part49

27.4K 1.3K 38
                                    


Pagi yang cerah dengan jiwa yang sepi. Pagi ini Ovilia tidak begitu berselera untuk menghabiskan sarapannya dan dia merasa tak enak hati. Entah mengapa dia merasa ada sesuatu yang membuatnya merasa lemas. Maka dari itu dia seharian menghabiskan waktu di kamar kayu yang ia tempati.

"Ovilia..."

Wanita itu menghentikan acara melipat pakaiannya dan tersenyum melihat Marta yang berada di depan pintu kamar yang ia tempati.

"Iya. Aunty," ujar Ovilia pelan. Namun terdengar Marta.

Marta menghampiri Ovilia dan duduk di tepi kasur dan membantu Ovilia melipat bajunya. "Jangan terlalu lelah, ingat apa kata dokter kemarin kau harus banyak istirahat." Ovilia menganggukan kepalanya pada Marta.

"Aku akan beristirahat setelah memasak untuk makan siang nanti," ujar Ovilia masih dengan acara melipat pakaiannya.

"Tidak sayang, kau istirahat biar aku yang memasak untukmu dan Daniel." Sanggah Marta tanpa ingin di bantah.

"Apa, tidak apa - apa Aunty?" tanya Ovilia dengan mengerutkan alisnya. Selama ini bahkan dia yang memasak dan membersihkan rumah. Atas permintaannya sendiri yang telah menumpang pada keluarga West.

"Tidak Ovilia, kau sudah sangat membantu. Bahkan kehadiranmu membuatku susah bergerak karena kau menyuruhku hanya diam tanpa melakukan apapun." Ovilia tertawa renyah. Mendengar Marta sedikit kesal dengannya.

"Kau yang seharusnya banyak istirahat Aunty, kau mempunyai darah tinggi jika kau lupa."

"Aku tidak lupa Ovilia sayang. Apa kau lebih baik sekarang?"

"Aku baik Aunty, lebih baik saat mengetahui anak yang ada di dalam kandunganku sehat."

"Apa kau tidak merindukannya?" Marta bertanya. Namun senyum itu luntur dari wajah Ovilia dia menunduk mengetahui apa yang Marta bicarakan. Sejujurnya dia memang sangat merindukan Darren dan Liam rasanya lelah hanya menyalurkan rindu dengan menangis tengah malam karena tak sanggup menahan rindu pada kedua lelaki yang dia sayang.

Ovilia hanya tersenyum kaku. "Tidak usah berpikir keras, Tuhan tahu yang terbaik untukmu." ucap Marta. "Beristirahatlah, nanti sore Daniel akan mengajakmu ke suatu tempat. Dan aku yakin kau akan menyukainya." lanjut Marta.

Marta mengelus rambut Ovilia dengan sayang sebelum dia pergi beranjak dan menghilang di balik pintu kayu.

Ovilia menarik napasnya kasar, tangannya perlahan memegang dadanya dia merasa perasaan ini akan tetap sama. Dan dia tetap memiliki perasaan untuk Darren...

Air mata Ovilia seketika jatuh dia merindukanya lelaki itu, rasanya sakit saat mengingat kembali saat - saat bersama Darren.

Daniel pemuda tampan itu sedang mengendarai mobil pickup tua berwarna merah yang sedikit sudah berkarat karena di makan usia, satu tangannya memegang kepalanya dan satu lagi yang memegang stir , lalu gerakan itu berubah karena dia yang memegang dagunya yang tak di tumbuhi bulu - bulu halus. Dia sudah bercukur pagi ini.

Dia melihat kertas selembaran yang ada di samping kemudinya, selembaran biodata orang hilang. Dan, foto yang berada di kertas selembaran itu dia mengenalnya. Di katakan di kertas itu jika seseorang menemukan wanita yang ada di foto tersebut dia akan mendapatkan yang setimpal dan akan di berikan hadiah berupa uang dan aset sebagian milik keluarga tersebut  Daniel berdecih dan merobek kertas itu dan dia gulung dengan kepalan tangannya erat dan membuangannya ke hutan belantara yang sedang ia lewati.

Dia tidak butuh itu semua. dan dia harus merahasiakan ini dari ibunya dan Ovilia.

Lelaki itu berpikir apa dia sudah gila menyukai calon Istri orang yang sedang mengandung anak laki - laki lain? Namun semakin dia mengelak dia semakin sadar bahwa dia telah jatuh pada pesona Ovilia. Wanita cantik dengan kelembutan yang tersirat dari bola matanya, hatinya begitu lembut saat satu bulan ini dia mengenalnya, Daniel menikmati saat - saat bersama Ovilia.

