part44

23.7K 1.3K 13
                                    


Wanita itu menangis di balik pintu kamar mandi, dia memegang dadanya yang terasa berdenyut hebat saat dia baru saja meluap. Dia tidak seperti ini namun kecemburuan dalam dirinya membuatnya seperti ini! Bukan salahnya jika seseorang yang ia cintai mengabaikannya karena masa lalunya itu yang turut dalam kehidupan sekarang ini, bisakah wanita itu hilang dan jangan kembali lagi, di saat dia ingin merasa bahagia bersama satu orang yang ia cintai? bukan egois, namun ini tuntutan hati yang tidak bisa di biarkan begitu saja.

Dia terduduk di lantai granit yang dingin, menekuk kedua lututnya yang terasa susah untuk hanya sekedar berdiri, perasaan sakit hati ini membuatnya menjadi orang lain, dia cemburu. Darren jelas memperdulikan mantan kekasihnya itu layaknya mereka masih dekat seperti dulu, Ovilia menangis. Perasaan cemburu ini menyiksanya sangat, demi apapun di dunia ini dia begitu benci dengan rasa cemburu yang menggantung hatinya itu.

Ovilia tak urung juga beranjak dari kamar mandi, sudah lebih dari dua jam dia di dalam sana, berendam hanya untuk meredakan perasaannya yang meluap. Bahkan Darren, tetap pergi meninggalkannya. Membuat hati Ovilia bergolak semakin panas. Ovilia menatap dirinya di cermin, sungguh ironis wanita yang sedang cemburu dan lelakinya malah pergi meninggalkannya tanpa membujuknya!

Ovilia bergumam, Arlissa sakit, dia membutuhkan Darren. Walaupun amarah masih menyelimutinya, dia merasa kasihan dan khawatir dengan Arlissa. Namun pikiran jahatnya mendominasi. Arlissa mungkin saja hanya pura - pura agar mendapatkan perhatian Darren.

Mungkin saja!

---------------------------------

Darren menarik napasnya, dia mengetuk - ngetuk jarinya di meja stanlis ruangan kerjanya, perasaan yang sangat menyiksanya saat Ovilia menangis dia membenci air mata yang jatuh di pipi Ovilia. Wanita itu marah padanya. Bahkan Ovilia menepis tangannya saat ia ingin menghapus air mata itu, Darren menyugarkan rambutnya, ini bahkan sangat rumit saat Ovilia tahu kebenarannya bahwa Arlissa adalah mantan kekasihnya, point pertama dia telah melukai perasaan Ovilia karena dia tidak hadir saat wanita itu telah membuatnya kejutan dengan susah payah dan dosa terbesarnya dia tidak melupakan itu, dia harus cepat kerumah sakit karena Arlissa membutuhkannya, kedua dia jelas telah berbohong pada wanita itu bahwa Arlissa bukan hanya sekedar teman tetapi mantan kekasih. Di mana otaknya sebagai lelaki, dia bahkan meninggalkan Ovilia yang bahkan ingin di bujuknya.

"Apa yang harus aku lakukan setelah ini?" tanya Darren lirih, ia melamun.

James yang duduk dengan menyilangkan kakinya itu, setengah berpikir dan dia merutuki kebodohan sahabatnya, Darren telah menceritakan semua pada James semuanya.... dan alhasil James ingin mencekik Darren saat ini juga!

James mencibik,"Kau seharusnya jujur pada Ovilia, tentang Arlissa. Jika sudah begini Ovilia mungkin akan meninggalkanmu dan berpaling padaku," ujar James dengan percaya diri.

Darren menatap James dengan tatapan membunuh, "Hentikan ucapan konyolmu itu! dia bahkan tidak suka dengan lelaki hidung belang sepertimu," Darren menyeringai.

James mengedikan bahunya tak peduli dengan ucapan sahabatnya itu,"Aku jelas lebih pintar darimu. Kau itu pintar namun bodoh tentang masalah cinta, Ovilia jelas lebih membutuhkanmu karena dia yang akan menjadi masa depanmu kelak, hey... Kau ini sebentar lagi menikah dengannya! jika kau lupa,"

"Aku tidak melupakan itu James, tapi aku tidak bisa meninggalkan wanita sakit sendirian!"

"Sayangnya wanita itu mantan kekasihmu. Darren,"

"Lalu aku harus meninggalkan dia sendirian, lalu aku bersenang - senang begitu? disaat hanya aku yang ia punya sekarang?!" Darren berkacak pinggang tak percaya dengan James.

"Bukan seperti itu, dia memang membutuhkan mu. Tapi lihatlah Ovilia yang jelas membutuhkan perhatianmu sekarang dari pada wanita masa lalumu itu! Brengsek sekali kau itu, bagilah aku satu jangan serakah," James mendengus kesal pada Darren.

