Sebuah Kehangatan

8.8K 380 10
                                    

"Jeremy, dimana Lukas?" Percakapan mereka terhenti mendengar Brianna yang tiba-tiba teringat dengan Lukas.

"Ah.. dia sudah di serahkan pada interpol, pengacaraku sudah mengurusnya.."

"Kau yakin?"

"Yah tentu, polisi kemarin sudah berhasil menangkapnya.."

Brianna cukup lega mendengar Lukas yang sudah tertangkap, suasana yang tadinya sempat hening kini kembali bercengkrama, tentunya karena ada Melissa dan Andre yang bisa mencairkan suasana apalagi ditambah dengan suratni yang sedari tadi tak henti berbicara.

"Hey Jeremy, kamu mungkin tidak tahu.. Brianna dari dulu ingin mempunyai pacar bule, sepertimu ini.." Andre mencoba menggoda Brianna, ia melihat rawut wajah Brianna yang memerah karenanya.

"Sejak kapan gue ngomong gitu ke lo?!" Mereka tertawa melihat Brianna yang terlihat salah tingkah.

"Jeremy, lebih baik kau tidak usah mendengarkan Andre, karena dia seorang pembual!" Brianna kini benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa malunya.

Gelak tawa mereka kini memenuhi ruangan itu, pandangan Jeremy melihat ke arah Brianna yang beberapa kali memalingkan wajahnya, Jeremy merasakan rasa malu yang luar biara diwajahnya.

"Sudahlah kalian benar-benar membuat rahangku terasa pegal.. ini sudah larut, rasa nya aku harus pulang.."

"Jeremy, sebaiknya kau menemani Brianna disini.." Melissa menahan Jeremy yang akan pulang.

"Iya Mister Jeremy, ibu engga bisa kalau harus tidur diruangan dingin seperti ini, bisa-bisa ibu keikutan sakit.." Suratni pun seakan memberikan kesempatan Jeremy dan Brianna untuk berdua. Dan kini Jeremy semakin bingung dengan para wanita yang tidak bisa menemani Brianna disini.

"Andre?" Jeremy kini mengarahkan wajahnya pada lelaki berbadan gempal itu.

"Gue? ehm.. mau aja sih, tapi Brianna nya kayaknya engga mau ngeliat gue lama-lama disini.. ya ga Bri??" Andre tersenyum pada Brianna seakan membuat teka-teki untuknya. Brianna hanya terdiam, ia pun sudah tidak tahu lagi menghadapi sahabatnya yang begitu gila baginya. Dan Brianna pun tahu bahwa sang ibu tidak bisa berada diruangan AC seperti ini.

"Ok kalau tidak ada yang bisa menemani nya disini.. Brianna kamu bisa sendiri disini?" Jeremy merasa ada yang mereka rencanakan untuknya, dan ia tak mau terjebak dengan mereka. Jeremy melihat wajah Melissa dan Andre yang terlihat menyembunyikan sesuatu.

Brianna mengangguk kecil dan Jeremy pergi meninggalkan mereka. Wajah Melissa dan Andre nampak panik melihat Jeremy keluar dari ruangan itu. Mereka berdua memandangi satu sama lain, rencana untuk membuat Jeremy dan Brianna berduaan kini benar-benar gagal.

"Aduh... kok malah pergi sih.." Keluh Melissa sambil memegangi kepalanya.

"Gue sih udah engga heran ngeliat Jeremy tiba-tiba pergi gitu.." Sahut Brianna.

"Eh Bri, harusnya lo tahan dia kek, bilang aku gamau ditinggalin gitu, lo juga sih kaku banget sama Jeremy.." Melissa terus mengoceh sampai-sampai Andre pun tak tahan mendengar temannya yang begitu cerewet.

"Mel..cowok model Jeremy itu ga akan terang-terangan bilang kalau dia mau nemenin Brianna disini.. paling juga kita pulang dia dateng kesini.." Andre menimpali, dan kali ini Brianna merasa setuju dengan perkataan Andre.

"Jangan di dengerin si gendut satu ini.. Nih ya Bri, lo mesti lebih agresif sama Jeremy.. dia itu gue perhatiin tadi ngeliatin lo terus.. tapi gue rasa dia malu Bri sama lo.. Jadi, kalau lo mau pacaran sama Jeremy, lo yang harus lebih aktif ngedeketin dia.."

"Apaan sih Mel, buruan balik anak lo masih dirumah gue.." Andre kini menarik tangan Melissa menyuruhnya agar segera pulang.

"Ini si Nanat beneran ini sendirian? Ibu disini aja kalau begitu.." Suratni menghentikan langkahnya, ia tidak tega melihat Brianna sendiran disini.

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Where stories live. Discover now