Wanita yang mempunyai warna mata indah biru savir itu terlihat jelas, hati Daniel berdebar tak karuan saat dia menatap wajah cantik itu, tubuh Ovilia begitu sempurna dengan lekuk tubuhnya. Dia benar - benar gila sekarang.

Wanita yang mampu mendobrak hatinya untuk kedua kalinya, setelah ia berpisah dengan mantan kekasihnya dua tahun yang lalu berpisah karena mereka lebih mementingkan pekerjaan dan tentu mereka berpisah dengan secara baik - baik walaupun tak di pungkiri rasa itu masih ada sampai sekarang.

Daniel terkekeh geli saat memikirkan itu, berpikir saat seandainya Daniel dan Ovilia bersama dan mereka menikah mempunyai anak yang banyak dan itu mungkin hanya angan kelabunya yang mungkin saja terjadi. Tapi lelaki itu tetap berpendirian pada hatinya bahwa dia menyukai Ovilia apapun yang akan terjadi sekalipun Ovilia mengandung anak lelaki lain. Dia akan membesarkannya, sungguh dengan kasih sayangnya.

"Apa kau sudah siap?" tanya Daniel menaikan alisnya saat melihat Ovilia berdiri di depan pintu dengan dress putih yang semakin membuatnya sungguh mempesona. Jiwa laki - laki Daniel mulai terlihat, bahwa dia sungguh ingin melucuti baju itu dan melihat betapa indahnya sesungguhnya tubuh di balik dress putih itu.

Daniel yang bersedekap dan menyender di mobil pickup dengan kemeja kotak - kotak dengan tangan yang di gulung hingga siku di padukan celana levis dan sepatu kulit berwarna coklat. Dia sangat tampan.

Daniel tampak terdiam memperhatikan Ovilia begitu cantik dengan dress putih selutut tanpa lengan dan rambut cokelat yang sengaja ia gerai.

Sungguh mempesona. Dan Daniel mampu berfantansi liar.

Ovilia menjentingkan tangannya di depan muka Daniel saat Daniel terus sama menatapnnya tanpa berkedip,"Apa aku begitu aneh?" tanya Ovilia saat Daniel kembali ke alam bawah sadarnya.

"Tidak! kau begitu cantik," seketika itu juga Ovilia tersipu atas perkataan Daniel yang membuat pipinya sontak memerah.

Daniel membukaan pintu mobil untuk Ovilia,"Terima kasih, Daniel." Daniel mengangguk dan mengitari mobil dan dia memperhatikan Ovilia sebelum dia melajukan mobilnya.

Daniel akan mengajak Ovilia kesuatu tempat yang pasti akan membuat Ovilia menyukai dan tak akan pernah melupakan itu, sesuatu tempat yang jauh dari bisingnya kota. Tempat yang membuat seseorang tak ingin pulang dan betah berlama lama disana. Sesuatu tempat terdalam di hutan pinus.

"Daniel apa kau mendengar sesuatu?" tanya Ovilia saat sesuatu terdengar seperti deburam air ombak yang mengenai batu karang.

Daniel tersenyum.

Ovilia semakin menajamkan pendengarannya. Sesaat.

Ovilia membulatkan matanya sesuatu yang sangat indah ada di hadapannya. "Ini aku... Ini sangat indah Daniel..." Ovilia tak bisa berkata - kata selain dia tersihir akan sesuatu yang ia lihat.

Sebuah pantai yang berada di antara hutan belantara.

"Pantai di tengah hutan? sepertinya sangat mustahil,"

"Tidak, jika kau sudah menginjak pasir putih nan halus itu Ovilia."

"Ayo kita turun, akan ku tunjukan sesuatu yang lebih indah dari pada ini..."

---------------------------------

Darren tergopoh menarik brankar yang sedang di tiduri Liam, kondisi Liam kritis karena kelelahan menangis dan tidak ingin makan dan minum. Liam terlihat pucat dengan mata yang terpejam.

"Daddy janji akan membawa Mommy kembali, bertahanlah Liam..."

Darren menggepalkan tangannya dan ia hantam ketempok bercat putih itu hingga tangan Darren terluka, dia menjambak rambutnya frustasi. Saat Liam sedang di tangani oleh dokter saat brankar itu memasuki ruangan UGD.

Darren bersimpuh di depan ruangan UGD. Tubuh Liam begitu luruh dan lemas, biasanya Ovilia yang akan membujuk Liam untuk menghabiskan makanannya jika wanita itu ada.

Liam lemah tanpa Mommynya.

Ovilia.

------------------

Kenapa aku dikit - dikit upnya, karena ngetik di hp sumpah lumayan jengkel juga kalo lagi lemot huhu maklum ya....

Gimana pendapat kalian tentang Daniel?

15/03/2018

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Where stories live. Discover now