"Kau pikir aku bajingan seperti mu, kau lebih baik keluar dari ruanganku. Kau hanya membuatku semakin pusing!"

"Santailah bos, aku hanya ingin membuatmu rileks. Ayolah... Lebih baik kau ikut aku ke club kita bersenang - senang," James berdiri dan mendekat pada Darren dan menautkan alisnya.

"Keluar atau ku tendang kau James!" teriak Darren hingga James tertawa meledak, dan dia berlari sebelum lelaki itu menghajarnya.

--------------------------------------

Ovilia berjalan ke arah pendingin makanan, niat hati ingin mengambil makanan yang ada di dalam kulkas tapi mata Ovilia beralih ke kue ulang tahun yang sudah susah payah ia buat, mungkin para pelayan yang menyimpannya disini.

Ovilia mengambil kue itu dan berjalan ke samping dapur dan tidak di sangka Ovilia membuang kue ulang tahun itu dengan perasaan kesal dan dia ingin menangis lagi. Kue itu bahkan sudah tidak seindah semalam dengan angka 30 tahun. Ovilia lalu berlari kekamarnya dan meninggalkan niat untuk mengisi perutnya, bahkan dia sudah tak selera makan.

Dia masih cemburu!

Ovilia mengerang gelisah saat dia terusik karena sebuah kecupan - kecupan kecil yang membuatnya terganggu, Ovilia urung membuka matanya ia masih mengantuk karena seharian mengurung diri dan menangis!

Darren tersenyum dan membelai anak rambut yang jatuh menghalangi wajah cantik calon Istrinya itu, Darren menutup kedua matanya dan berpikir sejenak, Ovilia lebih membutuhkannya. Dan dia ingin menebus kesalahan dirinya yang telah mengabaikan mungkin sebuah kencan berdua dengan wanita cantiknya ini.

Darren menatap dengan sendu mata Ovilia yang membengkak seperti seorang yang habis menangis. Darren merasa sangat bersalah telah membuat Ovilia cemburu dan membuat wanita itu menangis. Lelaki itu mengecup kedua mata Ovilia dengan gerakan pelan.

Namun, yang terjadi adalah Ovilia yang membuka kedua matanya.

Ovilia masih diam tak ingin bersuara ataupun menghindari tatapan sendu milik Darren.

"Heii... Maaf mengganggu tidurmu bae," ucap Darren dengan lirih. Ovilia tetap tak mengeluarkan suaranya.

Darren terus memberikan sentuhan - sentuhan kecil pada Ovilia, namun tatapan tetap pada mata Ovilia yang tidak teralihkan dari matanya. Mereka bersikukuh saling menatap.

"Maafkan aku bae... aku mengaku, aku salah padamu, maaf telah mengabaikan mu akhir - akhir ini, maaf untuk ketidak jujuran ku. Maaf untuk membuatmu menangis..." ujar Darren pelan dia mengambil lengan Ovilia dan menciumnya pelan dan lembut.

"Aku... Entahlah aku rasa aku hanyalah lelaki bodoh yang pergi begitu saja saat kau menangis dan lebih baik menghindarimu, karena satu titik air mata yang jatuh dari matamu membuatku seperti teriris pisau dan itu sangat perih," ucapan Darren berhenti saat jari telunjuk Ovilia mendarat di bibir lelaki itu. Ovilia menggeleng mengisyaratkan agar Darren berhenti dan tidak meneruskan ucapannya itu.

"Selamat ulang tahun lelakiku..." ucap pelan Ovilia di telinga Darren, hingga bulu kuduk lelaki itu meremang, sensasi aneh menjalar tubuhnya saat Ovilia malah mengucapkan kalimat itu tanpa membalasnya meraung karena dirinya salah.

"Ovilia..."

"Aku sudah memafkanmu," Ovilia memeluk tubuh lelaki itu, sesuatu yang tidak terduga membuat hati Darren semakin bersalah pada wanita ini.

"Aku dan Arlissa... Kita-" ucapan Darren terputus saat Ovilia menyerobot berbicara.

"Aku tidak ingin membahas itu, aku akan meminta maaf pada Arlissa, aku tidak membencinya. Aku kemarin hanya kesal, bisakah aku menjenguknya jika memang dia sakit?" tanya Ovilia membuat Darren terperangah, hati manusia mana yang seperti wanita yang ada di dekapannya ini Darren tersenyum mengangguk.

"Kau bisa menemuinya..."

----------------------------

Kita lihat bakal ada kejutan apa nanti saat ketemu Arlissa....

12/03/2018

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang