Mati

1.6K 106 4
                                    

Saat itu pukul empat pagi.
Aku duduk termangu di jendela kamar,
Memandangi langit yang membawakanku cahaya, dan awan yang mulai berubah bentuk.
Ini membuatku sadar bahwa segalanya bergerak dan berubah.
Orang-orang pergi, satu demi satu.

Aku tak pernah merasa se-mati ini sebelumnya.
Yang kurasa hanya hangatnya air mata yang perlahan menyentuh sudut bibir,
Menahan isak tangis di dini hari.

Aku mulai menanyakan eksistensiku di dunia ini,
Apakah aku dibutuhkan untuk sesuatu, apakah aku benar-benar ada, ataukah aku hanya bermimpi selama puluhan tahun dan suatu saat akan terbangun.
Perasaan seperti terperangkap dalam diri sendiri.
Perasaan seperti ingin menghilang ke suatu tempat, dan hilang dalam ingatan orang-orang.
Perasaan sakit.
Perasaan ingin melarikan diri dari hidup yang sedang aku jalani.

Hal paling gila tentang otak adalah dia tak akan berhenti berfikir di malam aku ingin tidur lelap walau sekali.

Sekali saja,
Jika bisa,
Mati-kan aku sebentar,
Dan hidupkan aku kembali ketika semua penyesalan dan ketakutanku tentang hidup menguap.

Sekali saja,
Jika bisa,
Mati-kan aku sebentar,
Dan hidupkan aku ketika aku--- baik baik saja.

---
Ekwa

HUJAN: Sebait Kenangan KusamWhere stories live. Discover now