FL - 29

1K 132 17
                                    

“Siapa yang kau panggil dengan Vanessa, Sayang?”

.

.

.

Roy langsung melepaskan pelukan itu dan mengerutkan keningnya bingung.

“Apa maksudmu? Tentu saja kau. Siapa lagi,” ujar Roy Bingung.

Vanessa membuka matanya, menampilkan iris merahnya yang pekat. Roy menjadi semakin tidak mengerti dengan situasinya.

“Apa kau melihat sesuatu, Vanessa?” tanya Roy setelah melihat matanya itu.

“Tentu…aku melihat masa laluku yang kelam bersamamu. Ingat?” ujar Vanessa Acuh.

Roy hanya diam dan tak bisa apa-apa. Hingga diruangan itu muncul gambaran akan masa kecil Vanessa yang tertusuk oleh banyak anak panah demi menyelamatkan Roy.

“Kau tidak ingat ini?”

“Darimana…~”

“Tentu aku tau…kau ingat siapa itu Ro bukan?” ujar Vanessa dengan wajah cuek dan nada terkesan mengejek. Dia hanya memutar bola matanya malas sambil memainkan jarinya. Vanessa menghembuskan nafasnya bosan dengan kasar dan perlahan mendekati pria itu.

“Dia sahabatku, dia yang menyelamatkan nyawaku, dia…~” ujar Roy gelagapan.

“Ya!! Itu aku!! Vanessa Rose….sahabatmu, Ro!! Kau masih tidak paham?! Kau masih tidak mengenalnya?! Harus berapa kali supaya kau paham? Kita sudah melakukan penyatuan…tapi apa, huh…kau dengan kebodohanmu masih tidak menyadarinya? Keparat Kau!!!” marah Vanessa dengan suaranya yang melengking  dan menghantam Roy hingga membentur dinding dengan kekuatannya tanpa menyentuh pria itu sama sekali.

“Uhuk..uhuk…Vanessa kau kenapa?!” teriak Roy sambil mencoba untuk bangkit.

Tanpa diduga, Vanessa melempar tongkat jalannya ke sembarang arah. Dan berjalan normal sebagaimana mestinya.

“Vanessa…kau…~” ujar Roy terkejut sambil membulatkan matanya.

“Aku tidak cacat… Ya ya aku tau itu…Huh…tak kusangka kau sebodoh itu,” potong Vanessa sambil duduk di sebuah kursi kayu didekat cermin.

“Tapi bagaimana bisa…kau..”

“Huhh…aku capek berakting, membosankan. Tanganku sakit menahannya. Aduh…sangat tidak etis… Kau tau, aku sangat membencinya,” ujar Vanessa blak-blakan dengan akting seolah dia menderita saat menjalankannya.

“Kau bukan Vanessa kan?! Jawab!” bentak Roy tersulut emosi.

Tiba-tiba, Vanessa telah berada dihadapannya dan mencekik dirinya. Sulur hitam tampak menjalar ditangan putih Vanessa hingga berhenti tepat di pergelangan tangannya. Wanita itu tampak seperti menimang-nimang keputusannya untuk melenyapkan pria yang dicekiknya sekarang. Ia tampak membenamkan kukunya yang panjang hingga mengalir darah disana dan menjatuhkan pria itu seperti membuang kaleng bekas.

“Sayang, ini aku…Vanessa-mu. Kenapa kau menanyakan hal murahan seperti itu?” ujar Vanessa membuat ekspresi memelas dan tiba-tiba terkekeh setelah melepaskan cekikan itu.

“Vanessa-ku orangnya pendiam, pemalu, ramah, sopan…tidak seperti ini!! Bukan wanita yang kasar dan mengucapkan kata-kata sampah seperti itu!! Dia tidak akan membuat ekspresi menjijikkan seperti ini!! Ini sifat seorang wanita murahan!! Bukan sosok Wanita yang aku cintai!! Jadi jujur!! Siapa kau?!” Bentak Roy dengan nafas yang naik turun.

“Apa tadi? Aku baik? Aku ramah? Apa aku tidak salah dengar? Hahaha…kau sangat naif, ck ck ck, yang benar adalah  Aku tidak baik…aku tidak ramah…yang dihadapanmu sekarang, yang bersamamu selama ini hanya cerita palsu. Aku pura-pura baik untuk melihat bagaimana sikapmu pada wanita lemah sepertiku. Dan benar saja…kau menyakitiku dengan sangat keji. Kau mengatakan pertemuan kita adalah sebuah kesalahan. Kau mau menyentuhku hanya demi kehormatanmu sendiri. Kau tidak tau rasa sakitnya saat kau melubangi leherku dan tak menolongku saat kulitku sudah tertanam pecahan kaca. Tapi setelah aku menyalurkan kekuatanku dan kau menjadi lebih baik lagi. Kau seolah-olah melupakan semua dosamu padaku dan bersikap sok manis dan mencintaiku setengah mati, apa kau pantas menjadi seorang pria? Kau hanya bajingan yang mau menerima bagian kesenangannya saja. Saat kesusahan kau mencampakkannya seperti sampah yang busuk. Kau tak pantas untuk semuanya!” ujar Vanessa panjang dalam satu tarikan nafas. Nafasnya terengah-engah setelah mengucapkan semua sumpah serapah itu pada Alpha Moonlight pack tersebut.

Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Where stories live. Discover now