- Kau

4K 229 14
                                    

Dulu sekali..
Ketika angin dengan halusnya menyentuh daun-daun yang rapuh.
Saat itu, senja telah memeluk langit.
Kemarau telah membuat tanah-tanah mengeras, menguat, dan apapun yang tumbuh di atasnya mati.

Saat itu, aku merasa hatiku mati, luluh, dan tak utuh lagi.
Aku tau, aku telah keliru.
Aku dulu pernah berfikir bahwa kau hanyalah setitik tinta di buku hidupku yang luas.
Lalu kuharap kau perlahan akan memudar, seiring waktu yang berputar.

Sampai aku merasa bahwa hati ini, hati yang kurasa luas ini..
Tertaut hanya pada satu titik di buku itu.
Fokusku jatuh padanya.
Nafasku mengiringinya.
Sel sel otakku berkonspirasi mengingat saat bersamanya.

Bagaimanapun,
Aku hanya kecewa pada senja yang memesona dengan indahnya, lalu menghilang tanpa mengucap selamat tinggal.
Aku merasa bahwa ombak dilautan yang terlihat bahagia merasa kesepian karena pada kenyataanya, ombak itu hanya buih yang mencoba menarik perhatian batu karang.

Bagaimanapun,
Aku merindukanmu.
Kau, Sosok makhluk yang DNA nya kucintai, yang setiap naik turun diafragmanya menenangkan jiwa yang letih ini.
selukis kornea matamu yang menatapku jauh ke dalam jiwa yang kosong, menembus gelap, dan mengendap disana. Mengental, kemudian menyatu.

Bagaimanapun,
Aku merindukanmu.
Kau, Sosok makhluk yang lengkung bibirmu selalu kurindukan. Detak jantungmu ingin ku dengarkan dari dekat. Suaramu yang frekuensinya mampu membangunkan kembali, rasa bahagia yang telah lama mati.

Dulu sekali,
Aku merindukan tatapan matamu yang dalam, yang tak bisa kutebak apa yang sedang kau pikir dibalik jiwa itu.
Aku hanya bahagia. Pernah sedekat itu padamu, dan pernah merindukanmu.

---
Ekwa

HUJAN: Sebait Kenangan KusamWhere stories live. Discover now