part30

26.9K 1.4K 10
                                    


Siang ini begitu terik tetapi tidak begitu panas. Ovilia dan Liam baru saja beranjak dari toko perlengkapan menggambar karena Liam merengek ingin sekali membeli perlengkapan menggambar yang baru. Ovilia memang sudah membaik karena beristirahat penuh dua hari lalu. Namun, Liam tak hentinya ingin membeli perlengkapan menggambar di temani Mommynya yaitu Ovilia, walaupun Mila sudah melarangnya, Mila hanya mampu menarik napasnya dan menggeleng cucunya itu sangat tak terbantahkan seperti Darren.

"Mom, lihatlah Aunty di seberang sana." ucap Liam menunjuk, "Sepertinya dia melambai tangannya padamu," ucapnya lagi.

Ovilia mengikuti arah pandangan tangan Liam yang menunjuk seorang wanita yang melambaikan tangan padanya, setelah di lihat-lihat bahwa dia seseorang yang di tuju, tidak ada lagi selain dia di ujung jalan hanya dia bersama Liam.

Ovilia tersenyum dan melambaikan tangannya juga melihat wanita itu. Wanita yang pernah di tabraknya kala di Mall dua hari yang lalu, dia masih mengingatnya.

Wanita yang bernama Arlissa itu menyebrang jalan dan menghampiri Ovilia dan Liam, yang senantiasa memegang tangan Mommynya.

"Haii, senang bertemu denganmu lagi." ujarnya tersenyum riang.

"Senang bertemu denganmu lagi Arlissa... Jika tidak salah," Ovilia ragu karena mungkin saja dia salah menyebutkan wanita itu.

Wanita itu tersenyum mengangguk,"Benar. Namaku Arlissa, dan kau Ovilia? benarkan?" ujarnya mengernyit.

Ovilia mengangguk,"Kau benar,"

"Kau dari mana? oh, dan siapa lelaki kecil yang tampan ini?" tanya Arlissa begitu antusias saat melihat Liam bocah kecil yang tampan dan tersenyum manis padanya yang di ketahui Liam adalah teman Mommnya.

"Liam. Aunty.." ujar Liam

Arlisa mencubit pipi kiri Liam gemas, dia nampak tersenyum manis pada bocah kecil itu, dan hatinya mulai berdesir. Perasaan ingin memiliki seorang anak di usia yang memasuki 28 tahun, apa lagi Liam adalah anak yang terlihat nyaman di dekat orang baru.

"Aku tidak menyangka bahwa kau sudah memiliki anak, dan kalian sangatlah mirip. Aku tebak pasti suamimu sangat tampan," ucap Arlissa dengan mengedipkan matanya.

Ovilia tersenyum canggung. Entahlah dia baru saja mengenal Arlissa tidak mungkin juga dia mengatakan yang sebenarnya di saat Liam bersamanya dan bisa saja mendengar.

Ovilia melihat Arlissa begitu nampak terlihat sangat bahagia, wanita itu terus saja tersenyum ceria dan itu sangat membuat Ovilia sedikit iri karena wanita di hapadannya ini begitu sangat cantik dan terlihat dewasa.

"Nampaknya kau terlihat sangat bahagia hari ini," ucap Ovilia asal saja.

Arlisa mengangguk menyetujuinya, bahwa hatinya senang berbunga - bunga sekarang. "Kau benar, aku sangat bahagia hari ini." balasnya.

"Apa kau tidak pulang cepat hari ini Ovilia? kalau tidak, apa kau mau menemaniku makan ice cream, aku yang teraktir sebagai tanda pertemanan kita," Arlissa menggandeng tangan Ovilia.

"Ice cream?" mendengar kata ice cream membuat Liam begitu bersemangat. "Apa Mommy mau ikut bersama Aunty, aku ingin ice cream juga Mommy... ku mohon," ujar Liam memohon pada Ovilia.

Arlissa nampak tertawa saat melihat Liam memohon ingin makan ice cream. Ovilia mengangguk,"Baiklah kita akan makan ice cream Liam..." seru Ovilia girang.

Suara kring lonceng berbunyi menandakan pelanggan memasuki kedai ice cream. Seorang lelaki dengan memakai apron berwarna coklat dan vanilla khas pakaian pegawai gerai ice cream.

Dengan senyum manis lelaki yang sedari tadi berpeluh karena banyak para pelanggan yang datang, terutama anak kecil berdatangan dan dia dengan senang hati menyambut dan memberikan ice cream yang di pesan.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