🎼{nyanyian ryan}👦

1.5K 128 3
                                    

Hari pertama camping berjalan seperti biasa, ada yang menyiapkan kayu bakar, membangun tenda, memasang bambu, dan lain sebagainya.

Tenda milik leta dkk digabung dengan tenda milik para dewan pembimbing. Alasanya? Tentu saja karena permintaan langsung dari ayah vito.

Tenda ryan dkk juga bergabung dengan tenda milik kak dirga, pasalnya mereka itu dekat. Ezra adalah sahabat dirga, jadi setiap ryan ada kegiatan pasti dirga langsung menghubungi ezra.

"Ryan kalo mau istirahat, istirahat aja dulu. Nanti ikut kegiatannya pas malem api unggun aja."

"Gak kak, ryan gak cape kok lagian masa yang lain kerja ryan nggak? "

"Yan, yang dibilang dirga itu bener. Bisa kena amuk kita, kalo kamu nanti kenapa-napa."

Ryan terkekeh pelan, "itu mah deritanya kak dego."

Semuanya tertawa, kecuali dego. Ia mengerucutkan bibirnya kesal, setiap dego dan dirga bermain kerumah ryan pasti mereka akan terkena imbas kejahilan seorang ryan. Seperti sekarang.

"Udah-udah, kakak ke depan ya? Mau mantau kegiatan anak-anak, kalian disini aja. Kalo ada pengumuman kak dego yang kakak suruh buat jemput kalian."

"Siap."

Mereka pergi keluar dari tenda, menyisakan ryan, rendi, dan aldi. Tenda ini khusus untuk ditempati mereka dan dirga serta dego. Sebelumnya ayah vito ingin memasang tenda pribadi, tapi ryan menolaknya.

"Gabut bet si disini? Keluar yuk!" ajak ryan .

"Ogah! Mager gue." balas aldi, ia merebahkan dirinya diatas tas ranselnya.

"Ayooooo." aldi tak bereaksi, ia justru memejamkan matanya.

"Ya udah gue pergi sendiri."

Selepas kepergian ryan suasana menjadi hening, aldi yang berada dalam mimpinya dan rendi yang terhanyut dalam dunia gamenya. Setelah sadar, ia mencari sosok ryan.

"Eh, al si kunyuk mana? "

Aldi menggendikkan bahu dan melanjutkan tidurnya, hal itu membuat rendi geram.

"Grrrrr, lo mau cari mati ya?! Ayo cari! Nanti kena amuk sama ayah baru tau rasa lo! "

Seketika aldi membuka mata, oh shit! Ia melupakan hal itu.

"Ayo! "

Mereka keluar dari tenda dan bergegas mencari ryan. Sementara itu,

"Kak wulan!" perempuan bernama wulan itu berbalik.

"Ryan, kamu kok disini?"

Ryan mengangguk seraya tersenyum manis, "kan ryan ikut ekstra musik, kata pak disa ryan suruh ngisi acara ini."

Wulan tampak terkekeh pelan, "itu mah kakak tau, maksud kakak ryan kok jalan-jalan sampe sini? Panas lho."

"Biar, tadi ryan ngajak aldi malah anaknya teler, eh giliran mau ngajak rendi anaknya malah asik sama game." ryan mengerucutkan bibirnya, gemas.

Wulan kembali tertawa, "hahaha kacian adik kakak. Ya udah yuk, kakak temenin. Kita kesana aja, adem."

Ryan hanya mengangguk, wulan merangkul ryan. Jika dilihat tinggi mereka sama, perawakan wulan yang tinggi membuat mereka tampak seperti adik kakak.

S
K
I
P

Api berkobar ditengah dinginnya malam, dilingkari oleh banyak siswa disana. Dua orang diantara mereka berada ditengah-tengah. Sementara yang lainnya duduk dibawah dengan alas seadanya.

"Malam adik-adik semua, yang cantik-cantik, yang imut-imut, yang unyu-unyu, dan yang ganteng-ganteng. Mirip kek kakak yang ganteng ini-"

"Huuuuuuu" sorakan terdengar diseluruh penjuru.

"Santai-santai kakak tau kok kalo kakak itu ganteng, jadi sorakinnya ntaran aja. Kalo mau minta foto sama tanda tangan juga bisa."

"Huuuuuuuu" sorakan kini bertambah keras.

"Udah-udah maklumin aja, kak dirga kan masih jomblo jadi tepos orangnya"

Seketika tawa riuh memecahkan suasana, sementara dirga mengerucutkan bibirnya kesal. Namun, hal itu membuat tawa para siswa semakin membahana.

"Hahahaha! Stop-stop kita lanjutin tawanya nanti. Buat ngisi acara malam ini, gimana kalo kita ngadain unjuk bakat?"

"Setuju!"

"Eh, kalian tau gak kalo disini tuh ada mantannya kak wulan lho."

"Cieeeee"

Kedua mata wulan membulat, "eh, enggak-enggak bohong! Kakak tuh gak punya pacar!"

"Ekhm, tadi ngeledekin tau-taunya masih jomblo pada setuju gak?"

"Huuuuuu"

Pipi wulan bersemu merah, mungkin ia malu.

"Hahaha, daripada kita buat kak wulan malu. Mendingan kita dengerin orang nyanyi, setuju semua?????"

"Setuju!!!!"

"Oke, untuk membuka acara kita panggilkan ryan dkk. Silahkan kedepan!"

Itulah tujuan ryan datang ke tempat ini, mengisi acara.

"Night all."

Semua siswi disana bersorak kegirangan.

"Night juga kak ryan!"

"Masih semangat kan?"

"Masih!"

"Gimana kalo kita nyanyi sama-sama, setuju?! "

"Setuju! "

Suara petikan gitar mulai terdengar diiringi ketukan tangan yang berirama.


Semua yang bernafas perlu....
Menemukan cahayanya....
Semua yang bernafas perlu....
Temukan arti hidup dan lengkapi jiwanya.... Oooooo....

Akhirnya ku tlah temukan kamu.... Uuuuuu....
Semesta ku tersipta....

Dan aku takkan....
Pergi dan melepasmu....
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku....

Dan ku berjanji....
Tuk slalu ada....
Sampai waktunya....
Karna semesta ku ada pada kamu....

Semua siswa disana terperangah mendengar suara emas milik ryan, terutama leta.

Tatapanmu bagai bintang....
Tak terbilang dan cemerlang....
Senyumanmu bagai bulan....
Menemani sang malam hingga siangku datang....

Semesta....
Akan slalu ku jaga....
Semesta....
Abadi selamanya....

Oooooo....

Dan aku takkan....
Pergi dan melepasmu....
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku....

Dan ku berjanji....
Tuk slalu ada....
Sampai waktunya....
Karna semesta ku ada pada kamu.... Uuuuu.....

Karna semesta ku ada pada kamu....

Tepuk tangan riuh mulai terdengar setelah ryan mengakhiri lagunya, ryan tersenyum kearah mereka. Lebih tepatnya kearah leta.

~°~°~°~°~

Hai!!!!

Semangat buat baca ya....

Bye....

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now