Barangkali nanti, akan tiba masa yang jenuh, ketika namaku telah melebur bersama laut, melebur bersama segala kepasrahan.
Cerita tentangku akan menguap, hingga terlihat samar-samar. Hingga tidak perlu lagi kamu--yang selama ini membayangkan seperti apa aku--mencari-cari alasan, menunjjukkan keresahan.
Kamu boleh berjalan diantara sinar matahari yang menghangat di pesisir pantai ini,
Melangkah perlahan, melihat bintang laut,
Kemudian termangu menatap senja--seperti dulu.Kamu-- yang dulu pernah menatapku dalam kemudian berujar; "Apa kamu pernah merindukan senja seperti merindukanku? Apa kamu pernah merasa mencintaiku seperti kamu mencintai dirimu sendiri?"
Tiba-tiba, dada yang awalnya riuh menjadi hampa. Mungkin, jiwaku gemetar, ada ketakutan yang kembali hidup--berteriak namun terhalang hening yang menjalar.
Sepertinya kamu mudah sekali merelakan, melupakan, ah bukan, tapi mendamaikan perasaan.Kamu tahu aku takut. Aku takut akan rasa sakit yang berulang. Semoga kamu berproses, dan aku belajar.
Karena sungguh aku tau, pada akhirnya aku tidak menemukan yang hilang,--
Tapi menghidupi kehilangan.--
Kangean, 15 Juni 2018.
16.16 PM.
Ps: aku rindu.Ekwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN: Sebait Kenangan Kusam
PoetryMeraih peringkat 20 Besar di kategori puisi, 2018. - Pada tetesan air itu, tercipta sebuah rasa yang memecah hening dan menguarkan kenangan, bagi siapa saja yang mau menerimanya. - Ini adalah kumpulan sajak dan puisi yang ditulis untuk menghibur dir...