{menutupi}😶

1.7K 124 1
                                    

Bunda eva menangis dipelukan ayah vito, ia melihat ryan terbaring lemah diatas ranjangnya. Dr. Rio memeriksa ryan dengan teliti, sesekali ia menekan pelan dada kiri ryan.

"Gimana dok?" tanya ezra yang sedari tadi diam didekat ayah vito.

"Ryan syok, tapi gak terlalu serius."

Sesaat kemudian, tampak ryan mulai membuka matanya. Ia langsung terperanjat ketika melihat dr. Rio disampingnya. Alhasil ia harus menerima sakit itu kembali terasa didada kirinya.

"Shhhhhhh" erangnya.

"Pelan-pelan yan, tarik nafas buang dari mulut...." ryan mengikuti tuturan dr. Rio.

Mereka menunggu beberapa saat hingga ryan kembali tenang, namun justru kegelisahan yang mereka dapatkan.

"Kenapa yan?"

"D-dok, l-leta...." lirih ryan.

Dr. Rio mengusap rambut ryan, menyalurkan ketenangan yang ia punya.

"Ryan udah tau kan?" ryan mengangguk pelan.

"Dokter boleh minta sesuatu sama ryan?" ryan terdiam.

"Bersikap seolah gak ada apa-apa ya sayang...."

Deg

Kenyataan apalagi yang harus ryan terima? Akankah ia harus menutupi semuanya dari leta.

"Kenapa?"

"Biar waktu yang menjawabnya...."

Ryan berpaling menatap kedua orang tuanya dan ezra, mereka hanya mengangguk dalam.

Ryan menghela napas pelan, "tapi kenapa harus sekarang?"

Setitik cairan bening turun dari kelopak matanya, kenyataan yang selama ini ia gali ternyata telah lama terbongkar namun sama sekali tak ia ketahui.

"Ryan sayang kan sama leta?" lagi lagi ryan terdiam.

"Dokter anggap jawabannya iya, itu artinya ryan harus siap buat terima kenyataan apapun nantinya."

Ryan tersenyum miris, ia merasa hidupnya seakan berjalan dipermainkan oleh takdir.

"Ryan ngerasa dipermainin sama takdir, ryan udah dipisahin sama leta dari kecil tapi kenapa pas kita udah ketemu takdir ngelarang kita buat dekat?"

"Yan, tuhan menciptakan manusia sesuai takdir mereka masing-masing. Gak ada seorangpun manusia dibumi yang hidup sesuai kemauannya sendiri. Kalau takdir mereka harus pisah, pasti mereka pisah. Tapi, suatu saat takdir yang akan persatukan mereka lagi" jelas dr. Rio.

Ryan mengangguk dalam diam, dr. Rio mendekat dan menghapus air mata ryan.

"Kita lewatin semuanya sama-sama, you are not alone because we always be with you." bisiknya.

•°•°•°•°•

Suasana kembali seperti semula, ryan mulai memakai topengnya. Bersiap untuk menjalani kehidupan penuh drama.

"Good morning pak tomo! "

Masih ingat kan dengan sosoknya? Hampir beberapa hari ini ryan tak bertemu dengannya.

"Eh, pagi nak ryan! "

"Nak ryan kemana aja? Bapa sendirian tau gak ada nak ryan."

Ryan terkekeh pelan, "bapak bisa aja, ryan ada urusan pak. Oh ya bapak tau gak? Ryan udah buatin menu spesial super duper mantap buat pak tomo."

Pak tomo nampak antusias, "emang apa? "

"Ini itu roti bakar ada isinya pak, tapi yang buat roti ini spesial adalah olesan crim cokelat lembut penuh cinta dan kasih sayang didalamnya. This's so delicious." ryan mengikuti gaya aktor di iklan.

"Hahaha, nak ryan bisa aja."

"Ryan gitu loh, ryan pamit ke kelas ya pak. Kalo bapak perlu sama ryan, i always in here be for you " ryan tersenyum lebar.

Pak tomo kembali tertawa, "hahaha, percaya bapak."

"Assalamuallaikum"

"Walaikumsallam"

S
K
I
P

Langkah ryan terhenti ketika melihat sesosok gadis tengah berdiri di lorong koridor utama. Ia tampak seperti mencari sesuatu, dan ryan tau pasti ia sedang mencari 'itu'.

"Pagi leta! " teriak ryan tepat ditelinga leta.

"Eh, kunyuk! Kaget tau! " leta mengusap dadanya, sedangkan ryan malah tertawa.

"Tawa lagi, stres lo! "

"Dih, biarin aja. Orang ganteng mah bebas kali."

"PD akut tingkat dewa" desisi leta, tapi masih bisa didengar ryan.

"Lo bilang apa? " ryan berpura-pura.

"Gak tuh, ada cicak terbang tadi." ryan terkekeh melihat ekspresi kesal leta.

Ryan terus memperhatikan apa yang dilakukan leta. Hingga sang empu berbalik dan menatapnya nyalang.

"Lo napa liatin gue? "

"Idih, gr lo! "

Leta mendengus pelan, tatapannya teralihkan oleh sebuah benda kecil berwarna cokelat digenggaman ryan.

"ITU NOTE GUE! "

Leta langsung merampas note tersebut, kemudian menatap ryan tajam.

"Lo maling ya? "

"Weh, enak aja! Cogan gini dikata maling? Ye, bu gue ingetin ya jaman sekarang ini udah modern. Mending gue beli aja sendiri note kaya gitu, banyak kok diluar sana. Lagipula tuh buku juga isinya curhatan-curhatan alay."

Mata leta melebar, "hah?! Lo baca buku gue ya?! Ngaku lo!! "

"Gue? Baca buku lo? Ogah banget."

Leta menggeram kesal, terlebih ketika melihat ryan tertawa jahil. Itu memancing amarahnya hingga sampai ke ubun-ubun.

"Lo cari gara-gara?! " leta melangkah mendekat dengan tatapan tajam bak pembunuh.

"E-eh, lo mau a-apa ta? " ryan mundur selangkah.

Saat melihat leta mengambil ancang-ancang untuk berlari, ryan lebih dulu memulainya.

"RYAAAAAAAAAAN" lengkingan itu menggema disetiap sudut lorong koridor, mungkin jika ada guru disana sudah dipastikan ruang bk akan menanti leta.

~°~°~°~°~

Hai!!!!

Disini ada yang sekolahnya ngadain study tour ke jogja gak??

Disekolahku minggu depan!! (*lebay ya | abaikan  -_-)

Tapi, liburan sama temen sekolah itu lebih asik bener gak???

Apalagi masih kelas 8 smp, pasti itu bakal jadi kenangan yang gak bisa aku lupain nanti.

Oh, ya kemungkinan minggu besok aku bakal sering-sering up. Alasanya? Free day's guys!!!

Oke, see you in next part....

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now