Anger That Peaked

9.9K 603 6
                                    

"Baju itu sangat cocok untukmu...."

"Ku rasa, Xander punya selera fashion yang lumayan baik...."

Wajah Alison nampak senang, ketika melihat dirinya dari pantulan cermin, mengunakan blouse bermotif floral yang begitu pas ditubuhnya. Belum selelsai ia menikmati pakaian barunya, Gustavo telah memberikan beberapa kantung belanjaan lagi lengkap beserta price tag yang belum dilepas.

"Ini sangat mahal untukku!" ucap Alison ketika mengambil sebuah dress berwarna maroon dan melihat nominal angkanya. Gadis itu pun kembali membuka kantung belanjaan yang lain. Dan lagi-lagi ia melihat harga yang cukup fantastis untuknya. Alison menggelengkan kepalanya kasar, dan menatap Gustavo yang sedang terkekeh melihatnya.

"Untuk apa kau membelikan ku barang semahal ini?" tanya Alison.

"Tidak ada salahnya kau memakai itu, karena sekarang kau adalah salah satu pemegang saham Black Tower. Semua itu akan menunjang penampilanmu."  jawab Gustavo, sambil tersenyum manis pada Alison.

"Bahkan aku tidak tahu, apa yang harus aku lakukan nanti...." ucap Alison.

"Kau fikir aku langsung menempatkanmu diposisi itu? Tentu saja tidak... kau harus belajar. Kau harus bekerja dari level bawah, setelah itu kau bisa merasakan berada diposisi teratas, di Black Tower."  Gustavo menjelaskan apa yang harus Alison lakukan, gadis itu masih terus berfikir, bagaimana ia bisa melewati semua ini.

"Kau harus kembali kuliah, dan menyelesaikan study mu. Aku ingin melihat mu berada diatas podium. Bersama ku... kau mengerti, little girl?" Gustavo berbisik lembut ditelingan Alison. Gadis itu terpejam merasakan kelembutan bibir Gustavo yang mulai menyapu telinganya. Perlahan, dengan lembut, Gustavo mampu membuat Alison terbawa ritme permainannya.

Disaat Alison merasakan kelembutan bibir itu, bayangan masalalu nya kian muncul. Seketika, ingatan tentang sebutan Gustavo untuk dirinya, little girl mulai hadir. Ingatan itu muncul, dimana ketika Alison menghampiri Gustavo dikamar mandi dalam keadaan tidak berpakaian, dan menggoda Gustavo yang sedang berendam di bath tub.

Alison mengerjapkan matanya, dan ingatan itu kembali datang. "Little girl" Alison mendengar suara Gustavo samar, memanggilnya dengan sebutan itu. Alison masih berusaha memasuki lebih dalam memori yang kini hadir dipikirannya, ia terus mengingat, apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Gustavo.

Seketika Alison melepaskan tubuh Gustavo yang mulai memeluknya, dan menciumi lehernya. Gadis itu mendorong pemilik tubuh proposional itu, hingga Gustavo kini memekik pada Alison, "Hey! Apa yang kau lakukan?!" ucap Gustavo dengan nada tinggi.

Alison memundurkan langkahnya, gadis itu mulai menangis, memeganggi tubuhnya, seperti merasa jijik pada dirinya sendiri. Bayangan tentang permainan liar bersama Gustavo teringat jelas dibenaknya, dan Alison tidak senang akan hal itu. Gustavo mencoba mendekati Alison, tapi gadis itu malah semakin melangkah mundur, hingga kini Alison menyandarkan badannya pada dinding, sambil menangis, bayangan permainan liar itu pun belum juga hilang.

"Bodoh! Aku benar-benar wanita jalang!" Alison mengumpat pada dirinya sendiri, dan membuat Gustavo terperangah, "Apa gadis ini sudah ingat tentang pergumulan itu?" gumam Gustavo dalam hati nya.

Gustavo mengusap kasar wajahnya, memperhatikan Alison yang sedari tadi hanya menangis. Lelaki itu tidak tahu bagaimana menjelaskan hubungan mereka, sedangkan Alison hanya menangsis, dan mengumpat.

"Aku malu... benar-benar malu...." ucap Alison lirih, suara tangisnya kian memudar. Tetapi gadis itu masih belum mau menatap Gustavo yang sedari tadi berdiri diambang pintu kamar itu.

Suara bell rumah Gustavo berbunyi, lelaki itu nampak bimbang, dia tidak mau meninggalkan Alison, tetapi seseorang yang tengah ia tunggu kini sudah datang. Suara bell kembali berbunyi, dan akhirnya Gustavo memutuskan menghampiri Clarine yang telah ia undang kerumahnya.

THE ORDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang