{rencana ke pantai}🌊

1.5K 114 0
                                    

Ryan berjalan melewati lorong koridor sekolah, ia berbelok menyusuri jalan yang akan membawanya ke tempat yang ia tuju.

Langkahnya terhenti tepat didepan sebuah pintu bertuliskan 'gudang' diatasnya. Ia membuka pintu itu, ketika ia mulai melangkah masuk udara pengap menjumpainya.

"Uhuk....uhuk...." ryan terbatuk, debu disana benar-benar banyak.

Kalau bukan bu ana yang menyuruhnya kemari, ia tak akan datang kesini. Ia memasang masker yang sedari tadi ia bawa.

"Udah berapa lama sih gak dibersihin?" gumamnya .

Ia menaruh kardus besar yang ia bawa, indera pendengarnya merasakan bahwa derap langkah kaki seseorang memasuki ruangan ini.

"Yan...."

Ryan menoleh, "kenapa di?"

"Apa?"

"Kenapa?"

"Yang jelas yan."

Ryan membuka maskernya, namun ia justru kembali terbatuk keras.

"Pasang lagi, kita ngomong diluar."

Ryan hanya mengekor dibelakang orang itu, ketika sampai didepan ia menutup pintu dan langsung menguncinya.

"Lo ngapain yan disana?"

"Aturan mah gue yang nanya di, lo kok ada disini? Bukannya lagi jamnya bu beta?"

"Lo gak denger apa budek? Bel udah dari tadi bro"

Tuk....

"Awwww! Kenapa dijitak ogeb?! Gue ngomong bener-bener!" aldi mengusap kepalanya.

"Siapa yang ngatain gue budek?! Gue masih bisa denger nyet! Lagian speaker gudang mati, gimana bisa gue denger."

Aldi meringis pelan, "eh, iya. Lo kenapa ada disana? Mana main pergi lagi, tadi dicariin tau sama bu beta."

"Tadi niatnya sih ke toilet, tapi bu ana manggil suruh bawa alat praktek bekas ke gudang."

Aldi hanya mengangguk, "ke kantin yuk! Tuh curut satu pasti dah nungguin."

"Parah lo! Anaknya tau mampus deh lo!"

"Gak bakal tenang aja, asal mulut lo dijaga."

Ryan terkekeh pelan, kemudian berjalan menuju kantin dengan aldi disampingnya.

•°•°•°•°•

Suasana kantin tampak ramai, saat ryan mengedarkan pandangannya. Sosok leta tertangkap oleh matanya.

"Itu mereka!"

Keduanya berjalan menuju meja tempat leta dkk duduk.

"Darimana aja lo berdua?" tanya rendi.

"Abis liat bu ana ren, beh makin cantik coy!"

Tuk....

"Awwww! Sial deh gue hari ini, tadi ryan sekarang ayang mbeb "

Mela menatap aldi sinis, "liatin aja tuh guru, tapi gue jamin besok bakal ada tukang kurban ke sekolah."

"Buat apa la?" tanya tika.

"Mutilasi dia, terus buang deh ke laut. Itung-itung buat gue kurban tahun ini, gue pengin nyetak rekor pencetus pawang hiu pertama didunia." celetukkan mela membuat semua tertawa.

"Hahaha.... Mampus lo di!"

Aldi mengerucutkan bibirnya, "tuh bibir ngapain di monyong-monyongin? Mau mancungin bibir?"

"Sialan lo yan! Lo kira idung apa bisa dimancungin? Ya kali gue pengen bibir gue monyong, yang ada mah ntar gak ada cewek lagi yang suka sama gue."

"Banyakan sih gue, lo satu aja belum abis-abis."

"Banyak-banyak, lo nya aja masih jomblo. Ini mah awet, niatnya sih pengen tambah tapi takut kena amukan singa." aldi memelankan katanya di dua kata terakhir.

Mela mendekat kearah leta, "eh, ta tadi perasaan gue denger deh ada yang bilang singa. Emang disini ada yang pelihara binatang itu ya?"

Leta menahan tawanya, "kayaknya gak deh ta, tapi kalo arwahnya disini ada."

"Pinter! Dan lo tau di? Arwahnya udah ngerasukin gue." mela menatap aldi tajam.

"E-eh, g-gak kok y-yang gue b-bercanda."

Ryan terkikik geli melihat ekpresi ketakutan milik aldi,"lo kaya gitu mirip kambing conge deh di."

"Kampret lo! Gue ulek mampus lo!" semuanya kembali tertawa.

"Hahaha, eh btw liburan besok mau pada kemana?"

"Gimana kalo ke puncak?"

"Itu mah udah biasa ka, ke bukit aja gimana?"

"Sama aja rendi tayiong!"

Leta tampak berfikir sejenak, "how did the beach?"

"Setuju!" jawab mereka serentak.

"Lo tumben pinter ta?"

"Lah, emang gue pinter kok. Gak kaya lo yang mikirnya cokelat terus!"

Ryan mendengus pelan, "gini-gini gue lebih pinter daripada lo!"

"Sebahagia lo aja deh yan"

Mela menatap keduanya dalam,
'Semoga liburan besok, lo berdua bisa kaya dulu ya' batinnya.

~°~°~°~°~

Always reading for this story guys....

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now