Kebencian Mulai Memudar

7.7K 382 2
                                    

Suara teriakan Brianna menggema didalam ruang perawatannya, ia histeris ketika mengetahui bahwa kedua kaki nya kini mengalami patah tulang yang cukup serius, hingga mengakibatkan ia belum bisa menggunakan kakinya untuk sementara waktu. Suara teriakan itu membuat Jeremy yang sedang berjalan ke arah ruangan itu kini berlari dengan cepat.

"Brianna!!" Jeremy melihat beberapa perawat dan dokter yang sedang mencoba menenangkan Brianna yang terlihat histeris.

"Ah.. Mr. Jeremy, kami sudah melakukan CT-Scan untuk kaki nya. Ditemukan luka trauma dimasa lalu nya, ia sudah pernah mengalami patah tulang sebelumnya, jadi hantaman pada kakinya kini membuat Brianna lumpuh untuk sementara waktu.." Pernyataan dokter itu membuat tubuh Jeremy lemas seketika, dilihatnya wajah Brianna kini sudah basah dengan air matanya yang terus menghujani wajahnya, teriakan serta makian kini terus Brianna ucapkan.

Jeremy yang tidak tahan dengan kondisi Brianna, ia mendekat dan memeluk Brianna dengan sangat kuat, beberapa kali ia mencium pucuk kepala gadis itu mengisyaratkan bahwa ia harus kuat menjalani ini semua. Brianna terus menangis memegangi kaki yang sekarang tidak bisa ia gerakan.

"Kaki ku Jeremy.. bagaimana bisa aku menghadapi ini?" Tangisan yang makin terisak menggema di telinganya, ia kian tak tahan melihat kondisi Brianna yang terus meraung.

"Hey, tenang.. kau dengar tadi? Ini hanya sementara... kau akan segera pulih.." Jeremy terus berusaha menengangkan Brianna.

"Kabar baiknya Mr. Jeremy, tidak ditemukan luka dalam di kepala nya atau darah yang membeku, kurasa ketika ia jatuh kepalanya tidak terlalu terbentur keras.." Kini Jeremy merasa sedikit lega untuk hasil pemeriksaan yang telah di jelaskan oleh dokter itu.

"Kau dengar Brianna? Kepala mu tidak apa-apa.. Sekarang aku yakin bahwa kepala mu memang terbuat dari batu.." Beberapa perawat dan dokter terkekeh mendengar Jeremy yang mencoba menggoda Brianna yang sedang menangis terisak.

"Nona Natasha.. kau tidak perlu khawatir, kau akan menjalani beberapa terapi disini supaya kamu bisa berjalan lagi.. Kamu harus tetap semangat dan harus percaya bahwa kamu akan sembuh kembali.." Dan dokter pun tak kalah memberikan semangat pada Brianna. Kini suara tangisan itu seakan memudar dan terdengar sayu, Brianna kini merasa lega paling tidak dia tidak akan kehilangan kedua kakinya.

Para perawat dan dokter melenggang pergi di ikuti oleh Jeremy di belakangnya.

"Dok, berapa lama terapi nya sampai Brianna sembuh total?"

"Saya tidak bisa memastikan, semua tergantung pada pasien.. tugas anda sekarang membantu Nona Natasha untuk membangkitkan rasa percaya dirinya, karena beberapa kasus yang saya temukan banyak dari mereka terlalu frustasi dengan keadaan dirinya sehingga terapi nya memakan waktu yang cukup lama.."

Jeremy hanya mengangguk kecil seraya menyetujui saran dari dokter tersebut, Jeremy kembali masuk ke ruang perawatan. Ia tersenyum lebar ketika melihat Brianna yang sudah tidak menangis lagi. Jeremy mendekat dan ia duduk dikursi samping tempat tidur Brianna.

"Kau tidak ke kantor?"

"Tidak.."

"Kenapa?"

"Sudah ku bilang beberapa kali, aku akan menjagamu.."

"Ya, aku minta maaf.. seharusnya aku mempercayaimu sejak awal.."

"Kau berhutang nyawa padaku Brianna.."

Mata Brianna kini terbelanga mendengar Jeremy berkata seperti itu.

"Hey, kau tidak lihat kondisiku seperti ini? Gara-gara aku menyelamatkan hard disk mu itu, aku menjadi seperti ini, kau yang seharusnya berhutang budi padaku!"

YOU ARE MY WAR [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu