The Worst Reality

12K 759 16
                                    

Beberapa jam yang lalu,
mata itu tidak pernah lepas memandangku.
Senyuman itu pun selalu kau perlihatkan untukku.
Tapi detik ini,
Kau seakan tidak menyadari kehadiranku disini.
Tatapan matamu seakan aku orang asing untukmu.

Alison,
Aku bahagia melihatmu mulai tersenyum dan ingatanmu mulai kembali...
Tapi disini, aku sedang berusaha...
Bagaimana caranya berkenalan denganmu, lagi?

Gustavo menatap wajah Alison yang sedang berbincang dengan Elisa. Gadis itu tertawa, bercanda, serta beberapa kali memeluk Elisa. Gustavo hanya bisa melihatnya dari balkon rumah yang menghadap ke taman.

Langit kian gelap, Alison masih betah bermain dihalaman belakang rumah itu, bersama Elisa dan beberapa anak panti disana. Tanpa sedikitpun Alison menoleh ke arah Gustavo, padahal lelaki itu berharap Alison menghampirinya.

"Dimana Thomas? Setelah kecelakan itu, aku tidak pernah lagi melihatnya. Apa dia tidak merindukanku?" pertanyaan Alison seketika membuat Elisa terdiam, Elisa menundukan wajahnya, menahan air matanya yang sebentar lagi akan menetes.

"Apa Thomas baik-baik saja?" Alison kini menatap wajah Elisa yang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dari nya.

"Dimana Thomas?!" Alison mengoyangkan bahu Elisa, berharap wanita itu bicara. Tetapi, Elisa hanya memeluknya, dan menangis. Situasi ini benar-benar membuat Alison tidak mengerti, apa yang terjadi padanya.

"Katakan, Elisa!"

"Thomas... 5 tahun yang lalu, dia meninggal... karena kanker otak...."

Alison terasa sesak, ketika Elisa memberitahunya bahwa kakaknya telah meninggal. Seketika Alison melepaskan pelukannya, ia berlari keluar dari panti asuhan itu. Air matanya terus mengalir, kenyataan pahit harus ia hadapi.

Alison terus berlari tanpa menghiraukan Elisa yang sedari tadi mencoba menghentikannya. Gustavo pun melihat Alison dan langsung mengejarnya. Alison terus berteriak memanggil nama Thomas.

Gadis itu berlari ditengah langit yang sedang menampakan kilatnya, suara dentuman kilat seakan meyuruhnya untuk berhenti berlari, cahaya kilat itu seperti membelah langit dimalam hari ini. Alison tidak peduli, langkah kakinya terus berlari.

Suasana jalanan yang sepi kini terus membawa arah kaki itu melangkah, entah sampai dimana dirinya sekarang. Jalan itu nampak tidak berujung, Alison masih menangis diantara dentuman petir dan jalanan yang tidak berpenghuni.

Air hujan kini turun, air mata Alison pun sudah bercampur dengan air hujan yang kini membasahi wajahnya. Gadis itu berhenti dari pelariannya, ia berteriak dengan memanggil satu nama, Thomas.

"THOMAS!!!" Alison merasa hidupnya semakin sendiri, tidak ada lagi orang tua dan saudaranya. Ketika ingatan itu kembali, harusnya kebahagian kini ia rasakan, tetapi kenyataanya sangat jauh berbeda.

Alison merengkuh dipinggir jalan, dingin, bibirnya mulai bergetar hebat. Matanya terus berputar, seakan ia tidak tahu kemana jalan hidupnya kini yang harus ia lalui. Bayangan Thomas kini berada difikirannya, tidak ada yang lain. Hanya Thomas. Bibir itu masih bergeming memanggil nama Thomas.

Terlihat dari kejauhan Gustavo berlari, mengejar Alison, dan langkahnya sekarang terhenti ketika melihat Alison yang sedang duduk mendekap sendiri tubuhnya. Perlahan lelaki itu mulai berjalan mendekati Alison.

Di tengah hujan yang cukup deras, dinginnya malam yang semakin menggigit, gadis itu masih menangis. "Lihatlah Thomas, bagaimana keadaan Alison...." ucap Gustavo, ia tidak tega melihat keadaan Alison yang sekarang terpuruk. Sangat terpuruk.

Gustavo mendekati Alison, dan kini lelaki itu memeluk tubuh Alison dengan cukup erat, "Hey... sudah jangan menangis...." ucapnya, Gustavo berusaha menenangkan Alison.

THE ORDER Where stories live. Discover now