Chapter 31

10.6K 650 34
                                    

Flashback on

Lay's POV

Aku memiliki saudara kembar bernama Lisa. Kami berdua hanya selisih waktu 3 menit saja dan yang membedakan kami adalah aku pria dan Lisa wanita.

Aku memang lebih muda dari kakak ku tetapi

Bukankah orang orang mengatakan bahwa yang lebih muda selalu mendapat perhatian?

Bahwa yang lebih tua harus mengalah dari yang muda?

Bahwa yang lebih muda mendapatkan hak istimewa dari yang tua?

Salah. Itu semua salah.

Kenyataan sebenarnya adalah... Yang kuatlah yang akan mendapatkan segalanya. Termasuk orangtua.

Kakak selalu mendapatkan banyak perhatian dan selalu populer di kalangan orang orang sedangkan aku? Aku hanya bisa dibelakang kakakku memandang iri dan cemburu.

Aku berpikir 'tidak masalah asalkan orangtua ku masih memperhatikanku'

Ternyata aku salah

Setelah diketahui bahwa ternyata kakak memiliki kekuatan Gravitasi, semua perhatian didapatinya.. Termasuk perhatian orangtua kami.

Sebenarnya, aku duluanlah yang mendapatkan kekuatan, tetapi beberapa hari kemudian kakak mendapatkan kekuatan yang lebih dari padaku.

Mama papa yang biasanya selalu menyempatkan diri untuk bermain dan berlatih denganku mulai menjadi jarang demi melihat perkembangan kakak.

Apakah salah jika aku merasa cemburu kepada kakak ku sendiri?

Aku hanya ingin mendapatkan perhatian mereka saja. Aku ingin orang orang juga melihatku.

Lalu saat aku berada di kamar kakak. Aku melihat semua pernak pernik yang berkilauan. Berbagai macam dress yang berkilauan dan aksesoris yang menarik.

Aku menatap cermin yang memantulkan wajahku. Lalu terbesit sesuatu di kepalaku.

'Kenapa harus dia yang mendapatkan perhatian'

'Aku sungguh ingin dia menghilang dari dunia ini'

'Lebih baik dia mati'

'Aku ingin dia menderita'

Lalu tiba tiba saja sebuah suara mengagetkanku.

"Apakah itu yang kau mau?" Tanya suara itu.

Aku menengok kesegala arah namun nihil. Aku sama sekali tidak melihat wujud orang itu. Tiba tiba ada seseorang yang mengelus daguku saat kulihat, ternyata sebuah gumpalan gumpalan hitam yang sangat lekat.

Sekali kulihatpun aku tau, itu adalah gumpalan roh jahat.

"Pergi kau!" Teriakku mengeluarkan pedang yang selalu kubawa untuk berjaga jaga.

"Hahaha! Apakah kau benar benar bisa membunuhku? Kau itu adalah produk gagal! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!" Ucap gumpalan roh itu tertawa.

"Diam! Tutup mulut mu yang hina itu! Aku bisa mengalahkanmu!" Kesalku lalu menebas gumpalan itu dengan pedangku.

Srat

"Hihihi.. Kau tidak bisa membunuhku" Gelak tawa gumpalan itu menghina ku.

Gumpalan itu mengelilingiku berniat menghasutku.

Frontyius AcademyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt