boleh menampilkan wajah yang seperti ini." Kini Deby sudah memegang kedua lengan Yohana dan memutar tubuh Yohana agar menghadap kearahnya. "Ayo senyum, kamu tunjukan bahwa kamu bahagia, bahagia untuk Nenek. Lagi pula kamu tadi bilang kalau kamu dengan rela hati menuruti keinginan terakhir nenek kan?" Deby tersenyum penuh pengertian dan mengingatkan tentang keputusan yang diambil oleh teman karibnya.

Kedua teman karib itu saling tatap.

"Jadilah istri yang baik Yoh...jadi istri yang berbakti pada suami-mu. Aku selalu berdoa, semoga rumah tangga kalian selalu diberikan berkat, damai sejahtera dan rukun selalu." Ucap Deby memberi doa untuk Yohana.

Be My Wife (Complete)Where stories live. Discover now