👦{dirga dan ezra}👦

1.3K 108 4
                                    

Hari ini keluarga ryan lebih overprotective padanya. Rendi dan aldi bersedia 24 jam disampingnya, terlebih ketika mereka mengetahui keadaan ryan sempat drop semalam.

"Ihhh, ini apaan sih? "

"Biar gak dingin ryan.... "

"Lo lebay tau gak ren?! Ini berlebihan! "

"Yan, ini musim hujan. Udara dingin, ntar lo kumat lagi gimana? "

"Ya gak usah gini juga kali! "

Sedari tadi rendi memaksa ryan untuk menggunakan jaket tebal, ryan memang suka memakai jaket. Tapi, ia hanya menggunakan jaket levis atau jaket biasa.

Tidak seperti ini, jaket yang rendi kenakan justru lebih cocok dikenakan saat berlibur ke negara eropa.

"Rendi! "

Aldi hanya terkekeh melihat pemandangan didepannya, inilah cara rendi saat memberi perhatian pada ryan. Memaksa.

"Aldi.... " rengek ryan.

Aldi menahan tawanya, "gue gak ikutan."

"Aldiiiiii!!! "

Teriakan itu memenuhi setiap sudut mobil, bahkan saking kerasnya beberapa siswa menoleh ke mobil mereka.

"Syuuuut! Berisik tau! "

"Abisnya lo! Ini ih si rendi! "

Tawa aldi pecah, terlebih ketika ryan berkali-kali mengelak. Merasa kasihan, aldi membuka kunci pintu mobil dan membiarkan ran keluar dari sana.

Brakkkk

Ryan berlari menghaindari rendi, sementara rendi mengerjapkan matanya. Entah sihir apa, ia tak mengerti atas keadaan. Sedetik kemudian ia tersadar.

"RYAN!! "

Tatapannya beralih pada aldi, pemuda itu justru menampilkan cengiran khas miliknya.

"Aldi...." ia menatap aldi horor.

Sadar bahwa situasi siaga, aldi mengambil ancang-ancang untuk pergi menghindarinya.

1 detik....

2 detik....

3 detik....

"Temen laknat lo berdua!!! "

Aldi terkikik geli, lebih asyik dikejar anjing peliharaan rendi daripada pemiliknya. Terkadang, aldi suka berpikir sendiri. Mengapa saat rendi marah hampir mirip dengan ayah vito, ya?

Seram.

•°•°•°•°•

Kedua pemuda ini tengah berbincang di salah satu kedai cofe dekat sekolah SMA CAKRA PUTRA. Salah satu diantara mereka mengenakan seragam sma, sementara satu lainnya hanya mengenakan kemeja biasa.

"Jadi, dia pelakunya? "

"Iya, gue sama aldi pernah mergokin mereka di cafe deket rs. Ternyata emang dia dalangnya."

"Yang bener za? "

Ezra menghela napas pelan, "iya ga, gue berasa kaya pengecut tau gak. Adik gue dalam bahaya aja gue gak tau. Dia, orang yang selama ini kita percaya udah ngelakuin ini semua ga."

Dirga mengepalkan tangannya diatas meja, "sialan tuh orang! Ternyata dugaan gue selama ini bener."

"Apa? "

"Waktu itu gue lagi di cafe, dan gak sengaja gue ketemu mereka. Gak tau apa yang mereka omongin, tapi setelah itu mereka pergi."

"Tepat saat mereka pergi, telfon gue bunyi. Gue putusin buat pulang, tapi karena rumah gue searah sama abi gue bisa liat kalo dia ngajak leta ke rumahnya. Gue berhenti, entah kenapa gue penasaran. Mereka bicarain hal tentang iyan, gue bingung darimana mereka tau? "

"Akhirnya gue mendekat, tepat satu rumah gue berhenti gue bisa denger jelas apa yang mereka omongin. Abi bilang, kalo iyan itu emang ryan yang dia kenal saat ini. Dengan bukti, dia keluarin selembar kertas yang gue yakini itu alamat rumah lo."

"Darimana lo tau? "

"Sebenernya, gue ngikutin leta. Dan, tepat saat gue berhenti dibelakangnya. Dia ngintip gerbang rumah lo. Gue emang yakin dia bakal tau semuanya, dia ngeliat mobil aldi dan yang lain keluar rumah lo."

Mata abi membulat, jadi sudah selama itu abi membocorkan semuanya?

"Keparat! "

"Tapi za.... "

Ezra menoleh.

"Gue rasa, dego ikut andil bagian ini."

Cukup sudah kekesalan ezra saat ini, dua orang sahabatnya telah mengkhianatinya. Ia sungguh tak percaya, setega itukah mereka?

"Gue liat dia sering call-callingan sama abi, sekarang juga kita jarang banget kumpul. Dia sibuk sama urusannya sendiri."

"Za, ada satu hal lagi. Tapi, gue gak yakin lo bakal percaya.... "

"Apa? "

Dirga menatap ezra takut-takut, "s-sebenernya selama ini dia deketin leta, dan sekarang leta tinggal dirumahnya."

"Bangsat! "

Untuk hal pertama ezra sudah tau, tapi untuk hal yang kedua. Itu diluar perkiraannya, ini sudah kelewat batas.

Ia beranjak, namun dengan cepat dirga mencekalnya.

"Lo mau kemana? "

"Gue abisin tuh curut! Ini kelewat batas ga! "

"Za, tenang.... Gak pake cara kaya gini juga...."

"Terus? "

"Kita ikutin cara main mereka, gue yakin meskipun abi ngincar ryan disini tapi sebenernya dia ngicar lo."

Kening ezra mengerut, "why? "

"Putri."

Satu kata yang dapat membekukan tubuh ezra, ya karena gadis itu.

"Dia pasti mau balas semuanya za, terlebih ketika dia tau kalo putri ada hubungan sama lo."

Ezra terdiam sejenak, "oke, gue jalanin.... Tapi, kalo sampai ryan terluka gue bakal bertindak."

Dirga hanya mengangguk, kemarahan sahabatnya itu masih dapat ia kendalikan. Tak ada yang tau kemarahan seorang ezra, ia tak segan melukai seseorang yang berani membuat ryan terluka.

~°~°~°~°~

Holaaaa!!

Kemarin sempet ngilang ya????

Sorry10×, jadwal padet....

Buat gantinya, aku up satu part lagi deh nanti malam....

Tunggu ya....

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now