Chapter 38

7.4K 521 23
                                    

"Jadi? Bisa kalian jelaskan maksud kalian?" Tanya Sera kepada Yuuta dan Delvon

Tentu saja mereka bertiga pindah tempat karena tidak ingin ada murid ataupun guru yang mendengar percakapan mereka.

"....." Yuuta dan Delvon saling melirik lalu menatap berbalik Sera.

"Aku punya penawar untukmu" Ucap Delvon mendahului Yuuta yang ingin berbicara.

"Jangan menggunakan penawar dia! Gunakan punyaku saja!" Tegas Yuuta sambil menatap Delvon sinis.

"Harusnya Lisa tidak menggunakan penawarmu bukan penawarku! Bodoh" Ucap Delvon memandang Yuuta kesal.

Sera sedari tadi terdiam. Mendengarkan ocehan kedua orang itu.

'Bukankah dia mengatakan tidak ada  penawarnya kecuali aku menjadi rec- apalah itu. Apa dia berbohong? Seorang dewi berbohong?' Sera berfikir dan menimang nimang untuk meminum penawar Yuuta dan Delvon.

"Jika kalian hanya ingin memberiku penawar kenapa kalian menghancurkan kamarku dan melukai temanku?" Tanya Sera kembali membuat Yuuta maupun Delvon berhenti mengoceh.


"Sebenarnya..."


Flashback On

"Lisa pasti sangat berterima kasih kepadaku setelah aku membawa penawar ini untuknya" Gumam Delvon sambil berteleportasi ke kamar Sera.

Blusshh...

Kabut hitam di sekitar kamar Sera mulai muncul lalu menghilang digantikan Delvon yang menengok ke kanan kiri mencari gadis yang dia rindukan.

Delvon memfokuskan tatapannya kearah meja Sera.

'Botol apa itu?'  Delvon yang penasaran dengan botol diatas meja belajar Sera pun berjalan mendekatinya.


Bzzzttt...


"Jika kamu berani berjalan mendekat lagi aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu"  Tiba-tiba saja muncul seorang pria berpakaian kimono putih biru yang mengarahkan pedang dari petirnya itu kearah leher Delvon.

"Kita lihat saja. Aku atau kamu yang mati" Jawab Delvon dan seketika terlihat kabut hitam tajam kearah leher Yuuta.

Keduanya terdiam sebentar lalu tiba-tiba saja keduanya langsung menghilang dan muncul kembali sambil menodongkan pedang sihir  ke arah leher mereka sambil berhadapan.

"Kau yang meletakkan botol itu?" Tanya Delvon sambil menatap Yuuta sinis.

"Apa urusannya denganmu?" Bukannya menjawab Yuuta malah berbalik bertanya kepada Delvon.

Yuuta melirik sekilas ke botol yang dipengang oleh Delvon sedari tadi.

"Sepertinya tujuan kita sama" Ucap Yuuta berganti menatap Delvon.

"Lebih baik kamu membawa botol milikmu itu lalu pergi dari sini" Ucap Delvon dengan nada memaksa.

"Seharusnya aku yang mengucapkan itu" Jawab Yuuta sambil tersenyum sampai kedua matanya menutup berbentuk bulan sabit. Bagi para perempuan mungkin akan membuat mereka terkena serangan jantung dadakan, tetapi bagi Delvon itu tidak lebih dan tidak kurang dari fake smile.

"Berhentilah tersenyum seperti seorang psikopat. Kau jadi sangat jelek saat tersenyum seperti itu"  Ucap Delvon membuat Yuuta sedikit tersinggung.

Frontyius AcademyWhere stories live. Discover now