{pantai}🌊

1.5K 107 15
                                    

Tak ada yang bisa dilakukan lagi oleh keluarga ryan, pasalnya sejak tadi anak itu terus merengek ingin berlibur ke pantai.

Rendi jadi teringat tentang perbincangan mereka di kantin dulu, rupanya anak itu ingin pergi kesana karena imingan leta.

"Lo kenapa sih yan ngotot pengin kesana? Lo masih sakit bege! "

"Bodo! Sumpek ren dirumah mulu! "

Tika menggelengkan kepala melihat tingkah ryan, "tunggu sampe lo sembuh, atau gak sama sekali."

Ryan mengerucutkan bibirnya sebal, ia mendengus kasar. Tak ada pilihan lain.

"Iya iya."

Keduanya saling bersitatap lalu tersenyum penuh kemenangan.

"Nih obatnya minum dulu."

Ryan menurut, tika menatap perih pemandangan dihadapannya. Ini adalah alasan mengapa ia jarang bersama ryan.

Ia terlalu sakit setiap kali melihat ryan menelan butiran pahit pil itu. Ada perasaan takut dihatinya.

Ia sadar, semakin kesini obat itu semakin lambat bereaksi. Apa itu berarti penyakit ryan bertambah parah.

Hanya itu yang terlintas difikirannya. Ia takut ketika melihat mata ryan terpejam, takut jika mata itu tak kembali terbuka lagi.

•°•°•°•°•

Seminggu telah berlalu, ini adalah hari pertama seluruh murid SMA CAKRA PUTRA tidak lagi menginjakkan kaki disekolah.

Ujian telah berlangsung minggu kemarin, jadi sekolah mengijinkan mereka berlibur untuk seminggu ke depan.

Begitu juga dengan rombongan ini, mereka telah siap untuk pergi berlibur. Beberapa koper mereka bawa.

Semua keluarga mereka ikut berlibur, berhubung keluarga mereka saling terikat akan jalinan persahabatan dan bisnis.

Ayah vito, selaku kepala pemimpin disini memberi cuti kepada mereka semua. Alhasil ia menjajikan berlibur ke yogya untuk beberapa hari ke depan.

Kali ini, mobil dibagi. Mobil pertama: orang tua tika dan rendi. Mobil kedua: orang tua aldi dan mela. Mobil ketiga: orang tua ryan dan 1 orang suruhan. Dan mobil terakhir: ryan, ezra, mela, aldi, tika, dan rendi.

Perlu kalian tau, orang suruhan ayah vito adalah pak tomo. Masih ingat, bukan? Alasannya karena ayah vito telah memperkerjakan pak tomo sebagai satpam dikantornya.

Penjaga sekolah kini digantikan oleh seorang bodyguard bawahan ayah vito. Dia hanya khawatir, terlebih ketika mengetahui apa alasan dibalik semua keadaan ini.

Mobil yang ditunggangi oleh ryan berada pada urutan ke dua. Tepat dibelakang mobil ayah vito. Suasana di dalam mobil ramai, terlebih rendi dan aldi serta ryan menyanyi.

Sesekali ezra, tika, dan mela tertawa melihat kekonyolan mereka. Terlebih ketika ryan menekuk muka karena ejekan pedas dari mulut aldi dan rendi.

"Hahaha.... "

Mereka tertawa lepas, mungkin perjalanan mereka akan terasa menyenangkan. Melupakan sebuah masalah besar yang perlahan mendekati mereka.

•°•°•°•°•

Disaat mereka tertawa, gadis ini justru terlihat sama sekali tak bahagia. Harinya penuh dengan kegelapan.

Ia memeluk dirinya sendiri, membiarkan angin pagi menerpa dirinya. Hingga sesuatu yang hangat mendarat di pundak kanannya.

"Kak dego? "

Dego tersenyum tipis, "gak baik anak cewe ngelamun pagi-pagi."

Leta tak menjawab, ia menatap gedung yang berjejer rapi diseberang balkon kamar.

"Sarapan yuk, bi inah sama mina udah nunggu dibawah."

Leta mengangguk ia mengikuti langkah dego. Setibanya disana, ia disambut dengan tatapan kesal mina.

"Ish, kakak lama! Mina laper tau! "

Ia mengerucutkan bibirnya sebal, namun justru hal itu mengundang tawa dego dan leta.

"Kalo laper ya makan! "

"Kan mina-"

"Syuuut! Berisik! "

Mina menghempaskan tangan dego yang membekapnya. Ia memasang wajah jijik.

"Tangan kakak bau! "

Leta sontak tertawa, mina yang tengah menghindar dari usilan dego dan dego yang mencoba merusuhi mina.

Tanpa sadar ia meneteskan air mata. Ia merindukan keluarganya.

"Kok kak leta nangis? " tanya mina khawatir

"Eh, gak kok."

Leta mencoba untuk tersenyum, "kenapa ta? Ada masalah? "

Leta menggeleng, "gak papa, kangen sama kak nia."

Mereka terdiam sejenak, "mau gue anterin pulang? "

Leta tersenyum tipis, "gak usah kak."

"Ta, gak selamanya lo harus menghindar dari masalah. Seberapa jauh lo melangkah, masalah itu akan tetap kejar lo."

Leta terdiam, mencerna perkataan dego.

"Leta akan coba kak.... "

Keduanya saling tatap lalu tersenyum.

"Ekhmmmm" dehem mina keras.

Mereka tersadar, salah tingkah. Mereka langsung duduk dan mulai menyantap makanannya.

"Kok gak makan dek? " tanya leta, ia melihat mina hanya memandangi makanannya.

"Kenyang." jawabnya ketus.

"Lah, tadi laper. Abis makan apa lo? "

"Kacang, sumpah gak enak banget kak."

Keduanya kembali tertawa, dengan gemas dego menarik hidung mina.

"Ish, kak degoooooo! "

Mereka saling menyerang satu sama lain. Leta menghentikan tawanya, tatapannya berubah menjadi sendu. Ia mengukir senyum tipis.

'Mungkin emang gue harus kembali, mereka gak sepenuhnya salah.... ' batinnya

~°~°~°~°~

Hai!!!

Don't forget for give me your vomment guys....

Babay....

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now