Epilogue

23.6K 877 20
                                    

Anna baru saja menyelesaikan segala pekerjaannya sebagai koki di restoran yang cukup ternama.

"Revan. Aku pulang dulu. Bye." Anna berteriak dari luar, berpamitan pada Revan yang masih ada di ruang ganti.

"Okay, Anna. Bye. Hati-hati."

Anna melangkahkan kakinya menuju keluar restoran, lalu membuka smartphonenya.

Dia mengecek apa Danzell sudah tiba, karena Danzell berjanji bahwa dia yang akan menjemputnya.

Tak mendapat kabar apapun, Anna memilih untuk menolehkan kepalanya ke kanan kiri, mencari keberadaan pria itu.

Tiba-tiba, dia merasakan mulutnya dibekap dari belakang, dan Anna langsung mengerang, berusaha melepaskan dirinya.

Matanya langsung ditutup dengan kain hitam, membuat Anna tak bisa melihat apa-apa.

Anna merasa tubuhnya diangkat masuk ke dalam mobil.

Anna sangat takut saat ini. Dia berusaha meronta-ronta, melepaskan diri, tapi usahanya sia-sia.

Anna bisa merasakan matanya mulai meneteskan air mata.

'Danzell. Please help me.' Anna berkata dalam hati. Dia berusaha meraih smartphone yang ada di saku celananya, tapi usahanya tak berhasil karena orang yang menculiknya itu langsung menggenggam tangannya erat.

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Anna mendengar bunyi mesin mobil dimatikan.

'Dimana aku? Oh, God. Aku akan mati.'

Mata Anna masih ditutupi sehingga dia tak tahu dimana dirinya sekarang.

Tangan Anna dipegang oleh 2 orang, membantunya untuk melangkah.

Anna bisa merasakan perubahan suhu menjadi lebih dingin. Kelihatannya dia berada di dalam ruangan ber-AC.

Anna bisa merasakan ada orang yang sedang membuka kain hitam yang ada di matanya, lalu Anna langsung membuka matanya.

Anna langsung menangis saat melihat apa yang ada di depannya.

Dia melihat ada kelopak bunga mawar bertebaran di lantai, membentuk hati.

Dia bisa melihat Danzell berlutut di depannya, menunjukkan cincin yang sangat indah di dalam kotak itu.

Anna menghampiri Danzell, lalu memeluk pria itu. Danzell pun balas memeluk wanita itu, lalu mengacak-acak rambut Anna pelan.

"Aku tadi takut, bodoh. Bisa-bisanya kau." Anna memukul dada Danzell, kesal pada pria itu.

"Anna, aku sedang ingin melamarmu. Bisakah kita membahas hal ini nanti?" Anna tertawa, lalu kembali berdiri.

"Anna... Aku bukanlah pria yang bisa merangkai kata-kata yang indah untuk wanita yang kucintai... Tapi aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku mencintaimu... I love you so much, Anna. Aku tak menyangka bahwa kau yang akan mengisi hatiku..." Danzell tertawa kecil.

"Maaf... Saat di dalam mobil beberapa waktu yang lalu, aku mengajakmu untuk menikah. Aku sangat bodoh, memberi tahu bahwa aku ingin menikah denganmu demi ibuku. Padahal saat itu, aku sebenarnya sudah menyukaimu, Anna..."

"Tapi kali ini... Aku tidak bercanda. Aku memang ingin menikahimu karena aku mencintaimu."

"Anna... Will you marry me?" Anna tersenyum bahagia, tak tahan lagi menahan tangisnya. Anna mengangguk-anggukkan kepalanya, dan Danzell otomatis langsung berdiri dan memeluk wanita itu.

Danzell membisikkan kata-kata di telinga Anna.

"Maafkan aku karena melamarmu dengan cara yang sangat tidak romantis. But you know, right? That I love you so much." Anna tertawa kecil, lalu menganggukkan kepalanya.

"Yeah, Danny. Thank you so much. I love you too." Danzell mengecup bibir wanita itu, lalu mereka berdua tertawa dengan gembira.

Kini hanya ada kebahagiaan yang meliputi mereka.

Dua pribadi yang sama-sama keras kepala bisa saling menaklukkan. Danzell berhasil membuat Anna yang anti pria, jatuh cinta padanya. Sedangkan Anna berhasil menaklukkan Danzell dan membuat pria itu tak berbuat kejahatan lagi untuk menjadi seorang mafia.

Mungkin terdengar klise... Tetapi mereka berharap hidup mereka seperti di dongeng-dongeng.

Mereka menikah, dan hidup bahagia untuk selama-lamanya.

~THE END~

[2] Tamed By Miss. Spencer (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora