Chapter 33

9.7K 596 33
                                    

Setelah kejadian itu, suasana kembali seperti semula layaknya tidak pernah terjadi apapun. Hanya saja yang berbeda adalah munculnya sosok Sera yang sudah diterima oleh Mr. Jeffy sendiri. Bahkan Mr. Jeffy mengancam jika Sera keluar dari Academy karena alasan yang sepele maka akan melakukan sesuatu yang pastinya sangat mengerikan.

Bahkan membayangkannya saja sudah membuat bergidik ngeri.


Author's POV

Sera berjalan santai melewati beberapa kamar. Ya, saat ini Sera sedang berjalan di asrama perempuan.

Sungguh Sera hanya merasa bosan karena Sera harus berpisah dari teman temannya dan kedapatan tidur di kamar yang luas tetapi hanya ditempati dirinya sendiri.

Walaupun Sera diluar sangat dingin dan swag. Sera juga memiliki rasa takut, kesepian, dan bosan seperti sifat manusia pada umumnya.

Kalian tidak pernah berfikir kalau Sera itu manusia yang diciptakan tanpa memiliki perasaan kan?

Kalau iya, kalian salah besar, buktinya Sera masih merasakan kesakitan, kesedihan, bahkan kehancuran. Mungkin yang jarang Sera rasakan adalah Kebahagiaan. Kebahagiaan yang nyata.

Oke.. Cukup..

Brukk

Tiba tiba ada yang menabrak Sera dari belakang. Astaga, sudah badan Sera kecil mungil dan sekarang Sera harus tertindih oleh orang yang menabraknya?! Orang yang pastinya 2x lipat besar darinya, sungguh sial untuk Sera.

"Aww.... Sakit sekali.. Aww" Keluh perempuan yang menabrak Sera. Haha, kamu yang menabraknya mengaduh kesakitan lalu bagaimana dengan Sera yang notabene nya tertimba?! Sungguh miris dunia ini..

"Hey.. Dari pada kamu mengeluh lebih baik kamu menyingkir dari badanku. Kamu sungguh ingin membuatku menjadi roti gepeng?!" Ucap Sera yang menunggu beberapa detik tetapi sang penabrak sama sekali tidak menyingkir.

"Aduh.. Maaf" Jawab perempuan itu tetapi masih saja tidak  menyingkirkan tubuhnya.

'Orang kaya gini itu enak nya digimana in ya? Gak dosa kan ya kalo bunuh orang kaya gini? ' Batin Sera menahan emosi.

Karena Sera sudah tidak sabar, akhirnya ia menarik kencang rambut perempuan itu dan menghempaskan ke samping walau dengan kekuatan Sera sekarang itu sedikit mustahil.

"Apa yang kamu lakukan!" Teriak perempuan itu sambil mengelus rambut belakang yang tadi ditarik Sera.

"Salah kamu sendiri, sudah tahu kamu menindih orang tetapi tidak mau menyingkirkan tubuhmu! Apalagi tubuhmu itu... GENDUT" Ucap Sera sambil menekankan kata 'Gendut' padahal perempuan itu tidak gendut. Haha, Sera sungguh mencari sensasi.

"Apa kamu bilang?! Gendut?! Heh anak kecil! Mulutmu belum pernah disobek ya?! Mata mu itu rusak?! Otaknya perlu dicuci dulu gak?!" Kesal perempuan itu berdiri lalu menatap kesal Sera.

"Terima kasih karena sudah memperhatikanku tetapi aku masih sehat kok" Jawab Sera tidak kemakan emosi.

Seharusnya Sera yang kesal karena sudah ditindih, tidak minta maaf, dan sekarang malah menyemproti Sera tetapi malah perempuan itu yang kesal.

'Tipe temperamen dan pendendam?' Batin Sera melihat penampilan perempuan itu yang terkesan cukup modis namun juga terkedan norak? Terlalu banyak perhiasan yang memenuhi badannya. Membuat mata Sera sakit saja.

'Astaga! Apakah perempuan ini bisa berhenti bercuap?! Sedari tadi tidak berhenti mengomel. DASAR ANAK AYAM' Batin Sera kesal dengan perempua yang beru ditemuinya.

"Dan lagi....bla...bla....bla....bla....bla...... Anak kecil sepertimu....bla.....bla....bla....bla.... Mengganggu hari indah ini....bla...bla...bla..." Seperti itulah omelannya, jika bisa Sera ingin sekali memotong mulut ayam itu agar tidak bisa berbicara selamanya.

Frontyius AcademyWhere stories live. Discover now