Chapter 14

18.4K 1.2K 40
                                    

Lisa, Mery, dan Cyln sudah selesai makan malam dan mereka sedang berbincang.

"Hebat! Tempat ini seperti tidak terjadi apa apa" Kagum Cyln dengan mata berbinar binar. "Iya! Bahkan tidak terlihat ada bekas pertarungan" Timpal Mery.

Lisa hanya berdiam dan tatapan matanya yang kosong.

"Kenapa?" Bisik Mery kearah Cyln. "Sepertinya karena headsetnya diambil" Tebak Cyln berbisik juga ke Mery.

"Lisa" Panggil Mery membuat Lisa kaget. "Ya!" Sontak Lisa mengatakannya membuat Mery dan Cyln terkekeh.

"Dasar kalian ini" Ucap Lisa sambil mengubah ekpresinya yang tadinya kaget menjadi datar kembali.

"Masih kepikiran yang tadi?" Tanya Mery.
Lisa hanya menjawab Mery dengan anggukan kecil.

"Apakah disini berisik sampai sampai kau seperti itu?" Tanya Cyln sedikit khawatir.

"Disini sangat berisik. Banyak orang yang berbicara keras sekali! Rasanya kedua telingaku akan pecah jika mendengarnya terus menerus" Celoteh Lisa ke Mery dan Cyln.

"Yang benar? Disini mungkin memang banyak orang tapi aku hanya mendengar bisikan bisikan saja tuh" Jawab Cyln.

"Kau lupa ya kalo Lisa itu pendengarannya tajam" Timpal Mery sambil memukul kepala Cyln. "Oiya... Hehehe" Kekeh Cyln pelan.

"Aku pergi dulu" Ucap Lisa malas. "Ok. Ke kamarnya jangan malam malam" Setuju Cyln dan Mery bersamaan.
.
.
.
.

Lisa berjalan kearah taman. Disana tidak ada pernerangan kecuali cahaya bulan dan bintang bintang.

Lisa melihat kursi dan langsung saja Lisa mendudukinya. "Lebih nyaman" Gumam Lisa.

Lisa memejam matanya dan menikmati udara malam yang membuat rambut Lisa bertebaran tapi Lisa tidak peduli.

"Sendiri aja?" Tanya seseorang dari belakang Lisa. Lisa tetap memejam kan matanya. "Punya mata?" Ucap Lisa malas meladeni ucapan orang itu.

"Hehe... Aku duduk disebelahmu ya" Orang itu duduk sedangkan Lisa malas merespon.

"Tidur?" Tanya orang itu sambil menatap bintang bintang di langit.

"Tidak" Ucap Lisa sambil membuka matanya. "Kenapa?" Tanya lagi orang itu dengan nada lebih lembut.

"Kau mengganggu" Jawab Lisa ikut ikutan menatap bintang bintang. Orang itu hanya berdiam tak merespon Lisa.

Sudah beberapa menit berlalu Lisa dan orang itu tidak mengeluarkan suara dan malah memilih untuk berdiam.

"Kenapa kesini?" Tanya Lisa dengan nada datarnya. "Kangen kamu?" Jawab orang itu malah dengan nada bertanya.

"Masih marah soal tadi?" Tanya orang itu lebih seperti bergumam. "Tidak" Ucap Lisa pelan lebih seperti berbisik.

"Kau kangen kepadaku?" Tanya orang itu lagi. Lisa menatap wajah orang itu dalam dalam. Orang yang ditatap membalas tatapan Lisa.

Mereka saat ini saling pandang pandangan.
Akhirnya Lisa menghadap lurus kedepan. Tapi tidak dengan orang itu, dia tetap menatap Lisa.

"Apa alasanmu menyuruhku untuk jangan memberitahukan nama asliku ke orang orang, Delvon?" Ucap Lisa akhirnya sambil menekankan kata Delvon.

"Karena jika orang orang mengetahui nama aslimu kau akan menjadi terkenal dan populer." Ucap Delvon dengan nada sedih.

"Dan pastinya laki laki akan semakin mendekatimu. Aku tidak mau kau didekati laki laki lain selain aku" Gumam Delvon yang masih bisa didengar Lisa.

Frontyius AcademyWhere stories live. Discover now