ID - 23(B)

1.2K 140 3
                                    

Malam mulai beranjak menggantikan tugas senja. Namun, seorang wanita tampak sedang menangis di kamarnya mengingat apa yang baru saja ia dengar dari kamar kakaknya.

Ia bahkan tak merasakan hal yang janggal pada tubuhnya, namun yang ia sesali ia tak membaca buku itu sampai tuntas hingga ia mendengarkan fakta pahit itu dari mulut orang lain.

Sebentar lagi gerhana bulan akan terjadi, ia harus melakukan penyatuan itu walau resiko yang ditanggungnya bukan main-main. Namun ia tak ingin terlihat lemah dan mengeluh atas semuanya. Ia siap. Ralat sangat siap.

Ia berharap malam nanti akan berhasil dan mengembalikan miliknya yang seharusnya.

***

Malam sudah menunjukkan pukul 11 dan cahaya malam mulai meredup digantikan secara perlahan dengan cahaya pijar berwarna kemerahan. Bulan tersebut sungguhlah besar membuat semua orang terkagum.

Bahkan tanpa diketahui orang, Roy dan Vanessa sudah berada di kamar milik Vanessa.

"Aku melakukannya demi rakyatku, jadi kau jangan terlalu berharap pada apa yang akan aku lakukan. Aku tidak pernah mengharapkan ini. Mengerti?!" Ujar pria itu dingin.

Wanita itu hanya mengangguk, namun dalam hatinya ia selalu berharap bahwa usahanya nanti tidak akan sia-sia.

Roy tampak berjalan kebelakangnya dan menurunkan risleting bajunya secara perlahan, hingga Roy melihat sebuah ukiran indah seperti dreamcatcher yang lumayan besar hampir menutupi seluruh punggungnya. Tapi ia tak mempedulikannya. Ia hanya melanjutkan kegiatan itu tanpa ragu.

Vanessa hanya menutup matanya dan membiarkan malam itu berlanjut hingga terhenti dengan sendirinya.

>>SKIP>> (AUTHOR SAMPAI SINI BUAT ADEGANNYA...KARENA ANA TAK NGERTI BIKIN ADEGAN BERBAU 17+)

Pagi datang menyapa insan yang tertidur namun Vanessa tampak berbaring menghadap kearah pria yang terlelap di hadapannya dengan wajah damai tanpa beban sama sekali. Ia memutar ingatan tadi malam saat cahaya merah itu menimpa mereka berdua yang sedang melakukan penyatuan membuat hatinya cukup lega Bahwa Moon Goddes mendengarkan permintaannya, tapi ia tak tahu pasti apa pria ini telah kembali ke keadaan semula. Hanya Moon Goddes itu yang tahu.

Ia tak menyesal sama sekali telah melakukannya dengan Roy bahkan ia sangat bahagia bahwa ia bisa bersatu dengan tubuh Roy, separuh jiwanya telah tertanam dalam tubuh pria yang ia cintai itu. Dan satu hal yang membuatnya bahagia bahwa segel di ingatannya telah terbuka hingga ia bisa mengingat dengan jernih peristiwa suram yang menjadi awal ketidaknormalan hidupnya dan cinta pertamanya, dia Roy...pria yang ia selamatkan nyawanya dari serangan para Rogue. Pangeran kecilnya dulu telah tumbuh menjadi seorang Alpha yang kuat dan disegani kaum yang lainnya.

Tanpa ia sadari ia meletakkan tangannya di pelipis pria itu dan mengusapnya pelan hingga matanya menangkap sebuah ukiran bunga dengan 10 kelopak dan bagian tengah yang berwarna biru di pergelangan tangannya. Ia tahu bahwa itulah rentang hidupnya yang tersisa. Ia ingat jelas apa yang dikatakan Irena saat itu bahwa hidupnya tergantung pada kekuatan yang akan ia keluarkan nantinya. Ia hanya menghembuskan nafas pelan dan beranjak dari peraduannya itu untuk membersihkan dirinya.

"Kembalilah padaku, my Alpha. Ro mu ada disini bersamamu." Vanessa hanya tersenyum tipis hingga dia menghilang dibalik pintu kamar mandi.

*****

Sepasang suami istri tampak mengatupkan tangannya sambil terus mengucapkan syukur pada Moon Goddes. Mereka tidak lagi dibelenggu karena rasa bersalahnya pada Alpha tersebut.

Sebuah kekuatan yang dahsyat telah mematahkan sihir yang mereka berikan pada pria itu.

"Aku yakin dia adalah putriku, dia yang melakukannya. Aku sangat yakin Vanessa kita yg melakukannya." Ujar Marie pada suaminya itu, entah kenapa ia sangat yakin bahwa semuanya adalah perbuatan putri mereka. Karena hanya Marie lah satu-satunya White Wizard yang tersisa.

Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Where stories live. Discover now