Berhenti....

9.4K 456 2
                                    

Mungkin banyak orang yang mengininkan dirinnya seperi Natasha Brianna, mempunyai salary yang besar, menemui orang-orang hebat dari berbagai kota bahkan tak jarang kliennya berasal dari negara tetangga dan pastinya membuat dirinya semakin famous di lingkungan kerjanya. Tak jarang dari mereka yang meminta Brianna untuk menyampaikan beberapa aspirasinya kepada Jeremy Watson karena mereka tahu Brianna cukup dekat dengan CEO mereka, tetapi Brianna selalu gagal dalam hal itu. Jeremy bukan type pemimpin yang mau mendengarkan bawahannya, menurutnya memberi gaji tepat pada waktunya adalah hal yang cukup, lebih tepatnya Jeremy Watson lebih pantas mempekerjakan robot dibanding manusia.

Hari-hari berlalu begitu cepat karena kesibukannya berada diluar kantor ia hanya datang pada saat pagi hari untuk mengisi absensinya dan kembali keluar untuk menemui beberapa kilen yang sudah ia jadwalkan untuk meeting bersamanya. Tak ada Jeremy yang menemaninya, hanya beberapa kali rekan kerjanya ikut bersamanya dan sisa nya ia sendiri yang harus mengurus semuanya. Hidupnya kembali normal seperti pegawai yang lain, tak ada lagi drama antara Brianna dan Jeremy. Lukas? lelaki itu hanya menguhunginya via messeger dan itu pun tidak terlalu sering, mungkin Lukas sudah melanjutkan hidupnya kembali di London.

"Wow Bri!!! Saham kita mulai naik lagi nih.... Selamat yaa Brianna..." Salah satu rekan kerjanya memberikan kabar kepada Brianna yang terlihat sedang berjalan menuju ruang kerjanya. Brianna mengehentikan langkahnya dan membelokan dirinya menuju teman kerjanya.

"Yang bener?!!!" Tanya Brianna yang nampak tidak percaya ia bisa membuat saham J.J Watson.Corp bisa kembali naik.

"Bahkan ini lebih dari prediksi kita Bri..." Timpal Sally yang berada bersama kerumunan karyawan yang lain. Mereka sedang memperhatikan ke arah layar LED yang dimana index saham J.J Watson.Corp bisa terpantau, mereka semua memperhatikan nilai saham yang terus beranjak naik, seperti sedang menonton pertandingan bola seperti itulah yang dapat digambarkan tentang situasi di area karyawan kelas menengah.

Suasanya gaduh terus terjadi dan telefon tak berhentinya berdering karena banyak pialang yang menghubungi mereka, sebagian karyawan sibuk meladeni telfon yang berdering dan sebagian lagi masih memperhatikan perkembangan saham milik J.J Watson.Corp. Tampak Brianna yang ikut melihat layar datar yang tertempel didinding kantor itu.

"YEEAAAHHHHH!!!!!!" Teriakan dan sorak sorai seketika menggema di seisi ruangan, tampak beberapa karyawan terlihat bergembira dengan apa yang mereka lihat.

"Brianna... Kita tembus 25 besar di pasar saham Bri!!!!!"

"You did it Brianna!!!"

Brianna tak menyangka kerja kerasnya beberapa hari terakhirnya ini membawa dampak yang sangat luar biasa pada perusahan milik Jeremy Watson itu, akhirnya ia dapat mengembalikan citra buruk dalam dirinya pada Jeremy karena di anggap merugikan perusahan akibat ia sempat lari pada waktu itu. Hatinya lega melihat pencapaian prestasinya, apalagi melihat semua orang bergembira karenanya. Banyak pelukan yang mendarat pada gadis bertubuh mungil itu, mereka bangga tentunya dengan pencapaian Brianna.

"Bri, kamu di panggil ke ruangan Pak Jeremy..." Sally berbisik pada Brianna. Brianna langsung meninggalkan teman-temannya dan bergegas menuju ruangan CEO, ia tak sabar ingin mendengar tanggapan boss nya tentang pencapaian prestasinya kali ini. Ia yakin kali ini Jeremy pasti tidak akan lagi menganggap enteng dirinya.

"Permisi.." Brianna membuka pintu kaca didepannya dan melihat Jeremy sedang berdiri melihat pemandangan dari luar jendela.

"Ya, masuk..." Suara bariton Jeremy kali ini terdengar lebih lembut.

"Saya apresiasi prestasi kamu, good job!" Jeremy melemparkan senyuman tipis pada Brianna.

"Terima kasih, Sir.. Tapi ada yang ingin saya katakan.."

