{ketenangan}🍃

1.5K 115 3
                                    

Leta terdiam, ia merindukan keluarganya. 15 hari sudah ia tak pernah mengunjungi mereka, termasuk abi. Ia mengurung diri disini, ya disini. Tepat di rumah dego.

Sebenarnya, dego tak tega melihat leta yang terus berjalan tak tentu arah. Maka dari itu, ia memutuskan untuk membawa leta ke rumahnya.

Di rumah dego, ia hanya tinggal bersama adik perempuannya dan bibi inah. Pembantunya. Kedua orang tuanya meninggal sekitar 5 tahun yang lalu.

Tok... Tok...

"Kak! "

Leta terkesiap, ia menerjapkan matanya.

"Kak! "

Barulah ia sadar, "ya, sebentar! "

Ia membuka pintu kamar, munculah sesosok gadis yang terpaut 3 tahun dibawahnya tengah tersenyum kearahnya. Dia, mina.

"Kenapa? "

"Suruh ke bawah sama kak dego, makan malam."

"Oh, ya kamu turun dulu. Nanti, kakak nyusul."

Ia kembali tersenyum lalu menangguk, setelah mina pergi ke bawah leta kembali masuk ke kamar. Ia membasuh muka sejenak, lalu menyusul adik temannya itu.

Di meja makan,

"Kak leta mana min? "

"Eh, min-min! Ish, kak udah dibilangin jangan panggil min! Emang mimin! "

"Mendekati lah.... "

"KAKAK! "

Bi inah tertawa, mina memajukkan bibirnya kesal sementara dego tertawa. Tanpa mereka sadari, seseorang tengah memperhatikan mereka.

"Andai aja kalian itu mereka, pasti gue bahagia. Gue kangen mama.... "

"Leta! "

Ia tersedar kemudian tersenyum, ia berjalan menghampiri mereka. Lalu duduk di kursi dekat dego.

"Ngapain ngelamun disitu? "

"Eh, gak! Kata siapa? "

"Lo ngintipin kita ya? " goda dego.

"Ih, apaan? Gak kok! "

"Alah.... "

Leta memalingkan wajahnya, sekilas pipinya bersemu merah. Dego dan mina tertawa, sementara bi inah meninggalkan mereka.

"Ta.... "

Leta menoleh, "Kak degooooo! "

Mereka kembali tertawa, olesan krim cokelat kini menghiasi kening leta. Sebenarnya, dego tadi mengambil kesempatan untuk mencolek sedikit krim. Dan, mengokeskannya pada leta.

"Rese banget sih lo kak! "

"Biarin, wleee...." ia menjulurkan lidahnya.

Leta mendengus keras, ia beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan wajahnya.

"Hahaha.... Kak leta lucu sumpah."

"Emang, walaupun sedikit absurd sih anaknya."

"Kak, emang kakak gak ada niatan gitu buat pacarin kak leta? Cantik loh, sayang kalo gak diambil."

"Niatnya sih pengin, tapi.... "

Kening mina berkerut, "tapi? "

"Gak jadi." dego tersenyum masam.

Kini, ia bimbang. Di satu sisi ia memang menyukai leta, namun takdir seolah tak berpihak padanya. Ia sadar, disini ia hanya menjadi perantara. Antara penyampaian balas dendam dan taruhan atas nyawa seseorang.

Cokelat love story (END) Where stories live. Discover now