[26] Dream

16.4K 801 7
                                    

"Perkenalkan. Aku ayah kandungmu." Bisa terlihat dengan jelas, wajah menyesal seorang Fred Pemberton.

Anna sedari tadi menolehkan kepalanya ke orang yang mengaku dirinya sebagai ayahnya, lalu kembali menoleh ke arah pamannya yang melihatnya dengan sedih.

"Miss. Spencer. Siapa namamu?" Fred menatap Anna, meminta jawaban.

"Aku... Aku Anna." Fred mendekatkan tubuhnya ke arah Anna, lalu memeluk putrinya itu. Anna pun, tangisnya langsung pecah tanpa berkata apa-apa.

Seakan-akan rasa benci yang ditanamkan di dalam hatinya sudah tak ada lagi. Bagaimanapun juga, seorang anak butuh kasih sayang orang tuanya, bukan?

"Anna... Aku minta maaf. Aku minta maaf, aku sangat bodoh. Selama bertahun-tahun ini, aku menyesali perbuatan bodohku. Aku berusaha mencari kalian, tapi tak pernah berhasil menemukan kalian. Where's your Mom?" Fred menatap mata putrinya itu. Tangis Anna semakin pecah, lalu kembali memendam wajahnya di pelukan ayahnya.

Fred bertatapan dengan Christian, melihat Christian menggelengkan kepalanya.

"Oh, baby. I'm so sorry." Fred pun sudah tak kendali menahan air matanya, lalu ikut menangis dengan putrinya itu.

"Dad... Dad berjanji padamu untuk tak akan meninggalkanmu lagi, Anna. Percaya pada Dad, okay?" Fred menatap mata anaknya, sedangkan Anna juga menatap mata ayahnya, berusaha mencari kejujuran disana. Anna tersenyum kecil, lalu menganggukkan kepalanya.

"I love you, my daughter." Fred mencium dahi Anna.

"I love you too, Dad."

***

"So, Danzell is your boyfriend?" Kini Anna dan Fred duduk bersebelahan di kursi tunggu. Sedangkan Christian, Rebecca, dan anak mereka, berada dalam kamar inap Danzell.

"Bisa dibilang begitu?" Anna meringis. Dirinya dan Danzell memang tak terlalu memperhatikan status. Mereka hanya... Menjalaninya begitu saja.

"Dia baik?"

"Mmm. Baik." Anna tersenyum hangat membayangkan wajah Danzell.

"Anna. Aku ingin bertanya jika mungkin kau mau tinggal bersamaku? Sebagai seorang ayah dan anak?"

"A... Aku..." Walaupun kini ayahnya berada di depannya, Anna tak bisa begitu percaya padanya. Anna masih butuh waktu.

"It's okay if you're not ready. Dad akan menunggumu."

"Thanks... Dad."

Percakapan mereka terhenti oleh salah satu suster yang memanggil Fred karena ada pasien yang harus dirinya cek.

Fred berpamitan pada Anna, lalu sekarang Anna kembali masuk ke dalam kamar Danzell.

Saat dirinya masuk, Danzell langsung menatapnya, bertanya dari mana saja dirinya.

"Kau dari mana? Lama sekali."

"Mmm... Tadi ada sedikit..."

"Tell me the truth, Anna."

"I'll tell you later, okay?" Tidak mungkin Anna bercerita tepat di depan orang tua Danzell, bukan? Belum saatnya mereka tahu.

"So... Mr. Spencer. Kau tahu sendiri bahwa anakku dan anakmu saling mencintai. Aku sudah sangat menunggu-nunggu agar mereka cepat menikah." Belinda tiba-tiba mengangkat topik itu lagi. Christian yang mendengar itu langsung bangkit emosinya.

"Apa yang..."

"Uncle." Anna mengelus lengan ayahnya, berusaha menenangkannya. Christian melihati keponakannya itu, tatapan matanya seolah berkata 'jelaskan-padaku-nanti'.

