Perjuangan ini...

8.1K 388 2
                                    

Hari ini untuk pertama kalinya Brianna menjalani terapi, seorang perawat membawa kursi roda untuknya. Melissa dan Andre memilih untuk tetap diruang perawatan Brianna, dan menunggu sampai Jeremy datang.

Perawat itu membawa Brianna ke dalam sebuah ruangan dan didalam sana terdapat besi yang panjang seperti pegangan pada jembatan, perawat itu menghentikan kursi roda Brianna didalam ruangan itu. Seorang dokter laki-laki paruh baya telah menunggu nya disana, ia tersenyum seakan menyambut kedatangan pasiennya.

"Nona Natasha? Hari ini jadwal terapi mu ya.. setiap hari kau akan bertemu denganku disini sampai kau bisa berjalan.." Dokter itu menjelaskan beberapa tahapan terapi pada Brianna, bola mata nya terus memutar melihat sekeliling ruangan itu, terdapat beberapa alat kedokteran yang nampaknya belum pernah ia lihat sebelumnya.

Dokter memerintahkan pada perawat untuk mengantar Brianna menuju sebuah alat terapi yang nampak seperti pegangan pada jembatan. Dengan sigap sang perawat mengikuti instruksi dari dokter itu.

"Nona, kau berdiri.. lalu kedua tanganmu berpegangan pada kedua besi panjang ini, dan mulailah berjalan semampu mu.."

Aku harus bisa... Brianna menghela nafas panjangnya, perawat itu membantu Brianna untuk berdiri serta berpijak pada alat terapi itu.

Kaki nya kini tengah gemetar, tangannya memengang kuat besi yang menjadi tumpuannya sekarang, ia meringis ketika kakinya mulai ia jalankan, rasa sakit yang luar biasa ketika ia mencoba melangkahkan kakinya, sungguh ia tidak kuat untuk menjalani ini.

Perawat yang menemaninya terus memberikan semangat pada nya, ia membantu ketika Brianna hampir terjatuh. Setiap langkah itu menjadi momok untuknya sekarang, matanya terus terpejam karena menahan rasa sakit yang tak tertahankan.

Brianna melihat ujung besi itu masih sangat jauh, harus berapa lama ia menahan rasa sakit ini, tangannya kini semakin melemah sehingga membuat tubuh itu terjatuh untuk pertama kalinya.

"Aarrrgghhh..." Brianna mengerang, sang perawat dengan sigap membantunya untuk berdiri kembali. Dokter itu hanya melihat dan menulis sesuatu dikertasnya.

Ayo Brianna... jangan lemah!

"Nona, kau hanya perlu untuk sampai diujung besi ini.." Dokter itu kini memberikan arahan untuk Brianna.

"Ya Tuhan, kemarin aku mampu untuk berjalan berkilo-kilo meter, tapi hari ini melewati besi yang panjangnya hanya 10 meter aku seperti mau mati.." Brianna tak henti-hentinya mengumpat dirinya.

Kini ia kembali berdiri dan berusaha melangkahkan kakinya perlahan, satu persatu ia mencoba mengangkat kakinya sambil merasakan sakit yang terus di deritanya. Beberpa kali ia terjatuh, sampai ia putus asa karena mungkin tidak akan bisa untuk sampai ke ujung besi itu.

Brianna terus mengumpat dirinya yang sangat bodoh hanya untuk mencapai ujung besi itu, melihat keadaan Brianna yang terus merasa kesal dengan dirinya, Dokter itu menyelesaikan terapinya hari ini. Ia pun tak tega melihat pasiennya yang terus terjatuh dan mengumpat dirinya sendiri. Brianna lega dokter itu meyudahi terapinya hari ini, paling tidak ia tidak terus tersiksa didalam ruangan itu.

Perawat membawa Brianna kembali ke ruangannya, ia melihat Jeremy sudah berada di dalam sana, melihat gadis itu muncul Jeremy langsung menghampirinya.

"Mereka telah menyiksaku.." Brianna masih mengumpat ketika perawat membantunya untuk berbaring ditempat tidur.

"Tidak, mereka tidak menyiksamu.. Mereka ingin kau segera sembuh.." Jeremy mencoba menenagkan Brianna.

"Kau tahu sudah berapa kali aku terjatuh? Sungguh aku merasa sakit yang sangat hebat.." Brianna kini tersenyum kecut, hari ini ia merasa gagal untuk terapi pertamanya.

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Where stories live. Discover now