part35

25K 1.4K 12
                                    

Dengerin lagu yang di mulmed ya...

----------------

Lelaki itu terbangun dari tidurnya, dengan wajah yang di penuhi dengan keringat dingin, dia memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia mengerang dan berdiri tidak sabaran, lelaki itu melirik alroji yang di pakainya dan dia mengumpat. Ini baru jam dua malam dan dia terbangun karena mimpi buruk.

Setelah pertemuan pertama yang tak di duga setelah bertahun - tahun lamanya dia pergi untuk menghindari wanita itu, dia tidak percaya jika dia bisa bertemu lagi dengan wanita yang pernah membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali dan kecewa karena cinta untuk pertama kali juga.

Kepala Darren seakan sesak dengan kenangan - kenangan pahitnya. Bahkan Arlissa dengan lancang memasuki alam mimpinya dengan tersenyum dengan manis.

"Sial!" umpat kekesalan Darren. Bahkan wanita itu seenaknya saja mengiang di kepalanya saat dia telah mengalah dan mengubur nama wanita itu, dan seperti zombie nama wanita itu bangkit lagi setelah lama mati.

Ini masih terlalu malam untuk memulai sesuatu, masih bisa di katakan terlalu dini untuk membuka kedua mata. Dia mengibaskan selimut yang membungkus dirinya. Dia bangkit dari tempat tidur, mengeratkan jubah tidurnya. Darren berjalan ke arah balkon dan menghisap rokok.

Terdengar aneh, jika Darren menghisap rokok. Lelaki itu memang tidak pernah merokok namun jika pikirannya sedang tidak bisa di kontrol dia memilih merokok dari pada untuk minum anggur di tengah malam. Biarlah... dia menghisap satu batang rokok sebelum kembali tidur.

Sunyi.

Bahkan ini adalah waktu yang paling bagus untuk menikmati mimpi indah, Darren merauk wajahnya dan mengepulkan asap rokok dengan kasar. Senyum Arlissa tampak jelas di hadapannya, matanya menyiratkan kesedihan dan kerinduan saat mata mereka bersikukuh saling menatap malam itu.

Seperti banyak duri - duri tajam yang menusuk hati Darren saat mengingat jika Arlissa telah menikah dan meninggalkannya tanpa sepatah katapun, kenangan indah yang pernah singgah di hatinya kian di ganti dengan rada benci saat melihat wajah itu. Tapi tak di pungkiri dia masih memikirkan Arlissa.

Setelah rokok yang dihisapnya habis dia membuangnya asal dan berjalan ke arah kamar yang berada di lantai satu, dia bukan pergi kekamarnya melainkan.

Darren menarik sudut bibirnya, melihat dua kesayangannya tertidur dengan pulas, hati merasa hangat akan kedua manusia yang di perhatikannya sedang bergelut dengan alam mimpi, Darren mengendap memasuki kamar itu, takut jika Ibunya akan mengetahui jika dia mencoba untuk satu kamar bersama Ovilia disaat mereka akan melangsungkan acara pernikahannya dua minggu lagi. Ibunya akan berteriak hingga satu mansion, jika dia nekat untuk tidur bersama.

Darren merebahkan tubuhnya di samping Ovilia yang tidur membelakanginya, lelaki itu memeluk Ovilia dari samping dan mencium rambut wanita itu setelah mencium pipinya yang halus itu, wangi vanilla dan kekayuan favoritenya menyeruak ke dalam indra penciumannya. Wangi yang menjadi ciri khas Ovilia. Darren semakin mengeratkan pelukannya pada Ovilia.

Dan, dia bergabung untuk bergulat dengan alam mimpi...

------------------

Ovilia merasakan ada beban berat yang menjatuhi perutnya, hingga wanita itu membuka kedua matanya dan mengedipkan matanya yang masih terasa berat, dia membuka mata biru savirnya dan wanita itu terkejut melihat siapa yang ada di belakang dan si pemilik tangan kekar yang melilit perutnya yang mungil itu. Ovilia mengatupkan bibirnya pasti lelaki itu tengah malam mengenap masuk.

Ovilia tergoda untuk meraba wajah bak dewa yunani itu, hidung yang mancung dengan rahang yang kokoh, bakal jangut yang sangat seksi itu semakin membuat Ovilia ingin berlama - lama disana. Ovilia mengelus pipi Darren dengan lembut hingga lelaki itu semakin mengerang dan merapatkan diri pada Ovilia, dalam tidurnya bahwa dia menikmati sentuhan yang di buat Ovilia.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora