Carried Past Memory

10.2K 618 21
                                    

Alison perlahan membuka matanya, usapan lembut dari tangan seorang wanita kini ia rasakan. Ia melirik kearah wanita itu, Alison mengernyitkan dahinya ketika Elisa mulai tersenyum padanya.

Dengan suara parau, Alison memangil nama wanita itu, "Elisa...." ucapannya membuat Elisa tersentak. Bagaimana Alison sekarang bisa mengenalinya. Elisa menatap Gustavo yang sedari tadi memandangi wajah Alison. Gustavo tersenyum ketika melihat gadis itu mulai sadar.

"Elisa..." suara Alison kini terdengar dengar jelas, gadis itu meraih tubuh Elisa dan memeluknya dengan erat.

"Alison, kau...  ingat denganku?" Elisa masih tidak mempercayai bahwa Alison kini bisa ingat dengannya. Tetapi wajah Gustavo terlihat cukup berbeda, lelaki itu mengusap pelih keningnya.

"Bukankah memang aku kenal denganmu?" ucap Alison, wajah Elisa kini tersenyum, dan kembali memeluk Alison.

"Calon kakak iparku...." kini perkataan Alison membuat Elisa lemas, pupil matanya membesar, rasa sesak tengah ia rasakan. Alison, hanya ingat disaat Thomas melamar Elisa. Tetapi gadis itu masih belum ingat kecelakaan yang telah menimpanya.

"Ya... kau benar, Ali...." ucap Elisa, air matanya mulai menetes dalam pelukan Alison. Perlahan Elisa melepaskan pelukannya, dan menatap lirih wajah Alison.

Alison mengernyitkan dahinya, ia melihat Gustavo berdiri didekatnya dan tersenyum. "Dia siapa, Elisa?"

Pertanyaan gadis itu membuat Gustavo dan Elisa saling melirik, bagaimana bisa sekarang Alison tidak mengenali lelaki yang berada didepannya sekarang. Gustavo mendekati gadis itu dan bersimpuh didepan Alison.

"Kau tidak mengenali ku, Alison?" tanya Gustavo, tatapan matanya begitu dalam, gadis itu terdiam, memandangi lelaki yang tengah menatapnya.

"Kau? Siapa?" ucapan Alison membuat Gustavo terperanjat, bayangan kebersamaan dengan gadis itu kini hadir, lelaki itu menundukan wajahnya, rahangnya mulai menegang.

"Shit!" umpat Gustavo dengan nada yang cukup tinggi. Gustavo beranjak pergi menjauhi Alison. Elisa pun mengikuti Gustavo, wanita itu ingin mencoba menenangkan lelaki yang tengah kalut.

"Apa yang terjadi padanya?!" erang Gustavo, Elisa tidak mengerti, kenapa Alison tidak mengenali Gustavo. Ingatannya perlahan kembali, tetapi sekarang gadis itu seakan melupakan sosok Gustavo.

"Aku harus panggil dokter!" dengan cepat Elisa mengambil ponselnya dan menghubungi dokter. Gustavo masih terlihat panik, apa yang akan terjadi kalau Alison tidak mengenalnya lagi. Pernyataan itu kini berkecamuk difikirannya.

****

Di dalam kamar itu Alison masih dibayangi bayangan masa lalu nya. Seperti cuplikan dalam film, kejadian itu beriringan datang, dan kini perlahan ia mengingat semua yang telah ia alami.

Thomas.... Matanya terpenjam, tetapi bayangan tentang Thomas terus hadir.

December, 1997

Sebuah rumah kuno, dengan cat yang sudah mulai mengelupas, masih berdiri kokoh disebuah halaman dengan beberapa pohon rindang yang mengelilingi rumah tua itu.

Suara anak-anak kian terdengar, bermain, berkejaran, diarea rumah tua itu. Rumah dengan bangunan kuno serta pagar yang mulai berkarat adalah sebuah rumah panti asuhan.

Suara decitan mobil terdengar didepan pagar panti asuhan itu, Alison kecil umurnya masih 10 tahun, dengan cepat anak itu berlari menghampri suara mobil yang baru saja ia dengar.

Senyumnya sumringah ketika melihat seorang lelaki yang turun dari mobil itu dan terseyum serta merentangkan kedua tangannya. Alison langsung berlari menghamiri kakaknya, Thomas.

THE ORDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang