[3] Hallucination

16.7K 1K 2
                                    

"Anna! Are you kidding me?" Pamela masuk ke dalam kamar sahabatnya itu dan langsung menaikkan satu alisnya.

Bagaimana tidak? Anna pasti bercanda ingin mengenakan pakaian seperti itu saat pergi ke club.

Anna yang mendengar nada sarkasme dari sahabatnya, hanya bisa memutar bola matanya.

"I'm not kidding, okay? Aku sedang tidak mood untuk menarik perhatian orang lain. Aku hanya ingin mabuk, Pam."

"Tapi tetap saja! Tidak dengan memakai pakaian itu, Anna! Kau cantik. Tentu saja pakaianmu juga harus indah. Titik."

Memang benar perkataan Pamela. Anna adalah wanita yang cantik. Tentu saja jika ditambah dengan pakaian yang semakin terbuka akan membuatnya terlihat semakin menarik bagi pria diluar sana.

"Kenapa juga kau yang harus mengatur hidupku?"

"Because I'm your best friend. Sudah, cepat lepas pakaian itu dan akan kucarikan pakaian yang lebih sesuai untukmu."

***

Beberapa menit kemudian, Anna keluar dengan mengenakan pakaian yang disodorkan oleh Pamela untuk dia kenakan.

Pakaian yang Anna pakai adalah dress berwarna merah maroon yang ketat, yang cukup menarik perhatian.

Anna terus bertanya apa pakaian itu tidak terlalu terbuka, tetapi Pamela terus mengatakan bahwa pakaian itu cocok di tubuhnya.

Sekarang Anna dan Pamela berjalan turun, lalu Anna berpamitan pada Rebecca untuk pergi. Rebecca menyuruhnya untuk pamit pada Christian, yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Anna karena dia yakin 100%, pamannya itu akan menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya ini menjadi pakaian yang lebih tertutup.

Selama beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka berdua tiba di club langganan Pamela.

Masuk ke ruangan itu, Anna langsung merasa terganggu dengan suasana club yang bising. Lagu yang berdentum keras, ditambah dengan suara orang yang berbincang satu dengan yang lain membuat telinganya tak nyaman.

Jujur saja, sudah lama dia tidak pergi ke club. Anna tak pernah mengindahkan ajakan temannya untuk pergi ke club karena inilah yang dia benci. Terlalu berisik. Tetapi untuk kali ini, dia rasa dia memang butuh mabuk.

Anna dan Pamela duduk di meja bar, dan Anna langsung saja memesan minuman yang mengandung alkohol. Akan semakin baik jika dia mabuk sekarang agar bisa melupakan segala masalahnya, terutama tentang perkataan pria gila itu.

Dalam sekejap, Anna sudah teler. Mungkin efek karena sudah lama tak minum alkohol.

"Come on, Anna. Let's dance." Anna langsung menolak mentah-mentah ajakan Pamela karena, please, dia sangat pusing saat ini.

Anna lebih memilih untuk memejamkan matanya dan meletakkan kepalanya di atas meja bar.

"Fine. Kau tunggu disini dan jangan pergi kemana-mana." Pamela mengedipkan salah satu matanya.

"Yeah." Anna memutar bola matanya.

***

"Oh, baby. I really want you right now." Anna merasakan tangan kanan pria itu sudah mulai meraba pinggangnya, dan tangan kirinya mengelus pipinya.

"A... Aku..." Saat itu juga, mulut pria itu sudah membungkam ucapan yang baru saja ingin dikatakan Anna.

Pria itu benar-benar mencium Anna dengan penuh gairah, sesekali mengerang.

Mereka berhenti berciuman saat keduanya sudah kehabisan napas.

Pria itu menatap Anna dalam jarak yang dekat, dan dengan tatapan penuh nafsu.

"I want you so bad, baby." Pria itu mengangkatnya dan membawa Anna entah kemana.

***

Anna langsung membuka matanya dan tersadar.

'What the hell? Apa yang baru saja terjadi? Aku berhalusinasi? Dan kenapa juga harus pria itu?!'

Saat itu juga, Anna memilih untuk pulang. Sekarang!

Anna berjalan gontai ke tempat dimana sahabatnya berada. Tidak sulit untuk menemukan Pamela dengan rambut merah khasnya itu.

Anna memegang lengan Pamela dan harus berteriak karena musik yang terlalu keras.

"Kita harus pulang. Sekarang!"

"What happened? Kita baru saja sampai disini, Anna. Ayo, bersenang-senang dengan..."

"Kalau kau masih ingin disini, aku akan pulang sendiri."

"Anna!" Pamela berteriak tidak setuju.

"It's okay. Aku bisa pesan taxi dan pulang sendiri. Kau bersenang-senanglah." Anna memberikan senyuman pada sahabatnya.

Tentu saja Anna tidak bisa merenggut kebahagiaan sahabatnya untuk bersenang-senang hanya karena halusinasi tak jelas yang ada di kepalanya tadi!

Setelah mendapat anggukan dari Pamela, Anna melangkahkan kakinya keluar dari club.

Baguslah. Setidaknya kesadarannya masih ada. Hanya perlu memesan taxi, tersadar untuk beberapa waktu selama perjalanan, lalu dia bisa menyentuh ranjang kesayangannya dan tertidur untuk waktu yang lama.

Next update: Rabu

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt