Cukup

848 46 3
                                    

Ini bukan puisi.

Dari awal, yang selalu kukatakan pada diri sendiri adalah : cintai dulu diri sendiri sebelum berusaha mencintai orang lain. Tidak peduli seberapa klise-pun kalimat ini, aku masih belajar memahami agar kudapat gambaran yang utuh.

Sebelum melangkah ke hal-hal romantis yang lebih dari sering aku dengar dan kuperhatikan itu, aku ingin merasa cukup dulu terhadap aku. Aku ingin belajar dulu bagaimana cara bahagia dengan diri sendiri, supaya nanti aku tak menggantung terlalu banyak harap ke orang lain, Setidaknya.

Supaya, suatu saat jika aku diberi kesempatan oleh semesta untuk jatuh cinta, aku tidak gampang marah ketika pasanganku kelak tidak membuatku bahagia.

Supaya, kelak ketika aku diberi kesempatan semesta untuk merasakan jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya ketika retina bertemu retina, aku tidak gampang kecewa karena pasanganku kelak tidak pandai memoles realita jadi lebih manis dari biasanya.

Aku masih ingin memahami; bahwa aku ini utuh; dengan atau tanpa orang lain.

Aku masih ingin mendalami; bahwa bukan tugas orang lain mendatangkan bahagia padaku; melainkan aku.
Aku bukan kumpulan puzzle yang beberapa bagiannya hilang, lantas tergesa-gesa mencari bagian yang hilang itu di orang lain. Bukan.

Perlu waktu menahun untuk aku akhirnya sampai pada satu kesimpulan bahwa;
dunia ini bukan perkara kamu akan berakhir di pelaminan dengan siapa, bukan perkara esok kau akan menjalin asmara dengan siapa,
bukan perkara siapa paling lama sendiri,
atau siapa yang hatinya paling cepat terisi.

Jauh daripada itu, dunia ini adalah tentang menemukan diri sendiri.. bukan orang lain.

Di penghujung hari;

Doaku untuk diri sendiri;
Semogaku yang pertama adalah;
agar Aku senantiasa menjadi seorang anak lelaki dengan banyak pikiran nyeleneh yang paling mudah mencintai secara utuh, yang paling mudah mengikhlaskan secara penuh.

Dan semogaku yang kedua adalah; agar semogaku yang pertama didengar oleh Semesta dan oleh segala macam rupa Tuhan yang ada dalam banyak literatur sejarah.

---
Ekwa
--

HUJAN: Sebait Kenangan KusamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang