Dia adalah Lukas

15.1K 676 6
                                    

Hari-hari Natsha Brianna nampaknya tak sesuai dengan harapannya apalagi setelah penandatanganan kontrak itu Brianna lebih berhati-hati dalam bekerja, jelas saja dia tidak mau dijatuhkan peringatan lagi dari boss nya, karena menurut dia itu adalah sebuah penghinaan besar pada karirnya.

Jeremy selalu membuat Brianna bekerja ekstra, seperti tidak mau mengalami kerugian kalau Brianna bekerja dengan santai, dan memang gaji dan bonus yang diterima Brianna sangat sepadan.

Jeremy selalu puas dengan pekerjaanya belakangan ini dan disisi lain Brianna ingin menunjukan bahwa dirinya sangat berkompeten.

Tiga bulan ini telah berjalan dan terasa melelahkan bagi Brianna. Pertengkaran dengan Jeremy menjadi headline di kantor itu. Karena dia satu-satunya wanita yang berani melawan tindakan seorang Jeremy Watson yang sangat ditaktor.

Belum lagi pekerjaannya yang lain, membuat laporan, meeting dengan klien, seluruh kegiatan perusahaan membuat ia jenuh. Terbesit pikiran bahwa ia akan resign setelah menerima gaji ke-4 nya nanti. Tapi lagi-lagi Jeremy menjadwalkan banyak meeting sampai bulan berikutnya.

****

"Brianna, keruangan saya segera" sudah tak asing lagi suara yang menelefonnya. Siapa lagi kalau bukan boss ditaktornya itu.

Brianna segera meninggalkan pekerjaannya dan menarik roknya lebih kebawah supaya tidak terlalu sexy dilihat. Gadis itu segera pergi meninggalkan pekerjaannya, dan berjalan menuju ruangan Jeremy.

Knock... Knock....

Brianna menghela nafas panjangnya, sesekali ia merapihkan rambut hingga pakaiannya. Karena ia tahu, bahwa lelaki yang didalam ruangan itu sangat tidak suka dengan pegawai dengan tampang lusuh.

"Masuk!" Jeremy mempersilahkan Brianna masuk keruangannya.

Seketika mata Brianna dikagetkan dengan lelaki muda yang sedang tersenyum manis untuknya. Tidak kalah tampan dengan lelaki yang sering membuat tensi darahnya melambung naik.

Brianna menelan silvanya, lelaki itu begitu terlihat macho untuknya. Gaya berpakaiannya pun terlihat elegant, namun masih bisa dikategorikan santai. Kemeja berwana biru donker dengan lengan yang dilipat sampai kesikunya.

Setelah puas Brianna memandangi tubuh yang yang berlapiskan kemeja itu, mata Brianna menuju kewajahnya. Andai ketampanan itu bisa diperjual belikan, mungkin yang bisa membeli wajah tampan yang dimiliki oleh lelaki ini adalah orang dengan kekayaan yang tidak terhingga.

Lelaki itu mulai maju perlahan mendekati Brianna yang masih berdiri kaku dengan mata yang nanar, tubuhnya mengerjap seketika. Dan akhirnya Brianna bergumam dalam hatinya, Apakah dia jodohku?

Lamunannya buyar seketika, suara Jeremy telah membuatnya tersadar.

"Ini keponakan saya, Lukas. Dan Lukas, ini Brianna." Jeremy memperkenalkan Lukas pada Brianna.

"Oh hay... Saya Lukas!" Pria tampan itu mulai mendekat menyapa Brianna, dan mengajaknya berjabat tangan.

"Natasha Briana, panggil saja Bri." Brianna masih menatap lelaki yang berada didepannya itu. Pandangannya seperti terhipnotis, senyum dengan lesung pipi itu membuat mata Brianna tidak bisa menatap kelain arah.

"Jadi nona Brianna, Lukas akan saya tempatkan sementara diruangan kamu, saya rasa ruangan kamu cukup untuk dua orang." Jelas Jeremy.

Apa dia bilang barusan? Satu ruangan dengan mahakarya Tuhan paling sempurna ini? Bisakah aku bekerja setelah berdekatan dengan makhluk ini? Brianna terus bergumam dalam hatinya, dan matanya masih belum lepas dari lelaki dengan ketampanan bak paripurna.

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon