[9] Last Time

16.1K 955 2
                                    

Danzell terbangun karena smartphonenya berbunyi. Danzell mengerang, lalu mengambil smartphone yang dia letakkan di atas meja.

"Halo?"

"Halo. Danzell?"

"Mom? Ada apa?" Mendengar suara ibunya membuat Danzell langsung terbangun. Jarang-jarang ibunya menelepon.

Danzell langsung terduduk dan menunggu ibunya bersuara lagi.

"Danzell. Kau hari ini ke rumah Mom dan Dad, okay? Jangan lupa ajak Anna. Bye." Ibunya langsung memutuskan telepon secara sepihak.

Danzell hanya bisa mengeluh. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan ibunya.

***

"Kau ini merepotkan sekali! Kau sudah meminta tolong padaku dua kali! Kapan kau mengembalikanku?!"

Anna terpaksa harus mengikuti keinginan Danzell karena sedari tadi pria itu memohon kepadanya. Membawa-bawa nama ibunya membuat Anna jadi berbelas kasihan pada pria itu.

"Tidak akan kupulangkan sampai semuanya berjalan dengan baik." Anna mengerutkan dahinya, tak paham dengan apa yang diucapkan oleh Danzell.

Sekarang mereka berdua duduk di depan Belinda dan Alex. Anna sedikit cemas dengan apa yang ingin dikatakan orang tua Danzell. Bagaimanapun juga, mereka baru bertemu sekali. Lalu apa yang ingin dibicarakan?

"Jadi begini. Mom dan Dad sudah memikirkan bahwa... Ini saatnya kau menikah dengan Anna, Danzell."

"Apa?!"

"Apa?!"

Teriakan yang sama dari kedua orang itu membuat sepasang suami-istri di ruangan itu terbingung. Jika mereka memang saling mencintai, lalu kenapa harus takut menikah?

Danzell yang sudah sadar terlebih dahulu langsung memasang wajah datarnya kembali, sedangkan Anna sudah pucat.

'Gila apa?! Menikah dengan Danzell?!'

"Mom sangat ingin punya cucu, Danzell. Kalian harus cepat menikah. Bagaimana jika Mom meninggal sebelum..."

"Mom!" Danzell menghentikan ibunya yang sudah mulai membuat drama.

"Please, Danzell." Mata Belinda sudah mulai berkaca-kaca. Kini Belinda menatap Anna.

"Anna. Kau mencintai Danzell, bukan?" Belinda menggenggam kedua tangan Anna sambil menatapnya.

Anna menyempatkan untuk menolehkan kepalanya ke arah Danzell, tetapi pria itu tidak menatapnya. Apa Danzell benar-benar ingin melanjutkan kebohongan ini? Masalah akan jadi semakin besar jika ini semua diteruskan!

"I'm sorry, Belinda. Tapi..."

"Tentu saja Anna mencintaiku. Aku sudah merencanakan akan melamarnya, Mom. Tinggal tunggu..."

"Really? Kau akan melamar Anna dalam waktu dekat, bukan? Oh My God. Congratulation, both of you." Belinda memeluk Anna dan Danzell, wajahnya benar-benar menunjukkan kebahagiaan.

Sedangkan Anna dan Danzell sebaliknya. Mereka hanya memasang fake smile dan larut dalam pikiran masing-masing.

***

Setelah berbincang-bincang cukup lama di rumah orang tua Danzell, kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

"Hey! Kau gila apa?! Danzell, please. Berhenti sampai disini. Aku tidak ingin masuk dalam masalah yang sudah kau buat sendiri."

Danzell menghela napas, lalu memijat-mijat batang hidungnya.

"Listen, Anna. I'm so sorry, okay? Kau tahu sendiri betapa aku mencintai Mom. Aku tidak bisa..."

"Kau mencintainya tapi kau membohonginya? Seriously, Danzell?!"

"Kau tidak tahu hidupku, Anna!"

"Iya! Dan aku tidak ingin tahu. Sekarang bawa aku kembali ke rumahku! Aku benar-benar marah padamu, Danzell! Kali ini aku benar-benar serius!"

Mendapat ancaman dari Anna membuat Danzell terpaksa menuruti permintaan wanita itu. Lagipula dia juga tahu bahwa ini semua karena kesalahannya. Masalah ini terjadi karena semua kebohongannya.

Danzell memukul setir, lalu menancap gas. Dia menyetir dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah wanita di sampingnya ini.

Melihat Danzell yang meluapkan emosinya dengan menyetir dengan kecepatan tinggi, Anna tak berani berkata apa-apa.

Anna lebih memilih untuk memandang ke luar jendela. Sesekali dia menolehkan kepalanya ke arah Danzell.

Inilah saat-saat terakhir dia bertemu dengan pria itu. Dia akan mengingat wajah pria itu sebagai pria brengsek yang masuk ke kehidupannya, yang hampir saja merusakkan hidupnya!

Tapi bagaimanapun juga, perpisahan selalu menyedihkan, bukan? Anna tahu bahwa sebenarnya Danzell bukanlah pria yang sepenuhnya brengsek. Anna tahu, Danzell pasti masih memiliki sisi baik dalam kehidupannya.

Anna memejamkan mata dan menarik napas sedalam-dalamnya.

'Ini semua akan segera berlalu, Anna.'

Next update: Senin

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)Where stories live. Discover now