Prologue

37.4K 1.3K 4
                                    

"Anna, lebih baik kau turun sekarang!" Anna bisa mendengar suara pamannya yang memanggilnya dari bawah.

Anna tergolong anak yang keras kepala. Anna tetap bersikeras untuk tidur dan tak mendengarkan perkataan pamannya.

Oh, come on. Dia sudah terlalu lelah karena kemarin harus mengebut dalam menyelesaikan deadline novelnya.

Disamping menjadi seorang koki, Anna juga menjadi seorang penulis. Dia tidak keberatan untuk menulis walaupun tubuhnya sudah kelelahan sehabis pulang bekerja, karena menulis adalah hobinya.

Anna bisa mendengar bunyi ketukan pintu dari luar, membuat dirinya sekali lagi mengerang.

"Anna." Kali ini suara Rebecca, istri pamannya, yang memanggilnya.

"Hey, honey. Sekarang kau lebih baik turun sebelum membuat pamanmu marah. Glenn dan Gabriel sudah menunggumu di bawah."

"I'm tired, Becca." Anna menutupi wajahnya dengan bantal.

"Yeah, I know you're tired. But it's time to eat your breakfast, dear." Rebecca menarik bantal yang digunakan Anna untuk menutupi wajahnya, lalu mengelus-elus puncak kepala Anna.

Walaupun Anna sudah berumur 28 tahun, Anna tetaplah little Anna bagi Rebecca.

"Come on, wake up." Rebecca memukul lengan Anna, lalu bangkit dari duduknya di tepi ranjang dan berjalan keluar.

Setelah beberapa menit meregangkan tubuh dan menyegarkan diri, Anna berjalan turun dan melihat keluarganya sudah lengkap di bawah.

"Good morning Uncle. Good morning Glenn. Good morning Gaby." Anna mengelus kepala Gabriel yang langsung ditepis oleh adiknya itu.

"Hey, don't call me 'Gaby'. Itu terdengar konyol. Mom, lihatlah. Anna..."

"Yeah. Kau terlihat seperti seorang perempuan sekarang. Come on, usiamu berapa? Kenapa harus melapor ke Becca?" Gabriel yang menemukan kebenaran dari perkataan Glenn memilih untuk terdiam.

"Bagaimana kuliah kalian? Berjalan baik?"

"Yeah. It's great. Lebih baik daripada sekolah." Glenn mengatakannya dengan jujur.

"Bertemu dengan perempuan cantik?" Anna kembali bertanya.

"Anna." Christian mulai bersuara, menegur keponakannya itu.

"Ayo, semua. Saatnya makan." Rebecca menengahi percakapan mereka dan menghidangkan semangkuk sereal untuk masing-masing dari mereka.

"Thanks, babe." Christian mengecup pipi Rebecca singkat. Ketiga orang muda disana hanya bisa memutar bola matanya.

Saat itu, mata Anna bertatapan dengan mata Christian, yang membuat pria itu mulai membuka suaranya.

"Ini waktumu untuk mulai mencari orang yang spesial dalam hidupmu, Anna. Apa kau sudah menemukannya?"

"Oh, come on, Uncle. Tidak tentang ini lagi."

"You're 28. Kau sudah cukup tua..."

"Aku masih ingin bekerja dan menikmati hidupku, okay?" Anna kembali memutar bola matanya.

"Uncle mempunyai kenalan yang memiliki anak..."

"Not interested." Anna langsung menolaknya.

Sekarang apa salahnya jika di umur 28 tahun dia masih belum menemukan jodohnya? Oh, ayolah. Dia masih ingin menikmati hidup dan menjadi orang yang berhasil terlebih dahulu.

"Kita berangkat dulu. Bye, Mom. Bye, Dad." Glenn dan Gabriel bangkit dari kursi yang mereka duduki, lalu memeluk ibunya singkat.

Glenn menyempatkan waktu untuk mendekati Anna dan memberikannya tos.

"Semangat diceramahi oleh Dad. Bye!" Glenn mengucapkan perkataan itu sambil menjulurkan lidahnya, lalu segera menyusul Gabriel yang sudah berjalan keluar terlebih dahulu.

"Anna. Kau tahu sendiri bahwa hidup seorang diri tak pernah mudah. Sekarang lihatlah, kau sudah cukup besar untuk mulai tidak tergantung pada Uncle..."

"Wait. Apa Uncle mengusirku?" Anna menaikkan satu alisnya.

Christian memilih untuk menghela napas dan tidak berkomentar akan pendapat Anna mengenai ucapan yang baru saja dia lontarkan.

"Anna, kau tahu maksud Uncle. Uncle tak pernah mengusirmu, Uncle akan selalu ada untukmu. Tapi Uncle tak selamanya hidup, bukan? Kau sudah besar dan harus mulai mandiri, okay? Lalu apa kau memilih untuk hidup seorang diri sampai kau tua?"

"Uncle. Listen to me. Aku masih merasa muda dan sekarang tidak mau berhubungan dengan pria manapun. Tolong mengerti aku." Anna menatap Uncle kesayangannya dengan serius. Christian yang tak tahu mau mengatakan apa lagi, akhirnya hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau lebih baik bersiap-siap sekarang. Sebentar lagi Uncle akan berangkat bekerja. Kau butuh diantar Uncle, bukan?"

"Yes, Uncle. Thank you so much." Anna berdiri dari kursi yang didudukinya, lalu memeluk Christian erat.

Anna melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap secepat mungkin karena dia tak ingin terlambat masuk bekerja.

Next update: Senin

Halo semuanya... Akhirnya novel Anna muncul juga ya 😄 Kali ini aku bakal update tiap hari, karena waktu update Miss. Lawrence Stole My Heart banyak yang minta update tiap hari (jadi author yang baik ini turuti keinginan kalian deh 😗🤗), terus kadang aku juga bakal update 2x sehari ya.. Soalnya ada beberapa chapter yang pendek, jadi aku update 2x biar kalian seneng juga 💜 Baca novel aku terus ya 😍 I love you all... -JohannaHelina-

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)Where stories live. Discover now