Hubungan yang kian membaik

8.1K 372 2
                                    

Jeremy terus menghujani Lukas dengan pukulan, tak henti sampai Brianna sangat ketakutan melihat Jeremy yang begitu bengis. Maria pun hanya menangis melihat Lukas mulai terkulai lemah diatas rumput itu.

"Jeremy cukup! Kau mau membunuhnya?!" Teriakan Brianna menggema dan seketika Jeremy menghentikan aksinya. Jeremy menatap tajam mata Brianna, ia tak mengerti mengapa Brianna kini mememinta untuk menghentikannya.

"Aku ingin kau dan ibu mu ini segera pulang ke London!" Jeremy menyeret tubuh Lukas pada Maria yang sedari tadi hanya menangis melihat sang putra dihujani pukulan dari Jeremy. Lelaki yang sedang dilanda amarah itu kini meninggalkan mereka.

Brianna meminta seorang pelayan untuk membawanya menuju Maria, dan meminta yang lainnya untuk membawakan kotak P3K. Maria masih terilihat memeluk Lukas yang meringis kesakitan.

"Sudah ku bilang, kau jangan menemuiku disini.. Bagaimana bisa kau sampai disini Nak??" Maria mengusap wajah Lukas yang terlihat memar dan beberapa luka diwajahnya.

"Aku hanya ingin meminta maaf pada Brianna, Mom.. Aku mencari Brianna di flatnya tapi dia tak ada.. dan ku tahu bahwa Jeremy membawanya kesini.." Jawaban Lukas membuat sang ibu nya menangis, dan melihat pemandangan yang mengharukan itu, tak sadar Brianna ikut terbawa dan meneteskan air matanya.

"Ya Tuhan.. Kau telah mengirim nyawamu kalau kau berada disini.." Maria terus menangis sambil duduk bersimpuh memeluk Lukas.

"Brianna.. maafkan semua kesalahanku, aku terlalu bodoh bisa terhasut dengan Mr.Huang.. aku tak masalah kalau kau belum bisa memaafkanku, tapi aku akan bertanggung jawab atas semua kesalahanku.." Sorot mata Lukas menatap Brianna begitu dalam, ia kini sedikit terlena dengan tatapan Lukas yang menyiratkan penyesalan dalam dirinya.

"Ini sudah jalan hidupku, aku pun bodoh bisa percaya denganmu.." Brianna hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Lukas.

Seorang pelayan menghampiri Brianna dan kini membawa gadis itu masuk ke dalam mansionnya, pelayan itu membawa Brianna menuju sebuah lift yang sama sekai ia tak mengetahui ada lift didalam rumah ini.

"Nona, Tuan Jeremy meminta anda untuk bertemu dikamarnya.."

Lift itu membawa mereka sampai di lantai 3, dan ini adalah lantai terakhir dirumah itu, pintu lift terbuka lebar ia memutar bola matanya ke berbagai sisi melihat ruangan itu yang dipenuhi kaca. Pelayan itu membawanya kedepan pintu.

"Nona, saya hanya bisa mengantar anda sampai disini.. permisi.." Pelayan itu kembali masuk kedalam lift dan membiarkan Brianna sendiri di ruangan itu.

Pintu didepannya kini terbuka, ia melihat Jeremy berada didalam sana. Brianna menggerakan sendiri kursi rodanya menuju Jeremy yang sedang memandang ke arah luar jendela.

Kamar ini begitu mewah untuknya, terdapat mini bar dan botol minuman mewah yang tersusun rapih di atasnya. Suasana begitu tenang didalam sana, tempat tidur bergaya futuristic, beberapa tiang besi berada ditengahnya, ia tak mengerti apa fungsi tiang-tiang besi itu. Apa untuk dekorasi? Sepertinya ini malah mengganggu pemandangannya.

"Ini ruangan pribadiku, tak ada yang bisa masuk kesini kecuali aku dan kepala pelayan untuk membersihkan kamar ini, dan sekarang dirimu.." Jeremy berjalan mendekati Brianna yang masih diam dan tak bergeming.

"Aku ingin sementara kau tidur disini, aku tak ingin Lukas tiba-tiba masuk kekamarmu.." Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Brianna, dan membuat Brianna terkejut ketika keningnya kini dikecup mesra.

"Kau terlalu berlebihan pada Lukas.." Ujar Brianna, Jeremy kini mengernyitkan dahi nya.

"Tak sepantasnya kau memperlakukannya seperti itu.."

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang