{UKS}🐬

1.6K 125 9
                                    

Ryan berkali-kali menghembuskan nafasnya, rasa sakit mulai terasa di bagian dadanya. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menepis rasa sakit itu.

"Ryan, tolong kamu kerjakan soal nomor ini."

Ryan mendongak, ia terdiam sejenak mengumpulkan kekuatan kakinya. Entahlah, setelah keluar dari rumah sakit tubuhnya terasa begitu lemas.

Ia berjalan pelan menuju ke depan, ketika ia mulai mengerjakan soal yang diberikan gurunya tiba-tiba saja penglihatannya berkunang-kunang.

Ia menunduk sembari memijit pelan pelipisnya.

"Ryan kamu kenapa?" tanya bu endah khawatir, ia memegang pundak kiri ryan.

Belum sempat ia menjawab, tubuhnya lebih dahulu luruh ke lantai.

"Ryan!! "

Hampir sebagian siswa kelas itu menghampiri ryan, terutama rendi dan aldi. Mereka bahkan langsung duduk bersimpuh disamping ryan.

"Yan, lo masih denger kan? "

Ryan hanya mengangguk, ia tak bisa membuka mata. Semua terasa berputar baginya.

"Usahain jangan pingsan dulu, oke."

Ryan mengangguk, mereka bangkit dibantu beberapa siswa lelaki. Dengan langkah perlahan, mereka mulai meninggalkan kelas.

Bisikan-bisikan mulai terdengar memenuhi ruang kelas.

Ada apa dengan ryan?

Apa itu ada kaitannya dengan leta, berhubung ia sempat bertengkar tadi pagi?

Apa sakit yang di deritanya? Sehingga dia sempat koma di rumah sakit.

Entahlah, mereka tak ada yang tau. Kelas ini memang pernah menjenguk ryan, namun pihak keluarga maupun guru tak ada yang memberi tahu mereka. Karena ini semua, adalah privasi ryan.

•°•°•°•°•

Tika dan mela menatap leta iba, seusai pertengkaran mereka tadi pagi. Sekolah dibuat gempar mengenai hubungan apa leta dan ryan, itu alasan siswi-siswi dikelas mereka menatap sinis ke arah leta.

Bagaimana tidak?

Sang most wanted sekolah bertengkar dengan leta? Murid yang bahkan belum setahun berada di sekolah ini. Meskipun banyak lontaran yang menghampirinya, banyak juga yang berusaha menyemangatinya.

Hingga saat pelajaran tengah berlangsung, kejadian yang sama sekali tak pernah mela dan tika fikirkan. Leta yang berjarak dua kursi di depan mereka, terjatuh keatas lantai tanpa sebab. Dia tak sadarkan diri.

Tentu saja itu menimbulkan kekacauan di kelas. Guru memberi intruksi kepada mereka untuk membawa leta, namun para siswa perempuan justru tak ada yang mendekat.

Meka dan tika sontak langsung ambil tindakan, dengan andalan jurus mengacam ala tika. Beberapa siswa lelaki membantu mereka.

Tika memang disegani di kelasnya, alasannya? Ia adalah pemenang juara 1 lomba karate se- DKI Jakarta tahun lalu. Ia juga sering mengikuti turnamen antarsekolah, namun kini ia mengundurkan diri.

Di UKS,

Leta sudah ditangani, dokter hanya berkata bahwa tekanan darahnya tinggi. Mela dan tika bernafas lega, seusai mengucapkan terima kasih keduanya mendudukan diri disamping leta.

Cokelat love story (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang