ID-7

1.3K 185 6
                                    

Normal POV

Hujan jatuh membasahi bumi membuat setiap insan merasa bahagia karena bisa beristirahat di dalam rumah masing-masing tanpa di bebankan pekerjaan yang menumpuk. Namun berbeda dengan Vanessa, ia menyuruh Anneth untuk meninggalkannya sendiri di taman belakang pack. Dan duduk ditemani rintik-rintik hujan yang membuatnya basah kuyup. Ia baru saja sah menjadi istri dari Matenya--Roy dari pernikahannya yang sangat terburuk yang pernah ada. Ya, pernikahan yang menjadi titik kehancurannya sendiri, kata-kata benci itu terus terngiang di kepalanya, apa ini memang takdirnya menjadi orang yang selalu dibenci dan tak dianggap? Isakan kecilnya tiba-tiba berubah menjadi isakan yang cukup keras namun isakannya saja seolah tidak diterima oleh bumi dan membiarkan hujan turun semakin deras menelan suaranya sendiri.

'Vanessa, kumohon jangan seperti ini Vanessa. Kau membuat diriku ikut merasakan sakit ini juga' ujar Chloe parau.

"Maafkan aku, Chloe...tapi aku tidak bisa menahan rasa sakit ini....aku tak sanggup lagi." Suara Vanessa mulai serak dan tambah menitikkan air matanya.

Anneth saja sudah membujuknya agar berhenti menangis dan selalu sabar. Awalnya Vanessa sudah berhenti menangis namun ia mengulang lagi menangisnya di taman ini.

'Kau harus semangat, Anes. Kau bisa melakukan hal-hal yang bisa membuat Roy berfikir dua kali untuk tidak membencimu lagi." Ujar Chloe mulai ceria

Vanessa hanya tertegun, berfikir keras. Apa ia bisa melakukannya? Ia takut Roy bukannya menyukainya tapi malah semakin membencinya.

"Aku...aku tidak yakin Chloe." Cicit Vanessa.

Chloe hanya bisa mendengus pelan, "tapi semua itu terserahmu saja, aku akan selalu menemanimu." Ujar chloe.

Chloe langsung memutuskan mindlinknya, dan membuat suasana kembali sunyi hanya suara deras hujan memekakkan telinga yang setia menemaninya. Ia kembali menitikkan air matanya sambil menengadahkan kepalanya, "ibu...ayah...maafkan putrimu ini..kuharap kalian selalu tenang di atas sana. Aku sangat merindukan kalian berdua...tapi kakak juga selalu menemaniku walau waktunya untukku sangat terbatas karena kesibukannya.

Orang tua Vanessa dikabarkan meninggal saat terjadi penyerangan sekelompok rogue. Namun untungnya Jack dan vanessa bisa selamat dari peristiwa mengerikan itu. Hanya itu yang bisa ia ingat, sisanya hanya gambaran blur di memorinya. Hingga sekarang ia merasakan tidak ada air hujan yang menimpa kepalanya, ia menolehkan kepalanya hingga melihat sebuah payung hitam menaunginya yang dipegangi oleh seseorang yang sangat ia kenal.

Dia adalah...

....Erick

Vanessa tersenyum kecil sebelum kegelapan memeluknya dengan sukarela.

******

Erick berlari terbirit-birit menuju sebuah kamar sambil menggendong seorang gadis, tak memperdulikan bajunya yang basah kuyup. Hingga sampailah ia di kamar itu dan menyuruh beberapa maid untuk menggantikan pakaian gadis sebelum ia berdiri di depan pintu, memberi sedikit privasi.

Setelah dipanggil oleh salah satu maid, Erick langsung menghampiri gadis itu dan menggenggam tangannya yang sangat dingin bak bongkahan es.

"Hei vanessa, ayo sadarlah." Ujar erick sambil menggosokkan tangannya menyalurkan kehangatan yang ia punya.

"Kau yang disana!! Panggilkan dokter pack!! Cepat!!!" Perintah erick setengah berteriak.

"Baik, Beta." Ujar maid tersebut.

Tiba-tiba seseorang masuk dan memanggil nama gadis bersurai coklat itu dengan nada yang sarat akan kekhawatiran.

"Jack?" Ujar erick pelan.

Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