"Ya, silahkan..."

"Saya ingin mengundurkan diri..."

Lebih tepatnya aku ingin keluar dari permainanmu...

"Ok, siapkan berkasnya akan saya tanda tangani.."

"Baik Sir.."

Brianna memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan yang telah memberinya banyak pengalaman hidup, walaupun keperawanannya telah direnggut oleh Jeremy sekarang itu bukan hal yang terpenting baginya. Ia hanya ingin cepat pergi dari kehidupan Jeremy dan memulai hidupnya yang baru.

Aku tak berharap menjadi upik abu yang akhirnya menikah dengan majikannya,

atau cinderella yang mendapatkan seorang pangeran,

aku adalah Natasha Brianna.

****

Brianna mulai mengemasi barang-barangnya dan hatinya mulai lega seiring Jeremy mulai melepasnya apalagi ia meninggalkan kesan yang baik dikantor itu, Brianna belum tahu mau kemana ia akan melanjutkan hidupnya tapi setidaknya ia masih punya tabungan yang akan ia pakai sampai mendapatkan pekerjaan yang baru. Ia mulai mengetik surat pengunduran dirinya, tidak ada yang ia pikirkan lagi karena ia sudah mantap dengan keputusannya. Surat pengunduran diri telah ia print out dan Brianna bergegas menuju ruangan Jeremy .

Langkah nya terhenti ketika melihat seorang perempuan dengan rambut blonde dan wajah khas orang eropa, ia mengingat nampak nya ia pernah bertemu dengan wajah itu. Perempuan itu memasuki ruangan Jeremy, Brianna terus melanjutkan langkahnya karena rasa penasarannya terhadap perempuan itu.

Ah.. itu Amanda...

Mata sayu itu mengintip dari selah-selah gorden yang menutupi pintu ruangan Jeremy dan dilihatnya Jeremy dan Amanda sedang berbicara seperti ada hal yang penting di antara keduanya, mereka tertawa bersama dan sekarang Jeremy memberikan sebuah kotak kecil pada Amanda. Brianna terus memperhatikan kedua orang didalam sana dan kenapa perasaannya begitu aneh ketika melihat Jeremy bersama Amanda.

Cincin??? Ya, Jeremy melamar Amanda tepat didepan mataku....

Haruskah aku menontonnya sampai mereka saling berciuman? kurasa tidak...

Lebih baik aku pulang, ini bukan saat yang tepat....

Brianna melipat kertas resign yang sedari tadi ia genggam dan memutuskan untuk segera pulang, ia memasuki kotak besi yang mengantarnya menuju lobby gedung. Hatinya mulai merasakan berat ketika menyadari bahwa ini hari terakhirnya bekerja di J.J Watson.Corp, mata sayu itu terus melihat ke arah gedung tempatnya bekerja dan sekuat tenaganya ia meyakinkan dirinya bahwa ini adalah keputusannya yang tepat.

Sore ini hujan turun cukup deras Brianna hanya berdiam diri di apartement nya, menonton tv, mempersiapkan makan malamnya, membuka beberapa email dan messeger, sudah lama ia tak melakukan aktifitas seperti ini, tentunya karena kesibukannya yang menyita waktu nya bahkan untuk sekedar menonton film favorite nya sudah tak ada luang. Setelah seharian bekerja ia langsung menuju gundukan busa empuk untuk beristirahat, itulah hari-hari nya yang ia jalani selama bekerja pada Jeremy Watson.

Knock...knock...knock...

Brianna mendengar ada seseorang yang mengetuk pintunya, ia menghentikan sejenak aktivitasnya dan pergi untuk membuka pintu itu.

"Jeremy?"

Bagaimana bisa ia disini, bukannya seharusnya bersama Amanda?

"Bisa saya masuk?"

"Silahkan..."

Brianna membuka lebar pintunya seraya mempersilahkan Jeremy untuk masuk ke dalam apartementnya, Brianna melihat dengan seksama lelaki itu yang masih mengenakan pakaian kerjanya,  kemeja slimfit dengan lengan yang digulung hingga 3/4 cukup santai tapi tetap tidak menghilangkan identitas Jeremy sebagai CEO J.J Watson.Corp.

"Ikut saya sekarang..."

"Hah?" Brianna menatap mata CEO nya itu, ia sama sekali tak mengerti mau apa Jeremy padanya. Jeremy menarik paksa tangan Brianna, genggamannya sangat kuat sehingga membuat gadis itu meringis.

"Apa yang kau lakukan?" Brianna masih berusaha menahan tangan Jeremy yang mulai menariknya keluar dari apartement nya.

****

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora