[13] Danny

14.1K 847 0
                                    

"Danzell. Dimana Anna?" Belinda menggenggam tangan anaknya. Bisa terdengar suara yang lemah dari wanita itu.

"Dia... Sedang sibuk, Mom."

"Danzell. Kau tahu betapa Mom ingin kau cepat menikah. Kenapa kau tak kunjung menikahi Anna?"

"Mom..."

"Ini permintaan terakhir Mom, Danzell. Apa sesusah itu untuk menikahi orang yang kau cintai dan mempunyai anak? Jangan bermain-main terus dengan wanita."

'Oh, Mom. Andai kau tahu semua ini hanyalah bohong karena ancaman dari kalian agar aku cepat menikah.'

"Beri aku waktu, Mom."

"Berapa lama lagi, Danzell? Kau tahu penyakit Mom..."

"3 bulan. Beri aku waktu 3 bulan." Belinda menghela napas, lalu menganggukkan kepalanya.

"Thank you, Danzell. Mom sangat sayang padamu."

"Aku juga, Mom."

***

"Great. Kau menyutujui ide gila dari ibumu itu. Dan sekarang apa yang akan kau lakukan dengan waktu 3 bulan?"

"Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku." Danzell mengamati restoran itu dari dalam mobilnya, menunggu sampai Anna selesai dengan pekerjaannya.

Menunggu wanita itu di rumah sama saja cari mati, sedangkan disini, dia rasa dia akan aman.

Ben speechless saat mendengar sahabatnya mengatakan itu.

"Jatuh cinta? Anna jatuh cinta padamu? Oh, Danzell." Ben tertawa kecil, lalu menepuk bahu sahabatnya.

"Apa yang lucu?"

"Kau tahu betapa dia membencimu. Walaupun aku tahu kau mulai menyukainya. Lalu bagaimana dengan pamannya yang menyeramkan itu?"

"Aku akan berusaha mengatasinya."

"Kau tahu sendiri, Danzell. Jika kau melibatkan Anna lebih dalam lagi disini, dia tak akan bisa terlepas darimu."

Tanpa diberi tahu oleh sahabatnya, Danzell sangat tahu tentang itu.

"Listen, Ben. Aku tidak punya ide lain selain ini, okay? Kau tahu betapa aku ingin mengabulkan permintaan Mom selama dia..."

"Yeah. Okay. Do whatever you want. Tapi aku sudah mengingatkanmu, Dan. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. She's coming. Lebih baik jika aku pergi sekarang."

Ben keluar dari mobil Danzell, sedangkan Danzell memfokuskan pandangannya ke tempat dimana Anna berada.

Wanita itu sedang bercakap-cakap dengan seorang... Pria? Tunggu sebentar. Dia merasa familiar dengan pria itu.

Oh, iya. Sang manajer.

Jadi, mereka dekat?

Banyak pertanyaan yang terngiang-ngiang di kepala Danzell.

Danzell menunggu beberapa saat sampai pria itu pergi, dan sekarang Anna sendirian.

Danzell turun dari mobil dan menghampiri Anna.

"Hey." Saat melihat Danzell, wajah Anna langsung memucat.

"Apa yang kau lakukan disini? Cepat pergi! Uncle sebentar lagi datang dan dia akan sangat..."

"Biar aku mengajakmu keliling dulu, darling."

"You know I can't..."

"Ayolah, Anna. Kau berkata bahwa kita teman. Tidak salah jika teman bersenang-senang bersama, bukan?"

Anna menghela napas, lalu menjawab pertanyaan Danzell.

"Baiklah."

Danzell langsung tersenyum senang, lalu menunjukkan arah dimana mobilnya berada.

"Sabuk pengaman."

"Sudah, Danny."

"Danny? What the hell, Anna?"

"Cocok untukmu, Danzell. Kita teman. Tidak salah jika teman memberi nama panggilan, bukan?"

Danzell tertawa kecil, lalu menganggukkan kepalanya.

"Setidaknya 'Danny' jauh lebih baik daripada 'idiot'." Perkataan Danzell membuat Anna tertawa.

Anna membuka smartphonenya dan mengirim pesan untuk Christian.

Uncle. Kau tidak perlu menjemputku. Aku diajak hangout bersama dengan temanku :)
From: Anna
To: Uncle Chris

Beberapa menit kemudian, smartphone Anna berbunyi.

"Halo?"

"Anna. Kau pergi dengan siapa?"

"Temanku, Uncle. Kau tidak perlu khawatir. Aku sepenuhnya baik-baik saja."

"Siapa, Anna?"

"Mmm... Teman lama, Uncle. Hey, don't worry about me. Khawatirkan Becca juga. Akhir-akhir ini kau terlalu terfokus padaku, Uncle."

Anna bisa mendengar Christian menghela napas di seberang sana.

"Fine. Berhati-hatilah, Anna. Love you."

"Love you too, Uncle."

Anna kembali menyimpan smartphonenya ke dalam tas.

"Teman lama?"

"Kau tahu sendiri, Danny. Tidak mungkin aku berkata bahwa aku pergi denganmu. Uncle pasti akan membunuhmu." Ucapan Anna membuat Danzell tertawa.

"Aku tahu itu, Anna."

"By the way, kita mau kemana?"

"Lihat saja nanti. Tunggu saja." Danzell memberikan senyumannya pada Anna.

"Baiklah."

Setelah itu, perjalanan pun menjadi hening, tak ada dari mereka yang mulai membuka suara sampai tiba di suatu tempat.

Next update: Kamis

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)Where stories live. Discover now