Selama beberapa jam mengobrol, akhirnya orang tua Danzell dan keluarga Anna berencana untuk pulang. Belinda sudah menawarkan agar dirinya yang menemani Danzell, tapi langsung ditolak mentah-mentah oleh Anna. Lagipula, Anna sudah dibawakan perlengkapan dari rumah untuk menginap disini. Untungnya saja ada sofa, sehingga dia dapat tidur disana nanti.

Anna menjelaskan mengenai semuanya. Kenapa dia sangat lama diluar sana. Anna menceritakan secara detail tentang pertemuannya dengan Fred, ayahnya.

Ternyata Danzell merupakan pendengar yang baik. Dia hanya menganggukkan kepalanya, sambil berusaha menenangkan Anna yang emosinya masih belum stabil.

Setelah hening beberapa saat, Danzell berusaha untuk mengganti topik.

"Anna."

"Mmm?"

"Kau tak mau menceritakan padaku mengenai mimpimu itu?"

"Tidak." Anna memukul lengan Danzell pelan, malu karena pria itu mengungkit-ungkit hal itu lagi.

"Sini."

"Apa?"

"Naiklah, Anna." Danzell menarik tangan Anna agar wanita itu berbaring di sampingnya.

Karena ranjang yang tak terlalu besar, mereka harus sangat dekat satu dengan yang lainnya.

Danzell dan Anna bertatapan. Danzell membenarkan rambut Anna dan meletakkannya di balik telinga wanita itu.

"Kalau begitu biar kita jadikan mimpimu itu nyata."

Danzell mendekatkan wajahnya dan mencium Anna. Danzell memperdalam ciumannya, menikmati Anna sepenuhnya. Danzell mulai memasukkan tangannya ke balik baju Anna.

Ah. Andaikan saja dirinya tidak sakit dan terbaring di rumah sakit. Dia pasti sudah lepas kendali.

Ciuman mereka terhenti saat keduanya kehabisan napas.

Danzell mengecup pipi Anna, lalu memeluk Anna semakin erat.

"Lihat saja nanti jika aku sudah keluar dari rumah sakit."

Anna tertawa kecil, lalu memukul dada pria itu.

Hening beberapa saat, lalu Danzell mengucapkan sesuatu.

"I love you, Anna."

"Buktikan." Anna menatap Danzell.

"Dengan?"

"Jangan jadi seorang mafia lagi. Itu terlalu berbahaya, Danny. Aku tidak ingin kau seperti ini lagi." Danzell tertawa kecil, lalu mengacak-acak rambut Anna.

"Apapun untukmu, Anna. Sekarang kau bisa mengatakan kata itu kembali?"

"Kata apa?" Anna berpura-pura tak tahu, memberikan senyuman licik.

"Come on, Anna. Aku sedang tidak mood bercanda."

"Kau memaksaku, Danny." Anna tertawa kecil, yang hanya dijawab decakan oleh pria itu.

"I love you too, Danzell Linwood. Jangan lupa kabulkan permintaanku, okay?" Anna memegang kedua pipi Danzell, lalu mengecup bibir pria itu singkat.

"Yeah, babe. Aku langsung menjadi jinak hanya karenamu, bukan?" Anna tertawa kecil, lalu memendam wajahnya di dada pria itu, menikmati setiap debaran jantung Danzell.

Anna tak pernah menyangka dalam hidupnya, dia akan bertemu dengan pria yang dicintainya. Anna bahkan sempat berpikiran bahwa dia akan sendiri seumur hidup, karena tak berencana untuk menikah sama sekali. Tapi dia tak menyangka, dengan kejadian dirinya diculik, semua rencana awalnya untuk tak melibatkan pria dalam hidupnya hancur begitu saja. Dan sekarang dirinya benar-benar mencintai seorang Danzell Linwood.

Next update: Selasa

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें