part38

23.9K 1.3K 33
                                    

Lelaki yang bertelanjang dada itu tersenyum dan membelai wajah perempuannya yang sangat mempesona setiap harinya, bahkan dia bisa berjam - jam untuk hanya memandangi wajah cantik Ovilia. Rela untuk membuang waktu istirahatnya demi memandangi wanita cantik yang sengaja tercipta untuknya. Ovilia terlelap, tidur menyamping hingga ia tidur berhadapan dengan Darren, wanita itu menggeliat merasa tak nyaman karena tubuhnya kedinginan karena, punggung mulusnya merasa dingin, dia tidak memakai pakaian.

Darren menarik selimut hingga leher Ovilia hingga wanita itu terlihat begitu nyaman dan tidur dengan deru napas teratur lagi.

Percintaannya kali ini dengan Ovilia begitu sangat berbeda, entah mengapa Ovilia semakin agresif dan nakal di atas ranjang bersamanya, Darren menikmatinya sangat, lelaki itu bahkan meminta Ovilia untuk yang memimpin permainannya, wanita itu berada di atas tubuhnya Darren hanya mampu mengumpat kenikmatan yang di lakukan wanita nakal itu.

Darren mengelus rambut wanita itu dengan halus tanpa ingin mengusik tidurnya, dia yakin wanita itu lelah. Entah mengapa akhir - akhir ini Ovilia terlihat sering pucat dan dia beberapa kali memergoki Ovilia lari kekamar mandi karena wanita itu yang bergerak gelisah dan memuntahkan isi perutnya, bahkan dia lebih sering buang air kecil, contohnya tadi, sudah dua kali dia membuang air kecil.

Tubuh Ovilia pun terlihat berisi dan begitu mempancarkan aura positif, membuat wanita itu semakin mempesona dan menawan, wajahnya begitu terlihat bercahaya walaupun dia terlihat pucat. Dan, selalu mempunyai permintaan aneh setiap dia bertemu dirinya. Seperti ingin di gendong sampai ruang makan atau menghirup aroma tubuhnya.

Darren memeluk tubuh Ovilia dan merapatkan pada tubuhnya, wanita yang mempunyai wangi khas vanilla dan kekayuan hutan memperpadukan harum soft yang membuat siapa pun tergiur untuk menghirupnya rakus. Dia pasti akan gila jika kehilangan Ovilia.

Demi apapun di dunia ini, dia takan pernah rela untuk kehilangan wanita yang sangat berharga bagianya, dan Liam. Wanita yang telah membukakan kedua matanya.

Darren menarik napasnya, sebaiknya besok dia akan bicara dengan Arlissa tentang ini...

Maafkan aku Bae, aku mencintaimu...

------------------------

"Sangat kebetulan sekali, kita bertemu disini Ovilia," ujar Arlissa tersenyum manis melihat Ovilia yang sedang mengantri untuk memberikan resep yang dokter berikan untuk ia tebus.

Ovilia nampak terkejut saat melirik ke sebelah, di situ dia melihat Arlissa dengan raut yang terlihat beda. Dia pucat.

"Arlissa, sedang apa kau disini?" tanya Ovilia yang telah membayar obat.

"Aku menunggu giliran untuk sebuah pemeriksaan, begitulah... mau menikmati coffe? dirumah sakit ini mempunyai kafetaria dengan menu coffe yang harus kau coba," Ovilia mengangguk dan mengikuti langkah Arlissa dengan berjalan beriringan.

Arlissa memesan dua gelas coffe espresso,"Terima kasih," ucap Ovilia yang langsung menyeruput kopi itu, Arlissa mengangguk dan duduk di hadapan Ovilia yang menyisakan meja di hadapannya.

"Well, jadi apa yang membuatmu kemari Ovilia? maksudku apa kau sakit?"

"Aku tidak sakit, aku sedang memeriksakan kandungan,"

"Kau hamil?" ucap Arlissa tercekak, jelas. Raut Arlissa berubah pias dan senyum di wajahnya luntur saat Ovilia mengangguk tersipu membenarkan ucapannya.

Namun, tak di sangka Arlissa memeluk Ovilia memberikan ucapan selamat,"Selamat Ovilia..."

"Terima kasih Arlissa, bagaimana dengan mu? apakah kau sudah bertemu mantanmu itu, aku ingin mendengar kabar baik darimu?" Ovilia meminum lagi kopi espressonya lagi.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Where stories live. Discover now