part18

31.4K 1.8K 11
                                    

Kehadiran Simba membuat mansion menjadi ramai, kucing itu seakan mengetahui mansion megah ini, dan dia seperti ingin menelusuri mansion setiap harinya. Para maid sangat gemas pada kucing sang majikannya itu yang di beri nama Simba, kucing yang penurut, apa lagi jika dengan Liam. Kemanapun Liam pergi kucing itu pasti membuntutinya, hingga ke kamar pun kucing itu selalu ada dekat Liam.

Simba selalu mengelus-elus kepalanya di kaki Liam, itu membuat Liam selalu terkikik geli karena ulah kucing hitamnya, dan Liam begitu gembira. Simba teman barunya itu ada di mansion.

Membuat seorang gadis cantik menarik napasnya lega, karena Liam tidak lagi merengek ingin meminta Adik untuk menemaninya bermain. Setidaknya ke hadiran Simba membuat Liam lupa pada permintaannya itu.

"Mommy, look." Liam menunjuk Simba, yang menggigit jari - jari kaki Liam, sepertinya Simba ingin bermain - main dengan sang majikan.

" Liam menunjuk Simba, yang menggigit jari - jari kaki Liam, sepertinya Simba ingin bermain - main dengan sang majikan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Haha... Ini sangat geli Mommy," Liam tertawa renyah, saat kucing itu terus berguling dan menggigit kaki Liam gemas.

"Iya sayang, tapi berhati - hatilah dengan Simba. Dia hewan, kapanpun bisa mencakarmu." bagaimanapun kucing hitam itu hewan liar, mempunyai kuku yang tajam dan bisa kapan saja mencakar Liam sewaktu-waktu, jika Liam tidak dalam awasannya.

Tiba - tiba saja Darren, mendaratkan kepalanya di bahu Ovilia, yang sedang berdiri mengawasi Liam. Ovilia lantas terkejut melihat Darren tiba - tiba ada di belakangnya. "Darren..." ujarnya.

"Iya Mommy..." balasnya dengan suara bariton khas lelaki gagah perkasa itu, membuat Ovilia menenggukan salivanya. Ah, lelaki ini selalu saja membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

"Darren, kepalamu sangat berat." ucap Ovilia bergerak tidak nyaman. Bukan mengangkat kepalanya dari bahu Ovilia, alih - alih memeluk tubuh Ovilia dari belakang.

Ovilia semakin terperangah,"Darren! lepaskan, ada Liam di sini." katanya berbisik.

Darren mengelus - elus perut Ovilia, membuat Ovilia refleks menutup matanya, tubuhnya meremang sentuhan Darren sangat membuat kaki Ovilia seperti jelly. Gadis itu menggigit bibir bawahnya saat Darren mengendus lehernya.

Darren tidak menghentikan aksi konyolnya, dia mencium leher Ovilia. Ovilia menikmatinya. Sentuhan Darren yang membuatnya kehilangan akal sehatnya.

"Kau sangat cantik," puji Darren lirih di telinga Ovilia. Membuat Ovilia membuang tatapannya merona malu.

"Mommy... Daddy..." aksi Darren terhenti saat ingin membuat tanda merah di leher Ovilia. Tiba - tiba Liam memanggilnya dan Ovilia. Shit! umpat Darren kesal tapi tak di dengar Liam.

"Mengapa kalian berdiri di sana?" tanya Liam, yang melihat kedua orang tuanya berdiri dekat jendela. Membuat Ovilia salah tingkah dan langsung melepaskan tautan tangan Darren yang masih setia memeluk perutnya. Dan menghampiri Liam yang sedang asik bermain bersama Simba. "Tidak apa - apa sayang," Ovilia tersenyum kikuk.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu